Era Digital, Teknologi Jangan Sampai Menggantikan Manusia

0
2088
Potret Chairman ABDI, Rudi Rusdiah, saat opening perhelatan DataGovAI 2021, e-Hall ABDI, (25/11/21)

 Ini lah yang dinamakan masalah sesungguhnya, karena jangan sampai teknologi menggantikan manusia tetapi justru kegunaan teknologi hanya untuk meningkatkan kemampuan manusia. Sehingga mencegah bertambahnya pengangguran,”

JAKARTA, Komite.id – Seperti yang diketahui, era digitalisasi saat ini membutuhkan banyak penggunaan data dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kegiatan kependudukan, sekolah, transaksi dan lain-lain yang melibatkan data pribadi untuk mengakses ke platform digital. Hal ini menjadi penting bagi perusahaan untuk melakukan keamanan data pribadi perusahaan dan karyawan sebagai bentuk pencegahan terjadinya kebocoran data.

Terlebih, para penjahat kian pintar dalam membobol data dengan menggunakan berbagai macam cara. Untuk itu, dalam upaya pencegahan terjadinya kebocoran data, Asosiasi Big Data & AI (ABDI) menyelenggarakan event akbar Websummit Data SecurAi yang mengangkat tema “Data Security, Privacy, Asset & Infrastructure Protection, Acreditation, Democracy & Sovereignty With AI” pada 29 & 30 Maret 2022.

“Data protection semestinya sudah kita lakukan sejak memasuki era Big Data. Di mana Big Data mencakup keseluruhan data baik data enterprise dan data publik yang menimbulkan masalah baru yang juga menawarkan banyak manfaat. Sementara kedepannya kita akan memasuki era artificial intelligence, hal ini menjadi perlu menciptakan keamanan data yang baik,” ucap Chairman ABDI, Rudi Rusdiah kepada reporter Komite.id, di Jakarta.

Pada dasarnya, perlindungan data yang baik akan berdampak pada kepercayaan konsumen serta peningkatan performa perusahaan. Sehingga keamanan data menjadi harus dilakukan sehubung dengan berkembangnya teknologi. Apalagi, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan sejumlah e-commerce pernah mengalami kebocoran data. Di mana hal ini menjadi peringatan serta pembelajaran bagi kita untuk mencegah kejadian tersebut berulang.

“Event Data SecurAI ini akan berfokus pada keamanan data, kadaulatan data dengan menerapkan AI karena kita memasuki era digital transformasi, sehingga serangan-serangan data akan semakin meningkat dan rentan bagi seluruh sektor di Indonesia,” papar Rudi Rusdiah.

Dia mengatakan, event ini menjadi penting untuk diselenggarakan pada awal tahun 2022 karena bertepatan dengan pembahasan G20, karenanya diselaraskan dengan kebijakan keamanan data tidak hanya secara nasional melainkan secara kerja sama global. Di mana diperlukan peningkatan ketahanan data terhadap serangan hacker.

Lebih dari itu, Chairman ABDI juga mengungkapkan bahwa event ini dilaksanakan dengan harapan dapat menciptakan kolaborasi dengan lembaga dan pemerintah, para stakeholder serta sejumlah instansi yang bergerak dibidang pengamanan data untuk bersama-sama bertukar pandangan untuk menciptakan keamanan data yang kuat dan sehat.

Selain event Data SecurAI, ABDI turut menyelenggarakan event Satu Data Indonesia Websummit ke dua kalinya, pada 5 & 7 July 2022. Berdasarkan Perpers No.39 Tahun 2019 Tentang Satu Data Indonesia untuk menghasilkan data yang akurat, dipertanggungjawabkan, mudah diakses dan bisa dibagipakaikan sehingga diperlukan tata kelola data yang dihasilkan pemeritah, oleh karena itu penting melakukan integrasi data dan interopabilitas data.

Berbicara mengenai Satu Data Indonesia, maka turut membahas satu data kependudukan di Indonesia sebagaimana yang terapkan oleh Direktur Jenderak Dukcapil, Prof. Dr. Zudan Arif Fakhrulloh, SH., MH. Selain itu juga membahas data finansial yang dilakukan OJK, serta rencana pengolahan data kedepannya.

Event selanjutnya yang diselenggarakan ABDI ialah DataGovAI. Websummit DataGovAI ini merupakan acara terbesar di Indonesia yang membahas pemanfaatan dan peran teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam kehidupan sehari-hari. Event yang telah dilaksanakan selama empat tahun berturut-turut ini menjadi momentum bagi ABDI untuk bekerja sama untuk memanfaatkan teknologi dengan baik agar tidak menjerumuskan kita kepada hal-hal yang merugikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak semua kehidupan harus diubah menggunakan AI, akan tetapi hanya beberapa hal saja sesuai dengan porsinya.

“Jangan sampai nanti karena sudah memasuki era artificial intelligence tenaga manusia semuanya diganti. Misalnya, pada Perbankan yang menerapkan AI di keseluruhan bagian pekerjaannya. Ini lah yang dinamakan masalah sesungguhnya, karena jangan sampai teknologi menggantikan manusia tetapi justru kegunaan teknologi hanya untuk meningkatkan kemampuan manusia. Sehingga mencegah bertambahnya pengangguran,” pungkasnya.

Untuk itu, kita perlu menggunakan data secara bijak. Karena salah satu penyebab terjadinya kebocoran data lantaran kurangnya literasi dan edukasi dalam menggunakan data. Jika hari ini kita sudah mulai menerapkan hal tersebut, maka setidaknya dapat mengurangi terjadinya kejahatan cyber. (red)