5 Tantangan Jaringan Pusat Data Yang Penting untuk Diketahui

0
1988
Ilustrasi by : pixabay.com

Jaringan pusat data modern menghadirkan dampak mahal yang dapat meluas ke berbagai sumber daya data yang terhubung, termasuk mesin virtual, wadah, dan aplikasi bare-metal.

Jakarta, Komite.id – Seperti yang diketahui, Pasar Data Center dan Cloud tengah mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun ini. Terlebih, tren transformasi ini juga menjadi pusat perhatian sejumlah perusahaan besar di Asia Tenggara. Meskipun terbilang memiliki potensi yang cukup besar, data center di Indonesia dinilai masih merupakan tahap awal adopsi proyeksi tersebut.

Sebagai informasi, jaringan Pusat Data merupakan penggabungan layanan komputasi termasuk sakelar, router, penyeimbangan beban, dan perangkat lunak analitik untuk memungkinkan pengumpulan dan distribusi data.

Dalam hal ini jaringan pusat data modern menghadirkan dampak mahal yang dapat meluas ke berbagai sumber daya data yang terhubung, termasuk mesin virtual, wadah, dan aplikasi bare-metal. Ini dapat berdampak negatif pada pemantauan terpadu dan kontrol keamanan terperinci. Untuk menciptakan sistem pengolahan data yang terintegrasi dan terdistribusi dengan baik, maka kita perlu mengetahui tantangan-tantangan apa saja yang perlu diperhatikan pada jaringan pusat data.

Berikut telah kami rangkum 5 tantangan Jaringan Pusat Data yang harus kalian ketahui menurut versi EES, meliputi:

  1. Keamanan Data

Salah satu sumber tantangan jaringan pusat data yang konsisten adalah keamanan. Pelanggaran data dapat menelan biaya jutaan dolar dalam kekayaan intelektual yang hilang, kebocoran data pribadi, dan informasi pribadi yang dicuri. Target, misalnya, kehilangan USD 162 juta karena pelanggaran data. Semua administrator pusat data harus mempertimbangkan manajemen risiko dan melindungi data yang disimpan dan didistribusikan di seluruh jaringan. Menurut survei yang dilakukan oleh Masyarakat Manajemen Informasi, 32 persen CIO menempatkan keamanan sebagai perhatian utama mereka.

  1. Manajemen Daya

Meskipun konsolidasi dan virtualisasi server mengurangi jumlah perangkat keras di pusat data, mereka tidak selalu menurunkan konsumsi energi. Walaupun terlihat jauh lebih efisien, server blade mengkonsumsi energi empat hingga lima kali lipat dari teknologi penyimpanan data sebelumnya. Persyaratan daya dan pendinginan menjadi lebih penting seiring dengan perubahan persyaratan peralatan.

  1. Perencanaan Kapasitas

Mempertahankan kinerja yang optimal memerlukan pengoperasian pusat data pada kapasitas maksimum. Namun, manajer TI sering meninggalkan margin kesalahan dan celah perlindungan kapasitas, untuk memastikan bahwa aktivitas tidak mengalami gangguan. Penyediaan yang berlebihan mahal dan membuang-buang ruang komputasi, daya pemrosesan komputer, dan listrik.

Administrator pusat data menjadi lebih khawatir tentang kehabisan ruang, itulah sebabnya semakin banyak pusat data yang menerapkan program DCIM untuk mendeteksi pemrosesan idle, penyimpanan, dan kapasitas pendinginan. DCIM memungkinkan pusat data beroperasi pada kapasitas maksimum sambil meminimalkan risiko.

  1. Internet of Things (IoT)

Kemampuan untuk mengontrol sensor dari jarak jauh di hampir setiap sistem menimbulkan banyak masalah tambahan untuk pusat data. Internet of Things, menurut Gartner, adalah kekuatan pengganggu yang akan mengubah pusat data, karena banyaknya data yang akan dihasilkannya. Data IoT harus diproses, diprioritaskan, disimpan dan dianalisis.

Namun, karena data IoT dihasilkan secara massal, teknologi pusat data baru seperti komputasi tepi diperlukan untuk menjaga volume tetap terkendali.

  1. Perusahaan Seluler

Akibatnya, tantangan jaringan pusat data mengganggu penyedia layanan komputasi seluler dan strategi “perangkat pribadi” mereka, seperti halnya dengan keamanan perangkat ini. Karyawan memiliki akses langsung ke data penting bisnis melalui perangkat genggam, tetapi perangkat ini harus tetap dikontrol dan dilindungi.

Untuk menghindari hilangnya informasi rahasia dengan munculnya tantangan jaringan pusat data, akses data harus tetap terkontrol dan terbatas, baik pekerja menggunakan perangkat mereka sendiri atau organisasi yang menyediakan ponsel cerdas serta tablet. Menghapus memori perangkat seluler dari jarak jauh atau melacak dan mengunci perangkat yang hilang maupun dicuri akan membutuhkan perlindungan ekstra.

Secara bersamaan, pertanyaan tambahan tentang privasi pengguna terus muncul. Sebagai contoh, apa konsekuensi jangka panjang dari penegakan hukum yang memiliki akses ke data yang disimpan di komputer mana pun yang disita sebagai bagian dari penyelidikan?

Sehingga, komputasi perusahaan seluler menimbulkan masalah teknologi, organisasi, dan hukum yang pada akhirnya harus diselesaikan oleh pusat data.