Pemanfaatan AI di Ranah Pemerintahan Dan Sektor Publik

0
2213
Potret Dr Peng Chan saat menyampaikan materi dalam kegiatan Wesummit DataGovAI 2021, (02/12/21).

Jakarta, Komite.id – Keynote Dr Peng Chan pada kegiatan Websummit DataGovAi 2021 memberikan fokus pada “How can AI Help the Government & Public Sectors”, sementara di acara DataGovAI tahun lalu berjudul “The Role of AI in Cybersecurity”. Seperti yang diketahui, Pemerintah memiliki banyak sekali data dari berbagai kegiatan pelayanan. Hal ini membuat Pemerintah perlu berpikir keras untuk mengelola data agar bermanfaat bagi masyarakat.

Saat ini Pemerintah kembali mempercepat proses digitalisasi dengan teknologi AI dan memperkenalkan Sistem Pemerintahan Elektronik (SPBE) untuk mulai menerapkan pemanfaatan teknologi di semua sektor pemerintahan. Di sini AI berperan mentransformasi berbagai kegiatan pemerintah, karena sebenarnya adopsi AI lebih lambat pada sektor Pemerintah dibandingkan dengan sektor Swasta, selain itu banyak backlog pekerjaan digitizing data sistem seperti eGov (SPBE). Banyaknya tantangan yang dihadapi oleh entitas sektor publik.

Dalam pemaparannya, Dr.Peng Chan memberikan tips best practices pada berbagai institusi di AS serta peluang di Data Science, Data Analytics & AI. Sebagai informasi, investasi dari Pemerintah AS di AI tumbuh sekitar 54.3% yang dapat menghemat efisiensi biaya hingga $40 Miliar dengan meningkatkan pelayanan serta data driven decision making atau pengambilan keputusan berbasis data bukan spekulasi.

Dia mengatakan, aplikasi AI untuk Pemerintah dapat diklasifikasi ke dalam 3 kategori: (1) efisiensi dan menghemat sebesar 96 juta hingga 1.2 milar per-jam kerja/tahun, seperti pada process automation, meningkatkan work flow & streamlining proses paper works; (2) memberikan pelayanan jasa yang lebih baik dan baru seperti autonomous shuttle (tanpa supir); (3) meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data. Karena meskipun proses dari eGov menghasilkan banyak sekali data, namun tanpa data analisa yang tepat penggunaan data saja tidak cukup untuk menghasilkan insight jadi perlu adanya data driven decision making.

Pada dasarnya, Data Driven Decision Making (DDDM) merupakan proses menggunakan data untuk membuat keputusan yang terinformasi dan terverifikasi. Penggunaan modern analytics tools seperti dasbor interaktif, dapat membantu orang mengatasi bias dan membuat keputusan manajerial terbaik yang selaras dengan strategi bisnis.

Menurut Dr. Peng Chan, banyak Use Cases atau pemanfaatan data dalam sistem Pemerintah terutama pada sektor Kesehatan (Health care); Bantuan Sosial (Social Welfare); AI optimized Traffic Control, Public Relation (Chatbot Emma), Cyber Security (Government Hack & Breach) dan Militer Pertahanan dan Keamanan (HanKam).

Meski begitu, terdapat juga tantangannya antara lain Effective Use of Data (90% Data dihasilkan beberapa tahun terakhir sebagai Data Asset & energy dari mesin AI, namun menjadi Dark Data yang tidak dimanfaatkan & relevan), Data & AI Skill yang semakin terbatas, Complex AI Environment, Budaya Organisasi, AI algoritma sebagai HKI & Procurement Process.

Kondisi tersebut menandakan bahwa saat ini lebih besar non technological issue dari pada technology dalam membangun AI di sektor Pemerintahan. Untuk itu, penerapan AI harus dikembangkan dengan baik dan pengelolaan data dilakukan secara efisien supaya tepat sasaran dan perkembangan teknologi AI bisa terus dimanfaatkan di tahun yang mendatang.

Informasi lebih detail dapat diperoleh dari ABDI TV Youtube Day 3:  https://youtu.be/NBzroHtRuMw

ABDI memberikan anugrah apresiasi kepada Dr. Peng Chan telah menyumbang tulisan bersama Dr. Douglas Pertrikat yang merupakan alumni Charisma University (CU) dan New York University yang juga menulis artikel di buku ABDI “From Data Science to AI” dengan judul “The Evolution and its impact on Society”.

Selain itu, Angela Shirley sebagai alumni CU bersama Dr Peng Chan turut menulis artikel berjudul AI & Data Science mendorong pelaku bisnis & lembaga Pemerintah untuk bertransformasi”. Sejauh ini, ABDI telah menjalin kerja sama dengan Charisma University dalam hal pendidikan online pasca sarjana untuk eksekutif & C level yang mempunyai keterbatasan waktu mengikuti kuliah di dalam kampus.