“Dalam hal ini yang terpenting ialah literasi. Bagaimana caranya untuk membuka mata, pikiran dan kepedulian orang tentang betapa pentingnya pengamanan data,”
Jakarta, Komite.id – Gelaran acara tahunan Asosiasi Big Data & AI (ABDI) DataSecurAi 2022, merupakan event Websummit awal tahun sebagai penanda beralihnya masa yang menjadi pemulihan pascapandemi COVID-19. Hajatan akbar ABDI ini telah dihelat kali ketiga untuk mempertemukan sebuah pandangan dari Pemerintahan, pemangku kepentingan dan masyarakat agar bisa diselaraskan sesuai dengan apa yang dicita-citakan Indonesia menjadi pulih dan tangguh akibat keterpurukan wabah pandemi selama dua tahun setengah.
Rangkaian kegiatan DataSecurAi 2022 ini dilaksanakan selama tiga hari dimulai dari hari pertama (29, Maret, 2022), dilanjutkan di hari kedua (30, Maret, 2022) dan diakhiri di hari ketiga (31, Maret 2022). Dengan mengusung tema besar ‘Building Secure & Trusted Intelligence World’ yang diartikan sebagai ‘Membangun Dunia Cerdas yang Aman dan Terpercaya’, ABDI menyelaraskan tema besarnya dengan tema gelaran Presidensi G20 Indonesia yang mengangkat tema ‘Recover Together, Recover Stonger’.
Sebagai pemandu acara diskusi panelis, Former Indonesian Ambasador to Serbia & ABDI Advisor on International Relation, Ir. Semuel Samson, M.Si mengapresiasi kegiatan ABDI atas keterlibatannya dalam bersinergi dan menciptakan inovasi untuk kemajuan negara Merah Putih ini.
“Salah satu hal yang saya sangat banggakan dari ABDI ialah bagaimana ABDI dan komitmennya yang tidak pernah berubah. Asosiasi ini selalu konsisten dengan apa yang ingin mereka kembangkan di Indonesia, khususnya di Websummit DataSecurAI, Artificial Intelligence, untuk memperlihatkan bagaimana Indonesia bertransformasi,” ungkap Semuel Samson, dalam kegiatan DataSecurAi 2022, melalui virtual Zoom Meeting, di hari pertama, Selasa (29/03/22).
Masa pandemi diyakini menjadi masa yang menuntut banyak hal dari kita semua untuk mau bergerak maju dan mampu bertahan. Pandemi COVID-19 menjadi tantangan besar untuk ber transformasi dan berinovasi. Dibalik banyaknya hal positif dari situasi tersebut, nyatanya juga perlu diwaspadai. Di mana pandemi COVID-19 meningkatkan jumlah penggunaan digital. Akibat tingginya penggunaan ruang digital, tentunya bagi negara yang masih kurang literasi dalam penggunaan digital, hal ini menjadi kesempatan bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan aksi serangan siber.
Oleh karenanya, untuk mengurangi serangan siber tersebut, ABDI mengajak masyarakat untuk berdiskusi bersama membahas Isu Keamanan Data di hari pertama dengan sub tema ‘Supporting 2022 Indonesian Presidency G20’. Terdapat empat pembicara yang akan menyampaikan materinya mulai dari Country Division Lead OEM and Edge Solutions Dell Technologies Indonesia Ryan Renaldy, Head of Enterprise Security PT. Bank Central Asia Tbk. Thomas Lahey, Senior Technical Advisor Acer Cyber Security inc. Taipei Dr. Charles Lim, BSc., MSc., CTIA., CHFI., EDRP., ECSA., ECSP., ECIH., CEH., CEI., dan Head of Cyber Threat Intelligence (CTI) at Gojek/GoToFinancial Jurgen Viser.
“Saat ini kita tahu bahwa semua negara sedang membahas tentang bagaimana memulihkan diri dari pandemi, namun pemulihan seperti apa yang akan dilakukan, dan tipikal pemulihan yang seperti apa? Dalam hal ini yang terpenting ialah literasi. Bagaimana caranya untuk membuka mata, pikiran dan kepedulian orang tentang betapa pentingnya pengamanan data,” imbuh Semuel.
Adanya isu-isu kritikal yang terjadi saat ini memang harus diantisipasi dan dikelola oleh kita semua. Bukan hanya pemerintah, Lembaga dan para pemangku kepentingan. Tetapi juga stakeholder dan semua masyarakat Indonesia untuk mendukung keberhasilan negara Tanah Air ini dalam melakukan transformasi digital di berbagai sektor industri. Seperti yang disampaikan CEO of Huawei Indonesia, Jacky Chen dalam sambutannya, bahwa Huawei yakin Indonesia akan berhasil mencapai visi nasional transformasi digital.
“Indonesia seperti kereta cepat yang melaju di jalur cepat menuju digitalisasi. Kami sangat yakin Indonesia siap dan pasti akan berhasil mencapai visi nasional transformasi digital. Huawei akan melakukan segala upaya untuk membantu Indonesia tetap berjalan di jalur melalui teknologi canggih dan aman,” kata Jacky.
Sebagai informasi, Teknologi Big Data, Cyber Security dan AI merupakan kunci sukses pada era informasi khususnya era disrupsi, pandemi serta dalam krisis ekonomi bagi para institusi pemerintah, perusahaan, masyarakat dan institusi non–government lainnya. Sehingga, dalam peranannya teknologi tersebut harus mampu memberikan manfaat bagi penggunanya dan buka malah menjerumuskan. Oleh karena itu, keamanan data di era digitalisasi perlu ditekankan dan diwaspadai agar Indonesia mampu menjadi negara cerdas yang aman dan terpercaya.