Lewat langkah visionernya dalam mengembangkan sistem pemasaran berbasis digital, kini ia menjadi seorang technopreneur yang digandeng pemerintah untuk berkontribusi menyukseskan program penguatan sektor IKM/UMKM di Indonesia.
JAKARTA, Komite.id – Bangli selama ini dikenal dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, ternyata memiliki potensi sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Salah satu puteri daerah Bangli yang membanggakan lewat prestasinya sebagai akademisi dan pengusaha yaitu Ni Wayan Sri Ariyani. Lewat langkah visionernya dalam mengembangkan sistem pemasaran berbasis digital, kini ia menjadi seorang technopreneur yang digandeng pemerintah untuk berkontribusi menyukseskan program penguatan sektor IKM/UMKM di Indonesia.
Berbicara mengenai perkembangan technopreneurship di Pulau Dewata, maka tak lengkap bila belum menyebutkan nama Ni Wayan Sri Ariyani. Sosok perempuan satu ini sejatinya merupakan dosen di program studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana. Hanya saja Ia juga aktif berkiprah sebagai pengusaha di bidang teknologi informasi. Perempuan kelahiran Bangli, 3 Mei 1967 tersebut, memimpin PT. Baliyoni Saguna, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sudah eksis selama dua dekade lebih.
Ari, demikian Ia disapa, dikenal sebagai sosok yang selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk berkegiatan produktif. Terbukti di luar kesibukan sebagai pengajar dan pebisnis, Ia juga aktif di bidang konsultan TI. Sering juga berkesempatan menjadi konsultan perencanaan teknologi informasi atas permintaan dari beberapa instansi pemerintahan di kabupaten maupun kota di Bali dan Nusa Tenggara. Wanita yang memiliki hobi jalan-jalan dan bermain golf ini juga telah menyelesaikan beberapa penelitian, khususnya di bidang technopreneurship. Ia berhasil menerbitkan beberapa buku serta kerap diundang sebagai narasumber dalam kegiatan incubator bisnis di perguruan tinggi.
Menjawab Tantangan Masa Pandemi
Sebagai sosok yang lama berkecimpung di dunia pemasaran, Ari melihat adanya tantangan besar yang harus dihadapi pelaku usaha di masa pandemi ini. Persoalan yang kini ditemui adalah bagaimana agar dapat menggerakkan sektor Industri Kecil, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tengah penurunan daya beli masyarakat serta kebijakan pembatasan sosial. Menjawab tantangan itu, Ari Bersama tim professional PT. Baliyoni Saguna menghadirkan platform digital tempat mempertemukan penjual dan pembeli secara online. Sebuah market place Bernama BaliMall.id diluncurkan untuk mewadahi para pelaku IKM/UMKM di Indonesia dalam memasarkan produk lokal.
BaliMall.id baik dari segi sistem dan penggunaannya sudah jadi serta siap pakai sehingga para pengrajin tidak perlu khawatir. Tim BaliMall.id akan terjun langsung dan membantu pengrajin dalam proses packaging, pengambilan foto dan pembuatan deskripsi produk. Platform digital ini pun telah mendapat dukungan langsung dari pemerintah daerah Bali dan Indonesia, telah bergulir sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Diharapkan lewat platform digital marketplace BaliMall.id, para pengusaha lokal tetap menggeliatkan usaha mereka di tengah situasi pandemi.
Ari cukup beruntung karena usahanya masih eksis selama pandemi berlangsung. Permintaan terhadap perangkat teknologi informasi masih tetap ada. Untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen dan pelaku usaha, sejak bulan November tahun 2020 BaliMall.id telah menjadi e-marketplace mitra Bela Pengadaan dan Toko Daring LKPP yang mewadahi UMK go online, sehingga dapat berpartisipasi dalam pengadaan pemerintah dengan mengutamakan produk-produk dalam negeri.
Di sisi lain, brand Baliyoni sudah lama dikenal. Sejak didirikan pada tanggal 3 Mei 2000, Baliyoni telah melayani kebutuuhan teknologi informasi dan komunikasi puluhan institusi pemerintah maupun pihak swasta. Kontrol kualitas yang ketat terhadap proses dan hasil akhir pekerjaan menjadikan Baliyoni tetap eksis hingga hari ini.
Perjalanan Menggapai Karir
Ari sudah menaruh minat di bidang pemasaran sejak usia kanak-kanak. Di saat anak-anak lainnya tumbuh dalam keceriaan aktivitas bermain, Ari justru banyak menghabiskan waktu untuk berjualan. Sewaktu duduk di bangku sekolah dasar, Ia sudah mengaplikasikan jiwa kewirausahaan dengan menjajakan kue di sekolah. Selepas sekolah Ia kembali melanjutkan kegiatan berdagang dengan memasarkan kue ke asrama-asrama yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
Melihat usaha Ari kecil dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah, bisa jadi akan banyak yang mengira dirinya terpaksa melakukan demi membantu perekonomian keluarga. Nyatanya Ari dilahirkan dari kalangan keluarga yang berkecukupan. Sehingga soal biaya hidup, ia tidak perlu khawatir. Kesibukan Ari dalam berwirausaha ternyata cukup menyita waktunya. Semakin lama ia kehilangan waktu untuk belajar, namun tidak mempengaruhi nilai akademisnya.
Tibalah saat memasuki perguruan tinggi, terdapat satu jurusan yang menarik minat Ari yaitu teknik elektro. Tak main-main, Ia mencoba peruntungan dengan mendaftar di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Melalui perjuangan yang tak mudah Ia dinyatakan lolos sebagai mahasiswa Universitas Udayana. Kemudian, semester 6 dicangkok ke Institut Teknologi Sepuluh November di Surabaya. Sejak itulah, perjalanan Ari dimulai dalam mencari ilmu dan pengalaman di perantauan.
Pada tahun 1992, Ia pun berhasil meraih gelar sarjana strata 1. Tak lama setelah itu, Ari diterima menjadi dosen di Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana tahun 1993. Di tahun 2009, Ari berhasil menyelesaikan studi Program Magister/S2 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana bidang manajemen marketing. Kemudian, di tahun 2015, ia berhasil meraih gelar Doktor/S3 bidang manajemen marketing di Universitas Udayana.
Melalui kisah perjalanan hidup Ari, satu hal pelajaran yang dapat dipetik bahwa siapa pun dapat berkesempatan meraih kesuksesan. Setiap individu dari berbagai latar belakang Pendidikan, sosial, ekonomi berhak sukses asalkan memiliki kemauan yang tinggi untuk mewujudkannya. Selain itu, sikap konsisiten Ari dalam menekuni bidang yang disukai, dapat dijadikan inspirasi. Khususnya para perempuan yang juga ingin menjadi technopreneur seperti sosok Ni Wayan Sri Ariayani.