“Unit Bisnis memiliki peranan penting dalam organisasi Tata Kelola Data sebuah organisasi atau perusahaan. Itu sebabnya pada saat membangun sebuah Tata Kelola Data di BTN, kami selalu melibatkan unit bisnis terutama dalam salah satu perannya sebagai data owner.”
Jakarta, Komite.id – Keynote dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. dalam acara Websummit Satu Data Indonesia 2022 yang mengusung sub-tema “Buiding Holistic Integrated & Trusted Data”, Data Management & Analytics Division Head, Indra Hidayatullah, membahas tentang “Road to be the Best Mortgage Bank in South-East Asia by Building a Holistic Integrated Data” di hari pertama, Selasa (05/07).
Bank BTN, berkomitmen menjadi bank yang melayani dan mendukung pembiyaan sektor perumahan melalui tiga produk utama yaitu perbankan perseorangan, bisnis dan syariah. BTN adalah bank yang mempunyai asset terbesar ke-5 di Indonesia dan merupakan market leader dalam industri mortgage di Indonesia dengan market share hampir 40%. Saat ini BTN memiliki sekitar 8 juta nasabah, telah melakukan pencairan KPR untuk 5 juta nasabah yang terdiri dari KPR Subsidi dan KPR Non Subsidi, memiliki kurang lebih 800 Kantor Cabang dengan jumlah karyawan sekitar 11 ribu orang.
Dijelaskan Indra, dalam aspek finansial, Mortgage Bank ini berkembang cukup signifikan terutama dalam lima tahun terakhir. Bank BTN mampu meningkatkan assets, loan & financing, deposit serta dapat menekan angka Non-Performing Loan. Hal tersebut seiring sejalan dengan upaya untuk mencapai visi utama Bank BTN yaitu menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada 2025.
Beberapa misi pun telah ditetapkan oleh BTN, untuk mendukung pencapaian visi utama tersebut di mana salah satunya adalah dengan menjadi mitra keuangan bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem perumahan dengan menyediakan solusi menyeluruh dan layanan terbaik melalui inovasi digital.
Diketahui, BTN telah mulai melakukan transformasi untuk pertumbuhan berkelanjutan pada tahun 2021, yang dilanjutkan di tahun 2022 tumbuh di segmen pasar baru dalam ekosistem perumahan. Selanjutnya pada tahun 2023 BTN berencana melakukan disrupsi digital untuk menguasai ekosistem perumahan dan tahun 2024 memperluas area bisnis dan menyediakan total solusi keuangan. Kemudian, di tahun 2025 BTN berharap akan menjadi One Stop Shop Financial Solution dalam ekosistem perumahan.
BTN menyadari, bahwa untuk menjalankan transformasi digital diperlukan juga transformasi terkait data. Oleh karenanya, BTN telah mulai membangun sebuah pondasi Holistic Integrated Data. Pembangunan ini tidak berlansung secara instan, melainkan membutuhkan waktu dan melalui proses yang berkesinambungan. Bisa dianalogikan sebagai membangun sebuah rumah, yang dimulai dengan membuat pondasi Big Data Platform yang solid, yang bisa mengakomodir semua kebutuhan terkait data.
Selanjutnya, hal yang perlu dibangun di atas pondasi Big Data tersebut ialah Analytics Data Mart. “Kami mengembangkan sebuah Single Source of Truth Data yang merupakan suatu proses menyatukan data dari berbagai macam sumber ke dalam satu lokasi yang sama yang akan menjadi sumber dari berbagai macam keputusan atau strategi bisnis perusahaan,” ucap Indra dalam kegiatan Websummit Satu Data Indonesia 2022, Selasa (05/07).
Setelah Analytics Data Mart terbentuk, akan dilanjutkan dengan membuat 4 dinding pilar Data Analytics di dalam sebuah Data Science Platform yang juga solid, yaitu Customer Segmentation, Customer Portfolio, Customer Acquisition dan Customer Lifecycle.
Terakhir, jangan lupa untuk menyiapkan sebuah Good Data Governance, yaitu sebuah proses pengelolaan ketersediaan, kegunaan, integritas dan keamanan data dalam system perusahaan berdasarkan standard dan kebijakan data internal yang juga berfungsi untuk mengontrol penggunaan data. Data Governance atau Tata Kelola Data yang baik dan efektif akan memastikan data konsisten dan dapat dipercaya, serta tidak bisa disalahgunakan.
Lebih jauh, Indra menjelaskan bahwa Framework Tata Kelola Data Bank BTN saat ini telah mencakup tiga aspek yaitu People, Process dan Technology yang tertuang dalam 7 komponen utama, antara lain Data Privacy, Data Stewardship, Data Quality, Metadata Management, Master & Reference Data Management, Data Security Management dan Information Lifecycle Governance.
Ruang lingkup Tata Kelola Data Bank BTN mengatur seluruh proses dalam Data Lifecycle yang meliputi Data Creation pembuatan data maupun akusisi data (input, upload dan recording), Data Retention & Achival mengatur cara, tempat dan bagaimana data disimpan, Data Procesing mengatur bagaimana cara melakukan transformasi data dan memproses data, Data Sharing mengatur proses pengiriman data kepada user dan Data Disposal mengatur proses pembuangan data setelah data tersebut selesai digunakan.
Indra mengatakan bahwa terdapat 4 business driver yang merupakan Value Proposition yang bisa didapatkan dari penerapan sebuah Tata Kelola Data yang baik, antara lain Mengelola Biaya & Kompleksitas, Mengelola Risiko, Meningkatkan Revenue Bank dan Meningkatkan Performa Bank.
“Kami melihat bahwa Unit Bisnis memiliki peranan penting dalam organisasi Tata Kelola Data sebuah organisasi atau perusahaan. Itu sebabnya pada saat membangun sebuah Tata Kelola Data di BTN, kami selalu melibatkan unit bisnis terutama dalam salah satu perannya sebagai data owner,” imbuhnya. “Peran unit bisnis ini sangat penting dalam upaya mendorong perbaikan dan meningkatkan kualitas data kami.”
Indra menutup pemaparannya, dalam Websummit Satu Data Indonesia 2022 ini dengan mengutip ucapan W. Edwards Deming yang mengatakan bahwa ‘Tanpa data, Anda hanyalah orang lain yang mempunyai sebuah opini’. Opini tidak dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan atau strategi perusahaan. Dan hal terpenting yang harus kita lakukan terlebih dahulu adalah memahami arti data dan bagaimana dampaknya terhadap orgranisasi atau perusahaan kita.
Masa Depan Perbankan, Pembayaran Digital & CBDC
Dalam melakukan Digital Transformasi, sebaiknya Perbankan Nasional memperhatikan potensi disrupsi dari Fast Payment yang diusung oleh Bank Indonesia, selaku regulator Perbankan seperti halnya inovasi QRIS(Quick Response Indonesian Standard).
Pada Pertemuan Para Pejabat Bank Sentral Negara G20 dan Menteri Keuangan Negara G20, Gubernur Bank Indonesia Dr Perry Warjiyo mengusung fasilitas baru Bank Indonesia Fast Payment atau dikenal dengan BI Fast sebagai infrastruktur sistem pembayaran Ritel Nasional yang melayani pembayaran dari merchant dan masyarakat secara realtime, aman, efisien dan 24 by 7.
Layanan BI Fast ini dapat diakses melalui kanal Mobile Payment, ePayment dan kanal lainnya seperti ATM, QRIS, serta kanal ribuan merchant EDC (Electronic Data Capture). BI Fast sudah dapat dipastikan akan mendisrupsi sistem pembayaran digital Ritel Ecommerce via Bank, Bank Digital dan tahun depan dengan Fintech.
Saat ini lebih dari 100 Bank Sentral di dunia, termasuk Bank Indonesia sudah menyampaikan juga di Forum G20 Bank Central rencananya mengkaji dan merancang CBDC (Central Bank Digital Currency) sebagai alat pembayaran masa depan. Bank Indonesia (BI) sangat berhati-hati (prudent) merancang pengembangan Digital Rupiah, mengingat Sistem Pembayaran Masa Depan membutuhkan jaminan keamanan yang handal dan peran regulator, BI dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam implementasinya serta menjaga kestabilan dan nilainya, seperti People’s Bank of China (PBoC) sudah merlis eRMB (digital Yuan e-CNY).