Akibat langkah PLN (Perusahaan Listrik Negara) mengubah mekanisme sistem monitoring batu bara dan ditransformasi menjadi berbasis digital, kini pasokan batu bara dalam kondisi aman.
JAKARTA, Komite.id – Di saat situasi harga pasar internasional mengalami fluktuasi, PT PLN (Persero) memastikan keamanan pasokan batu bara untuk kebutuhan pembangkit-pembangkit PLN di Tanah Air. Hal ini dilakukan lantaran di pasar ekspor batu bara mengalami lonjakan harga dan dikhawatirkan akan mengganggu pasokan batu bara untuk kebutuhan berbagai pembangkit yang diterapkan PLN.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan langkah pengawasan tersebut, tak hanya menggunakan fisik di lapangan tetapi juga menggunakan integrasi sistem monitoring digital antara sistem PLN dengan sistem di Direktorat Jenderal Mineral Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM. Sistem ini memberikan informasi target loading yang terintegrasi dengan sistem di Ditjen Minerba yang mencatat realisasi loading dari setiap pemasok.
“Kami bersama dengan Kementerian ESDM melakukan enforcement day to day kepada pemasok untuk memastikan setiap pengiriman yang direncanakan dapat di loading sesuai rencana. Apabila terjadi kegagalan loading, maka sistem terintegrasi antara PLN dan Ditjen Minerba akan langsung mengunci sehingga tidak memungkinkan pemasok tersebut melakukan ekspor,” tutur Darmawan, dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (04/03).
Secara sistemik, PLN telah melakukan perubahan paradigma dalam monitoring dan pengendalian pasokan batu bara, yang semula berfokus pada pengawasan di titik bongkar (estimated time of arrival/ETA) menjadi berfokus di titik muat (loading).
Akibat langkah PLN mengubah mekanisme sistem monitoring batu bara dan ditransformasi menjadi berbasis digital, kini pasokan batu bara dalam kondisi aman. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir telah meminta PLN untuk melakukan transformasi dalam tata kelola energi primer.
“Kebutuhan batu bara untuk pasar domestik sudah aman di tengah situasi internasional yang fluktuatif ditambah adanya perang Rusia-Ukraina. PLN telah mengubah sistem pengadaan batu bara secara digital dan berkoordinasi dengan kami di Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM, sehingga pengadaan batu bara untuk penyediaan listrik kepada masyarakat tetap terjaga,” tutur Menteri BUMN Erick.
Sementara itu, Darmawan menegaskan bahwa sesuai dengan rekomendasi Menteri ESDM dan Menteri BUMN terkait mekanisme suplai kebutuhan batu bara sudah dibenahi PLN dengan mengurus kontrak jangka panjang melalui monitor kewajiban pemenuhan kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) yang terpantau secara digital yang terintegrasi dengan sistem database di Kementerian ESDM sebagai regulator pertambangan batu bara.
“Perubahan sistem kontrak berbasis digital yang kami kelola sekarang telah mengantisipasi kondisi fluktuatif harga batu bara di pasar internasional, sehingga ketersediaan batu bara tetap aman. Rata-rata stok pembangkit sudah di atas 15 hari operasi (HOP),” imbuhnya.
Lebih lanjut Direktur Utama PLN menambahkan, kebijakan pemerintah serta dukungan DPR lewat Komisi VI dan Komisi VII yang tetap menetapkan harga DMO batu bara sebesar USD 70 per metric ton (MT) rupanya sangat membantu PLN untuk mengamankan pasokan batu bara di tengah kenaikan harga.
Selain itu, PLN turut melakukan meningkatkan kerja sama dan kolaborasi bersama para pengusaha kapal melalui INSA (Indonesian National Shipowners Association). Tindakan tersebut dilakukan secara intens guna memastikan realisasi pasokan batu bara juga penugasan dari Kementerian ESDM dapat terlaksana dan terkirim sesuai jadwal yang dibutuhkan.