Inilah Sosok Edi Witjara, Dirut Baru Pt Inti. Derap Reformasi Industri Telekomunikasi Indonesia

0
3573
Dokumen PT INTI

Penulis Garuda Sugardo, IPU (Praktisi TIK, Wantiknas, MKE PII, DPA Mastel)

Syahdan, komandan tempur terbaik, ialah yang akan ditugaskan memimpin peperangan di medan laga terberat. Itulah yang terjadi pada seorang Edi Witjara.

Jakarta, Komite.id – Sebagai Direktur Enterprise Telkom Tbk, yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Human Capital, dan sebelumnya eksekutif senior Finance Accounting Telkom; Edi Witjara (EW) diangkat sebagai Dirut Perusahaan Perseroan (Persero) PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI), Jumat, (8/07/2022).

Dengan jam terbang yang mumpuni, industri telekomunikasi berharap EW akan membawa perubahan yang segar dan signifikan di PT INTI. EW adalah lulusan STTTelkom (sekarang Telkom University, TelU) tahun 1995. Ia pun menjadi alumni TelU pertama yang pada 2019 berhasil mencapai posisi sebagai direktur di lingkungan Telkom Tbk.

Menteri BUMN Erick Thohir, kiranya telah mempertimbangkan secara seksama dan bersungguh-sungguh prestasi dan sepak terjang EW selama berkiprah di PT Telkom. Pengalaman Doktor lulusan Unpad 2018 inipun diperkaya sebagai Penasehat Senior di Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia.

Kondisi PT INTI yang tengah terseok-seok adalah tantangan profesional yang wajib dijawab EW dengan aksi transformasi dan reformasi ala Cacuk Sudarijanto. Pada tahun 1988, Almarhum secara fenomenal menyulap Perumtel (sekarang Telkom) menjadi perusahaan modern. Kebetulan EW adalah salah seorang kader rekrutannya.

Sukses stori acuan lain adalah kala Ignatius Jonan membenahi total performansi PT KAI pada tahun 2009. Bedanya adalah bahwa INTI pernah amat berjaya pada masa-masa tahun 1975-an ketika menangani pembangunan 100 stasiun bumi terkait proyek Satelit Palapa Perumtel, tahun 1975-an. Begitu pula INTI berpartisipasi penuh dengan sentral telepon digital Indonesia (STDI)nya ketika Telkom mengotomatkan perteleponan negeri ini pada era 1988-an.

Puncak keberhasilan INTI adalah pada saat berperan penting sebagai mitra utama Telkomsel dalam membangun coverage seluler nasional, dari Sabang sampai Merauke pada masa 1995-an.

Rentang tahun1975 sampai tahun 2000 adalah periode kejayaan PT INTI. Masa keemasan ini tentunya tidak lepas dari kepedulian dan nasionalisme dari Menristek BJ Habibie (alm) yang menempatkan INTI sebagai salah satu organ Industri Strategis. Bila hari ini PT PINDAD, PTDI dan PT PAL masih berjaya, seyogyanya INTI pun mampu membangun kembali masa kehebatannya. Bisa!

Selain faktor kepemimpinan CEO-nya, tentu saja komitmen dukungan pemerintah sebagai pembina; dan Telkom Group serta semua telco dan MASTEL akan amat menentukan kebangkitan INTI sebagai BUMN strategis nasional.

Reformasi adalah perubahan yang fundamental dan mendasar di segala aspek pengelolaan perusahaan. Perumusan kembali visi, misi, penciptaan kultur kerja petarung di PT INTI harus pula dilakukan. Prioritasnya adalah pembangunan SDM unggul bertalenta digital. Tak pelak, ini adalah tugas utama CEO EW.

PT INTI harus jeli menatap betapa besar pangsa pasar telekomunikasi (baca: telematika, dan TIK) Indonesia. Hal ini sekaligus memenuhi intruksi Presiden Jokowi, berupa: Percepatan Transformasi Digital, Kemandirian Digital, dan Kedaulatan Digital bangsa.

Apalagi Presiden Jokowi telah berulang kali menggaungkan kampanye Cinta Produk Dalam Negeri, termasuk penerapan TKDN di bidang industri kreatif dan digital.

Belanja TIK Indonesia diperkirakan sekitar Rp300 triliun per tahun. Saatnya INTI menyingsingkan lengan baju dan meraih kesempatan untuk aktif mendigitalisasi Indonesia dengan pelbagai produknya.

Sejalan dengan program Making Indonesia 4.0, maka INTI harus memiliki infrastruktur unggulan sebagai pengganti produk Siemens, JRC, dan Motorola pada dekade yang silam. Kata kuncinya adalah kolaborasi, guna pemenuhan kriteria Quality, Cost, Delivery, dan Transfer of Technology.

Proyek-proyek infrastruktur strategis nasional pun harus dimenangkan INTI berupa: Smart City Nasional, Seluler 5G beserta ikutannya (AI, Robotik, Augmented, Internet of Sense, dll), Satelit Low Earth Orbit (LEO), Penggelaran SKSO Nasional, Pembangunan sarana teknologi TIK di IKN, Penuntasan Digital Divide di daerah 3T dan lain sebagainya.

Kolaborasi amat diperlukan bekerja sama dengan perguruan tinggi unggulan, seperti ITB, UI dan TelU. Dengan semangat kebersamaan itu, PT INTI kelak akan kembali menjadi motor penggerak industri telekomunikasi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.