Riset Criteo : Penjualan Ritel Online Indonesia Melonjak di Awal Ramadhan

0
1880
ilustrasi dari : Pixabay.com

“Karena penjualan pada double days terus mendapatkan popularitas yang lebih besar di tengah COVID-19, momentum double days tahun ini kemungkinan akan menjadi hit yang lebih besar.”

Jakarta, Komite.id – Sebagai perusahaan teknologi yang menyediakan Commerce Media Platform termuka di dunia, Criteo mengumumkan data penjualan ritel regional terbaru yang telah diamati selama Ramadan, termasuk kinerja penjualan dalam tiga minggu pertama pada bulan April 2022.

Seperti yang diketahui, selama dua tahun terakhir Pemerintah terus menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah dan menjaga jarak sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Pada bulan Ramadan pun, tradisi tahunan seperti bersilaturahmi dari rumah ke rumah hingga bermudik perlu ditunda. Adapun, ketika kasus COVID-19 terlihat membaik, terdapat kelonggoran perbatasan di mana masyarakat diperbolehkan untuk kembali bermudik. Untuk itu, lebih banyak keluarga yang melakukan persiapan untuk merayakan Idul Fitri secara lebih besar. Ini terlihat dari kenaikan penjualan ritel di Indonesia dan sejumlah wilayah di Asia Tenggara.

Pada pertumbuhan PDB Asia Tenggara yang terus meningkat, konsumen di kawasan ini juga terlihat bersiap-siap untuk menyambut perayaan Ramadan yang lebih besar pada tahun ini. Membandingkan kinerja penjualan ritel dalam dua minggu pertama Ramadan setiap tahunnya, dengan angka penjualan pembanding di tahun 2020, tahun ini telah terjadi peningkatan penjualan sebesar 14%.

Ini terjadi ketika kegiatan masyarakat dan pembatasan perjalanan di wilayah tersebut mulai dilonggarkan – seperti Singapura, di mana batas jumlah pengunjung unik per rumah tangga baru-baru ini telah dicabut. Selain itu, Thailand dan Filiphina telah membuka perbatasan mereka untuk pengunjung yang telah divaksinasi secara lengkap, sementara Malaysia dan Indonesia telah menghapus pembatasan masuk dan persyaratan karantina.

Sukesh Singh, Head of Large Customers, Southeast Asia at Criteo mengungkapkan bahwa adanya pelonggaran kegiatan masyarakat dan pembatasan perjalanan, lebih banyak konsumen di kawasan ini mungkin sudah menunggu-nunggu untuk dapat kembali mengadakan silaturahmi kembali, berkunjung rumah ke rumah atau merencanakan perjalanan domestik dan internasional, sehingga bisa merayakan Lebaran tahun ini bersama keluarga di kampung halaman mereka. “Hasilnya, kami melihat peningkatan penjualan ritel terbesar pada tahun 2022, dibandingkan dengan dua tahun terahir,” jelasnya dalam keterangan resminya, Kamis (19/05).

“Untuk brands dan pengecer, keinginan konsumen yang meningkat telah membawa lebih banyak peluang bagi mereka untuk mendorong pengeluaran selama periode perayaan melalui kampanye penjualan yang lebih bertarget dan berbeda,” lanjut Singh.

Tren ini juga dilaporkan Bank Indonesia, di mana nilai transaksi e-commerce di Indonesia diperkirakan akan semakin meningkat pada kuartal kedua 2022, sebagaimana sejalan dengan adanya momentum Ramadan dan Lebaran yang dapat meningkatkan belanja online masyarakat. Tercatat total nilai transaksi e-commerce pada Februari 2022 sebesar Rp 30,8 triliun, naik 12,82% YoY dibandingkan tahun 2021.

Pada Maret 2022, Bank Indonesia juga melakukan Survei Penjualan Eceran (SPE) dan menemukan kinerja penjualan ritel secara keseluruhan meningkat. Di mana Indeks Penjualan Riil bulan itu naik menjadi 205,3 atau meningkat 2,6% (MtM). Penjualan ritel di hampir pada semua grup kategori, mencatatkan lonjakan karena meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan kelonggaran regulasi mobilitas, turunnya kasus COVID-19, dan persiapan bulan Ramadan. Secara tahunun, penjualan ritel terus mencatat pertumbuhan tinggi sebesar 9.3% (YoY).

Di seluruh pasar wilayah ini, Indonesia mengalami peningkatan paling tajam selama penjualan double days pada 4 April, sebesar 85%. Ini diikuti oleh Singapura (+59%) dan Malaysia (+30%) pada hari yang sama.

Efek double days pada 4 April sebagian besar terlihat pada penjualan melalui aplikasi yang tumbuh sebesar 87% selama Ramadan 2022. Diikuti oleh peningkatan signifikan sebesar 119% pada 18 April 2022, terutama untuk penjualan dari desktop. Ini menunjukkan bahwa konsumen saat ini menghabiskan lebih banyak waktu secara online, membeli lebih banyak secara online, dan membeli lebih banyak barang baru secara online, termasuk produk dalam katergori yang biasanya mereka beli di toko sebelum pandemi.

Tren Ritel selama Idul Fitri 2021

Perlu diketahui, di Indonesia terdapat tren belanja online yang meningkat pada minggu pertama Ramadan 2021, yang menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan signifikan dalam pembelian beberapa produk, seperti makanan dan kebutuhan sehari-hari, baju muslim atau baju lainnya, serta produk TV & Home Studio. Dari sisi transaksi, rata-rata terjadi peningkatan dua kali lipat dibandingkan transaksi harian sebelum Ramadan. Selain itu, karena situasi pandemi, terdapat lebih banyak pembeli yang beralih dari pembelian offline ke online untuk perayaan Idul Fitri.

Pada tahun 2021, terjadi peningkatan penjualan ritel di Asia Tenggara yang stabil selama bulan Ramadan (+21%). Penjualan unit terindeks di seluruh kategori produk juga mencapai puncaknya selama penjualan double days di bulan Mei tanggal 5 sebelum turun lagi menjelang Idul Fitri 2021. Tiga kategori produk tertinggi yang mengalami lonjakan penjualan ritel pada tanggal 5 Mei adalah Kesehatan & Kecantikan (+199%), Furnitur (+119%) dan Elektronik (+107%).

Pada Idul Fitri 2021, penjualan ritel di beberapa kategori produk bangkit kembali dengan Tasbih dan Kelengkapan Keagamaan mengalami peningkatan penjualan terbesar di saat Idul Fitri. Pasar seperti Indonesia dan Malaysia juga mengalami peningkatan 40% dalam penjualan ritel pasca Idul Fitri 2021, menandakan pentingnya kampanye penjualan ritel yang berkelanjutan.

Bagi konsumen Indonesia sendiri, pengiriman gratis menjadi motivator terkuat untuk pembelian online mereka (78%) diikuti dengan diskon dan promosi. Sedangkan penggunaan voucher dan cashback kurang diminati banyak konsumen.

“Yang menarik, penjualan ritel pada tanggal 5 Mei tahun lalu tampak lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Karena penjualan pada double days terus mendapatkan popularitas yang lebih besar di tengah COVID-19, momentum double days tahun ini kemungkinan akan menjadi hit yang lebih besar. Meskipun kampanye berkelanjutan itu penting, brands dan pengecer juga harus mengarahkan upaya mereka untuk membuat kampanye iklan dan penjualan double days yang berbeda, sehingga dapat memanfaatkan momen ini dan mendorong pembelian dengan jumlah besar. Secara lokal, pengecer juga harus mempertimbangkan faktor motivasi yang akan mendorong pembelian di kalangan konsumen Indonesia, termasuk menyediakan pengiriman gratis serta diskon dan promosi lainnya,” tutur Mark Gubbels, Head of Commercial, Southeast Asia at Criteo.

Dibandingkan dengan Maret 2022, tepat sebelum Ramadan, Criteo mengamati adanya lebih dari 3 kali lipat peningkatan penjualan dari para pembeli Indonesia pada larut malam, tren ini terutama terlihat pada jam 4 pagi. Ini menyiratkan bahwa konsumen kemungkinan besar menelusuri platform online untuk berbelanja keperluan Lebaran ketika sahur.

Melihat perilaku konsumen selama Ramadan tersebut, Mark mengatakan bahwa “brands dan ritel memiliki peluang untuk mengembangkan strategi media perdagangan yang berfungsi untuk semua situs dan aplikasi. Saat pembeli Indonesia memulai perjalanan berbelanja outside of walled gardens, situs web ritel sekarang cenderung menjadi pilihan pertama bagi masyarakat Indonesia yang ingin berbelanja secara online. Selain itu, memiliki kampanye iklan dan promosi yang kuat pada jam-jam puncak berbelanja akan membantu mendorong penjualan dan memaksimalkan titik kontak konsumen selama Ramadan dan Idul Fitri,” ungkapnya.

Beberapa strategi sesuai rekomendasi Criteo antara lain:

Perkuat strategi omni-channel Anda

Pembeli di semua generasi semakin mengambil jalur hybrid untuk membeli sesuatu. Meskipun tidak semua konsumen akan melakukan pembelian di toko fisik, mereka telah menyatakan pentingnya dalam menyelesaikan perjalanan belanja mereka. Misalnya, lebih dari 50% dari survei yang telah dilakukan di Indonesia, kemungkinan besar melakukan pembelian secara online setelah melihat produknya secara fisik di toko ritel. Oleh karena itu, pengecer dan brands harus fokus untuk memberikan pengalaman offline ke online yang mulus. Pada akhirnya, untuk membangun loyalitas pelanggan dan mendorong pertumbuhan jangka panjang dapat dilakukan dengan mendorong nilai yang lekang bagi pelanggan.

Kampanye berkelanjutan itu penting, tetapi jangan abaikan double days

Melihat lonjakan penjualan yang konsisten di seluruh penjualan double days di kawasan ini, termasuk 5:5 pada tahun 2021 dan 4:4 pada tahun 2022, brands dan pengecer juga harus mengambil kesempatan ini untuk menciptakan iklan dan kampanye penjualan double days yang berbeda untuk mendorong pembelian yang lebih besar pada tahun 2022. Upaya ini tidak bisa bersifat jangka pendek atau hanya sekali, karena kita telah menyaksikan lonjakan penjualan ritel yang banyak diminati bahkan setelah Idul Fitri.

Mengembangkan strategi media perdagangan

Karena data pembeli terus terkumpul secara online, brands dan pengecer dapat meningkatkan database pihak pertama mereka dengan data perdagangan untuk mendorong hasil perdagangan dan menciptakan kampanye kesadaran, pertimbangan, dan konversi yang berkelanjutan selama periode perayaan ini, serta seterusnya.