Jakarta, Komite.id- Adanya pandemi Covid-19, secara tidak langsung memaksa banyak orang dan perusahaan untuk beralih ke aspek digital. Bahkan secara global, akseslerasi digital yang terjadi selama pandemi menjadi 3 tahun lebih cepat dari rencana sebelumnya.
Dalam sektor konstruksi penggunaan dan pemanfaatan digital seperti Artificial Intellogence atau otomatisasi bisa memberikan peluang cukup besar dan menjadikan aktivitas lebih efisien. Namun, di sisi lain, digitalisasi ini meningkatkan juga ancaman siber. Sehingga diperlukan langkah mitigasi di seluruh rantai pasokan konstruksi.
Inilah yang menjadi tema dalam acara webinar “Indonesia’s Digital Transformation and Cybersecurity in the Construction Sectors” yang diselenggarakan pada hari Selasa 24 Agustus 2021. Acara ini melibatkan Autodesk, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kementerian PUPR, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Kementerian Kominfo.
“Peluang digital ekonomi di Indonesia begitu besar. Menurut beberapa laporan, angkanya bisa mencapai US$ 124 miliar pada tahun 2025. Sehingga banyak orang cukup bersemangat dalam hal tersebut. Oleh sebab itu, dibutuhkan kunci untuk membuka potensi yang besr tersebut melalui berbagai kemitraan global. Perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat siap membantu membuka peluang tersebut. Seperti Autodesk yang memiliki banyak pengalaman dan SDM yang siap beroperasi di seluruh dunia,” ujar Michael Kleine, Charge d’Affaires, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta.
Michael Kleine mengatakan, Amerika Serikat berkomitmen untuk ‘Building Back Better’ ketika bangkit dari pandemi. Kemitraan yang terjalin antara perusahaan-perusahaan Amerika dan Indonesia menawarkan solusi inovatif untuk mewujudkan hal tersebut, dengan mengedepankan berbagao peluang untuk kolaborasi baru, kesejahteraan yang terjaga, dan keamanan yang lebih baik bagi berbagai perusahaan, pemerintah, serta yang terpenting, masyarakat di seluruh dunia. “Saya yakin kemitraan dengan perusahaan seperti Autodesk akan menjadi contoh bagaimana keahlian Amerika dapat berkontribusi untuk mengedepankan sasaran kita bersama,” ujarnya.
Indonesia memang dinilai memiliki pasar konstruksi dengan pertumbuhan yang tercepat sehingga pemerintah selalu aktif mendorong perusahaan-perusahaan untuk memanfaatkan teknologi dan digitalisasi dalam berbagai projek di sektor konstruksi. Salah satu kementerian yang sudah mulai menggunakan digital ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumaahan (PUPR). Kementerian ini bahkan telah memanfaatkan Building Information Modelling (BIM) untuk proses pembangunan berbagai jalan, dan terowongan, hingga gedung-gedung pemerintahan.
“Sesuai dengan target Bapak Presiden untuk mengembangkan ekonomi digital Indonesia, Bapak Menteri Basuki Hadimuljono sudah memberikan mandat untuk penggunaan BIM sebagai bagian dari transformasi digital di kementerian. Targetnya adalah untuk mewujudkan tata kelola yang baik dengan transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan keadilan,” ucap Nazib Faizal, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, KemenPUPR.
Autodesk sendiri sebagai salah satu perusahaan asal Amerika turut mendukung usaha transformasi digital yang dilakukan oleh berbagai perusahaan konstruksi di Indonesia. Sebagai pemimpin dalam software desain 3D, rekayasa dan hiburan, Autodesk memiliki rekam jejak implementasi transformasi digital yang sudah terbukti dalam penggunaan teknologi-teknologi canggih seperti Architecture, Engineering, and Construction (AEC) Industry Collection dan BIM 360 sebagai bagian dari Autodesk Construction Cloud untuk mengotomatisasi alur kerja untuk meningkatkan produktivitas.
Autodesk berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan data miliknya dan data milik pelanggan. Dibangun dengan pengalaman lebih dari 35 tahun, Autodesk Security Framework mengintegrasikan fitur-fitur keamanan seperti perlindungan endpoint, manajemen identitas dan akses, patching dan hardening, dan keamanan ofensif untuk melindungi investasi pelanggan di setiap tahap.
“Sangat menarik sekali melihat bagaimana Pemerintah Indonesia merangkul digitalisasi sebagai roadmap untuk menjadikan Indonesia selalu terhubung. Dan Autodesk sangat bangga bisa berperan di sini terutama untuk bidang konstruksi,” ujar Haresh Khoobchandani, Vice President of Asia Pacific, Autodesk.
“Autodesk berkomitmen membantu pasar Indonesia dalam melakukan transformasi digital. Sejak 2018 kami sudah berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan lokal seperti Waskita Karya, salah satu perusahaan konstruksi terbesar milik negara, untuk mendorong pemanfaatan solusi digital dalam sektor konstruksi,” lanjut Haresh.
Ditambahkannya, bersama Waskita, pihaknya menggarap beberapa proyek nasional berskala besar, seperti waduk Temef dan proyek-proyek lain termasuk pembangunan gedung bertingkat, jalan raya, dan jalan tol. Solusi-solusi kami membantu Waskita memangkas waktu untuk gambar produksi dan rekayasa, sehingga berkontribusi pada penghematan waktu dan biaya secara keseluruhan.
“Berdasarkan pengalaman kami sebelumnya, transformasi digital bisa menantang tanpa pengalaman dan panduan yang komprehensif, dan kami berharap bisa berbagi keahlian kami di berbagai bidang transformasi digital dengan pasar Indonesia,” katanya.
Tantangan Transformasi Digital di Bidang Konstruksi
Diluar potensi yang luar biasa dalam digitalisasi di bidang konstruksi, ada tantangan yang juga harus dihadapi. Tantangan ini adalah kemungkinan terjadinya peningkatan serangan siber. Hal ini tentunya harus diwaspadai, sehingga diperlukan mitigasi di berbagai sektor seperti rantai pasokan, yang berhubungan dengan konstruksi.
Ancaman siber ini tidak main-main. Bahkan, anomali siber di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat, mencapai lebih dari 495 juta kasus di tahun 2020 sebagai akibat dari kerja jarak jauh. Ini adalah angka tertinggi yang tercatat oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Salah satu cara untuk menjamin keamanan siber yang komprehensif adalah dengan menggunakan sistem dan perangkat elektronik yang sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku,” kata Dedy Permadi, , Juru Bicara dan Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika untuk Kebijakan Digital dan Sumber Daya Manusia. “Dengan manajemen risiko keamanan siber yang melibatkan perencanaan dan monitoring menyeluruh, berbagai organisasi dapat mengoptimalkan potensi transformasi digital yang mengalami percepatan.”
“Khusus untuk sektor konstruksi, BSSN juga akan melindungi. Hal ini karena kita sudah memiliki satu direktorat yang khusus menangani keamanan di bidang jasa konstruksi. Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Industri akan mengamankan pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan kebijakan teknis dalam sektor industri dan jasa konstruksi,” kata Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Oleh sebab itu, dengan mempertemukan para perwakilan dari sektor publik dan swasta dalam sesi berbagi pengetahuan demi mendorong kemajuan, Autodesk, Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Pemerintah Indonesia berharap dapat mengembangkan roadmap awal untuk membantu memperkuat fondasi keamanan siber negara.
Kemitraan yang terjalin antara perusahaan-perusahaan Amerika dan Indonesia menawarkan solusi inovatif untuk mewujudkan hal tersebut, dengan mengedepankan berbagai peluang untuk kolaborasi baru, kesejahteraan yang terjaga, dan keamanan yang lebih baik bagi berbagai perusahaan, pemerintah, serta yang terpenting, masyarakat di seluruh dunia (red)