WALUBI – KCBI Komit Dukung Pemerintah Wujudkan Candi Borobudur Jadi Destinasi Wisata Super Prioritas

0
1099
Potret WALUBI - KCBI bersama Organisasi Keagamaan Buddha lainnya beserta Perwakilan Kemenko Marves RI, Jumat, (12/08).

Kami berkomitmen untuk terus bersama – sama dengan pemerintah menjadikan Candi Borobudur sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas,”

Jakarta, Komite.id – Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) dan Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) bersama organisasi keagamaan Buddha lainnya memenuhi undangan audiensi bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI membahas pengembangan Candi Borobudur di Ruang Awadhana Hotel Manohara, Kompleks Candi Borobudur, Jumat (12/08).

Dalam kesempatan tersebut, hadir Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves RI Rustam Efendi; General Manager PT Taman Wisata Candi Pujo Suwarno; Kasubdit Hubungan Antar Lembaga Ditjen Bimas Buddha RI Karsan. S.Ag., M.Pd; Kasubdit Pendidikan Tinggi Ditjen Bimas Buddha RI Sayit, S.H., S.Ag., M.H.

Turut hadir pula, Pelaksana Harian DPP KCBI Eric Fernardo, S.I.P., M.Si. bersama Sekretaris DPD WALUBI Jawa Tengah Gunawan serta intelektual maupun tokoh – tokoh agama Buddha lainnya.

Sesuai dengan arahan dari Ketua Umum WALUBI Ibu Hartati Murdaya bahwa WALUBI – KCBI menyampaikan apresiasi kepada pemerintah yang telah menetapkan Candi Borobudur sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas.

“Kami berkomitmen untuk terus bersama – sama dengan pemerintah menjadikan Candi Borobudur sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas, hal konkret yang sudah kami lakukan antara lain dalam pelaksanaan Waisak Nasional yang mempromosikan Candi Borobudur sebagai pusat ibadah umat Buddha Indonesia dan dunia dengan publikasi di lebih dari 20 negara,” ungkap Pelaksana Harian DPP KCBI Eric Fernardo, S.I.P., M.Si.

“Tentunya ada PR besar yang kita hadapi sekarang ini antara lain berkurangnya jumlah pengunjung Candi Borobudur secara signifikan di tahun 2019 menyentuh 3,75 juta namun di tahun 2021 hanya sekitar 450 ribu. Untuk itu berbagai aturan yang menghambat proses ritual peribadatan umat Buddha seperti kapasitas maksimal di Zona 1 Candi (Pelataran Kenari) yang hanya 1.200 orang harus dikaji ulang,” tambah Eric Fernardo.