Bahwa keamanan data nasabah menjadi salah satu prioritas ketika perusahaan mulai mengambil ketetapan untuk meluaskan usahanya di dunia metaverse.
JAKARTA, Komite.id – Masa pandemi nyatanya telah merubah pola hidup masyarakat hampir di seluruh dunia. Baik itu pada sektor industri kesehatan, keuangan dan IT yang mana kondisi ini menuntut lebih untuk berinovasi melakukan transformasi digital. Sebagai bagian industri keuangan, kini beberapa bank Indonesia telah terjun ke dunia metaverse. Salah satunya bank BRI.
Langkah awal yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau Bank BRI sebagai bentuk harapannya terhadap nasabah untuk memudahkan masyarakat memperoleh layanan perbankan. Salah satu alasannya melangkah ke metaverse untuk menghadirkan pengalaman baru bagi masyarakat pengguna BRI.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan bahwa perseroan terus mengedepankan pengalaman pelanggan dalam setiap layanannya. Sehingga, eksistensi Bank BRI dalam dunia metaverse diharapkan mampu menjadi langkah baru yang memuaskan dan memberikan pengalaman baru untuk para nasabah, termasuk bagi pelaku UMKM.
Melompatnya BRI ke metaverse menjadi sarana untuk memberikan layanan pelanggan yang lebih baik di masa sekarang dan seterusnya, baik secara virtual maupun luring. Aestika menerangkan dalam keterangan Bisnis, di tahap awal era metaverse ini BRI akan memanfaatkan teknologi tersebut dengan menghadirkan Virtual Branch, edukasi perbankan serta layanan digital lainnya yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
“Digitalisasi ini diharapkan dapat makin memudahkan masyarakat untuk mendapat layanan perbankan secara cepat, mudah, efektif, dan aman,” terang Aestika Oryza.
Sebelum melangkah ke metaverse, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) membuat kerja sama dengan WIR Group untuk mengembangkan layanan perbankan di metaverse. WIR Group merupakan perusahaan berbasis teknologi Augmented Reality (AR) yang berdiri sejak 2009.
Dalam hal perluasan ke metaverse, aspek keamanan data menjadi fokus Bank BRI. Seperti yang dikatakan Executive Vice President Retail Payment BRI Dhoni Ramadi bahwa keamanan data nasabah menjadi salah satu prioritas ketika perusahaan mulai mengambil ketetapan untuk meluaskan usahanya di dunia metaverse.
Tak hanya BRI, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI juga telah resmi melebarkan sayapnya ke dunia virtual metaverse. Perluasan pelayanan tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama WR Group. Direktur IT & Operasi Bank BNI Y.B Hariantono, menjelaskan seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat beriring-iringan menuju ke metaverse, termasuk BNI.
Dikatakan oleh Hariantono, BNI memiliki kelompok nasabah kaum milenial, yang mana secara demografi perusahaan terdiri dari staf muda profesional. Sebab itulah, BNI mantap melangkah ke dunia metaverse. “Kita menyambut dunia metaverse dengan hari ini melakukan acara MoU kerja sama membangun ekosistem metaverse di Indonesia dan khususnya kita bergabung dengan metaverse Indonesia,” imbuhnya dalam acara ‘BNI in Metaverse: Creating A New Future of Banking Experience‘, Selasa (15/2).
Dalam penjelasannya, BNI terjun ke dunia metaverse Indonesia yang ekosistemnya hidup. Pasalnya, para nasabah akan merasakan pengalaman banking secara virtual yang diintegrasikan bersama pengalaman fisik melalui teknologi AR dan Virtual Reality (VR).
Menurut Direktur IT & Operasi Bank BNI, pengalaman di dalam dunia metaverse ini merupakan perjalanan, sebab setiap saat kita akan memberikan suatu pengembangan yang baru. Bisa berupa transaksi yang baru juga ada pengalaman banking yang baru. Dirinya berharap dengan pengembangan tersebut bisa menawarkan pemahaman yang lebih baik untuk para nasabah.
“Dengan segala pengembangan yang kami berikan, yang kami lakukan bersama-sama dengan partner ini akan memberikan pengalaman yang lebih baik lagi untuk para nasabah BNI. Pengalaman ber-banking dengan cara yang baru, dengan cara inovatif di dunia Indonesia,” ucap Hariantono.
Dalam dunia metaverse BNI, transaksi finansial yang dapat dilakukan berupa transaksi finansial yang nyata, tidak hanya transaksi pada mata uang kripto. Dalam keterangannya, dirinya mengatakan transaksi dengan mata uang kripto hanya akan digunakan untuk transaksi yang mungkin, memang penyedia-penyedia aset virtual yang terdapat di dunia metaverse itu adalah perusahaan internasional. Hal ini, perusahaan internasional tersebut hanya mengadopsi mata uang kripto seperti bitcoin, ethereum dan lainnya.