“Kini sudah ada lebih dari 5330 lembaga, tepatnya pada bulan Juli ini terdapat 5339 lembaga yang bekerja sama dengan Dukcapil untuk mengintegrasikan data dan melakukan verifikasi untuk…”
Jakarta, Komite.id – Berbicara mengenai Satu Data Indonesia, ada satu data yang sangat penting sebagai basis data semuanya diibarat sebagai syarat berdirinya sebuah negara, yakni data penduduk. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH., MH., dalam sambutan Keynote dalam acara Websummit Satu Data Indonesia 2022, di hari pertama, Selasa (05/07).
“Perlu diketahui, penduduk merupakan salah satu faktor penentu sebuah unsur penting dalam berdirinya suatu negara,” ungkap Dirjen Dukcapil.
Saat ini, Big Data kependudukan di Indonesia sudah terbentuk by name by address yang berisi lebih dari 273 juta penduduk Indonesia dengan berisi 31 elemen data, di antaranya Nomor Kartu Keluarga, Nomor Induk Kependudukan, Nama, Alamat, Tempat & Tanggal lahir, Nama Ayah, Nama Ibu, Pekerjaan, Golongan darah dan lain sebagainya.
“Kini sudah ada lebih dari 5330 lembaga, tepatnya pada bulan Juli ini terdapat 5339 lembaga yang bekerjasama dengan Dukcapil untuk mengintegrasikan data dan melakukan verifikasi untuk pelayanan publik, penegakan hukum, pencegahan kriminal, alokasi anggaran dan proses demokratisasi menggunakan data dukcapil,” tutur Dirjen Zudan Arif.
Dirjen Dukcapil menjelaskan bahwa saat ini di dalam Satu Data Indonesia selain ada data kependudukan, Dukcapil juga sedang mencoba mengembangkan Peta. “Jadi kami menggabungkan bagaimana informasi yang ada dalam data kependudukan dengan peta untuk membangun peta tematik yang mana berkaitan dengan berbagai Lembaga yang sudah memberikan data baikan kepada Dukcapil,” lanjut Dirjen Zudan.
Seperti yang diketahui, data kependudukan merupakan hal fundamental yang menentukan arah serta mempengaruhi optimalisasi pelaksanaan kebijakan pemerintah. Adanya sejumlah permasalahan ini terus mencuat seperti tak adanya integrasi data.
Dalam menjawab permasalahan tersebut sesuai dengan kebijakan Satu Data Indonesia yang digalakkan pemerintah, Ditjen Dukcapil Kemendagri terus berinovasi mengembangkan dua program nasional yang pertama, i-POP (Indonesia’s Population and Civil Registration Map Peta Kependudukan dan Pencatatan Sipil Indonesia) dan yang kedua i-POP EXO. Sebagai informasi, sejak 2015 pembangunan Aplikasi i-POP sebagai solusi Indonesia memiliki satu data nasional.
Pada bulan April lalu, Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri telah mengikuti Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2022 Kelompok Khusus. Dalam hal ini i-POP EXO (Indonesia’s Population & Civil Registration Map for Data Exploration) menjadi inovasi yang diturunkan dalam kelompok khusus tersebut. KIPP Kelompok Khusus dari Kementerian Pan-RB yang merupakan kategori untuk inovasi yang telah meraih Top Inovasi Terpuji di tahun-tahun sebelumnya. Ditjen Dukcapil sendiri berhak mengikuti Kategori Khusus karena Inovasi i-POP telah mendapatkan TOP 45 pada 2020.
Mengutip dari dukcapil.kemendagri.go.id, inovasi i-POP telah mendapatkan banyak penghargaan. Tak hanya menjadi TOP 45 dari Kementerian PAN-RB Tahun 2022, i-POP juga telah meraih penghargaan Special Achievement in GIS dari Esri International pada Tahun 2016. Selain itu, i-POP juga meraih First Place People’s Choice pada Esri User Conference di San Diego, USA Tahun 2019. Bukan hanya itu, i-POP juga meraih penghargaan pada acara Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) oleh KPK Tahun 2020.
Di era keterbukaan informasi publik, i-POP yang dapat di unduh di google play store ini dirancang sebagai informasi kependudukan dalam bentuk peta tematik. Peta informasi tersebut terdiri dari Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan dengan berbagai kategori perhitungan data yang ada.
Dalam aplikasi tersebut, pengguna dimudahkan untuk melihat komparasi demografi perbandingan penduduk dari Tahun ke Tahun, selain itu juga dapat diakses melalui website dengan alamat gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Dalam website ini akan menampilkan Visualisasi Data Kependudukan, Peta Rasio Produktif memperlihatkan warna peta yang semakin gelap, maka menunjukkan semakin tinggi usia produktif di suatu daerah.
Selanjutnya juga tersedia Peta Data Bantuan Sosial yang memvisualisasikan hasil integrasi data kependudukan dengan data bantuan sosial dan subsidi. Penting untuk diketahui, masyarakat juga dapat melihat Peta Informasi untuk mendukung gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 di antaranya Peta Jumlah Tenaga Medis dan Peta Rasio Kerentanan Penduduk terhadap COVID-19 dihitung dari usia penduduk lebih dari 60 tahun ke atas.
“Aplikasi dan sistem ini dapat menggambarkan mutasi populasi atau penduduk sekitar 3 Juta per tahun untuk lahir, meninggal, menikah, cerai dan berpindah masuk atau pun keluar. Kami berharap selain utilisasi NIK mutasi ini juga merupakan informasi yang penting untuk semua Kementerian/Lembaga dalam pengambilan kebijakan,” ucap Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan dalam video materi yang disampaikan Dirjen Dukcapil.
Sementara, inovasi i-POP EXO merupakan rancangan sebuah sistem penyajian data kependudukan secara visual berbasis peta tematik atau i-POP untuk data eksplorasi. “i-POP EXO dapat mengeksplorasi lebih banyak data dengan berkolaborasi bersama kementerian/lembaga. Yang sebelumnya, hanya 4 lembaga dan sekarang menjadi 14 kementerian serta Lembaga. I-POP EXO For Satu Data Indonesia,” kata Dirjen Zudan, seperti mengutip laman resmi dukcapil.kemendagri.co.id.
Berikut berbagai peta baru yang terdapat pada inovasi i-POP EXO, mulai dari peta vaksinasi COVID-19, Peta rasio DP4 Pemilu untuk memberikan gambaran awal perkiraan jumlah DP4 Pemilu 2024, Peta lokasi mesin Anjungan Dukcapil Mandiri, Peta analisa tingkat akses masyarakat ke tempat layanan Dukcapil, dan peta mobile D-Ev untuk menampilkan lokasi ADM terdekat dari tempat pengguna.