Bank Central Asia Catatkan Aset di atas Rp 1.075,6 triliun

0
2616

Jakarta, Komite.id- PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan aset di atas Rp 1.075,6 triliun sepanjang 2020. Adapun realisasi ini naik 17 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 918,99 triliun.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan dalam sejarah sejak berdiri pada 21 Februari 1957 perusahaan mencatatkan aset di atas Rp 1.000 triliun.“Pertama kalinya dalam sejarah sejak berdiri mencatatkan aset di atas Rp 1.000 triliun,” ujarnya saat konferensi pers paparan kinerja BCA secara virtual, Senin (8/2).

Menurutnya kenaikan aset ini sejalan dengan kinerja dana pihak ketiga (DPK). Tercatat current account and savings account (CASA) tumbuh 21 persen menjadi sebesar Rp 643,9 triliun. Sedangkan deposito berjangka meningkat sebesar 14 persen menjadi sebesar Rp 196,9 triliun.

“Secara total, DPK naik 19,3 persen YoY menjadi Rp 840,8 triliun pada 2020. Pertumbuhan dana pihak ketiga tidak lepas dari tingginya tingkat kepercayaan nasabah serta kuatnya pondasi bisnis perbankan transaksi BCA, yang mana telah memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank. CASA berkontribusi sebesar 76,6 persen dari total DPK,” tegasnya.

CASA juga dikontribusi oleh franchise perbankan transaksi BCA dan pengembangan berbagai layanan digital. Untuk current account atau tabungan giro, tercatat naik 14,3 persen (yoy) mencapai Rp 205,42 triliun.  “BCA memproses sekitar 3 juta transaksi per hari selama sembilan bulan pertama tahun 2020, meningkat dari 26 juta transaksi per hari pada periode yang sama tahun sebelumnya,” pungkas Jahja.

Selain itu,  BCA mencatatkan penurunan laba sebesar 4,2 persen menjadi Rp 20 triliun hingga kuartal III 2020. Pada tahun lalu di periode yang sama, laba mencapai Rp 20,9 triliun (year on year/yoy). Penurunan laba disebabkan oleh meningkatnya biaya pencadangan di tengah pandemi Covid-19. BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp 9,1 triliun, meningkat sebesar Rp 5,6 triliun atau 160,6 persen (yoy).

Sebagai informasi, Direktur Bank Central Asia (BCA)   akan memberikan keynote  dalam perhelatan Satu Data Indonesia Web Summit 2021 yang diselenggarakan Asosiasi Big Data & AI (ABDI)  selama dua hari yakni  pada tanggal 6 Juli dan 8 Juli 2021 secara virtual  di Jakarta.

Day 1  Satu Data  Kependudukan Indonesia (SDPI) BRI  eHall pada 6 Juli  bertema Data Integrity, Inclusive and Governance.

Day 2   Digitalisasi Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) , ABDI eHall pada 8 Juli mengusung tema Digital Goverment (e-Goverment) Services for Economy Recovery.

Web Summit SDI yang diselenggarakan oleh ABDI ini merupakan ajang untuk mendukung percepatan Satu Data Indonesia yang mengatur tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat, terverifikasi, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat dibagikan. Seperti diketahui, Peraturan Presiden (Perpres) 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia telah diterbitkan. (red)