Jakarta, Komite.id – Setiap tahunnya, Negara Republik Indonesia memperingati tanggal 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan. Memasuki usia Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-77, Indonesia banyak berjuang melalui berbagai era. Perlu diketahui, saat ini di era arusnya transformasi digital penggunaan Big data menjadi semakin menguntungkan bisnis. Big data di gadang-gadangkan sebagai salah satu pondasi bisnis yang penting terutama di era modern dan teknologi.
Saat ini, meningkatnya kemajuan digital di era revolusi industri 4.0, menyebabkan keterbukaan informasi yang semakin maju sehingga masyarakat harus terus berinovasi mengikuti revolusi tersebut. “Karakteristik anak muda yang kreatif, adaptif dan inovatif harus terus dikembangkan agar dapat berdaya saing memasuki revolusi industri 4.0 dan ekonomi digital,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara “The Bridge Conference 2021”.
Menilik sejarah, pada tahun 2005 teknologi big data sudah dipergunakan tetapi belum ada penamaan pada teknologi tersebut, kemudian dicipatakan istilah “Big Data” oleh Roger Mougalas. Di tahun yang sama, big data platform Haadop diluncurkan oleh Yahoo! yang dibuat berdasarkan open source software framework diberi nama Nutch digabungkan dengan Google MapReduce.
Menurut para ahli, big data memiliki semua kumpulan data dalam jumlah yang sangat besar, kompleks, dan terstruktur sehingga sulit untuk dikelola dengan manajemen basis data biasa atau aplikasi pengolah data secara tradisional. Karakter big data sendiri adalah pertumbuhan data yang eksponensial dan penambahan informasi yang memiliki kecepatan tinggi serta memiliki data yang tidak bervariasi. Hal ini tentu menghadirkan tantangan baru dalam mengolah data.
Saat ini, big data merupakan salah satu kemajuan TIK yang menjadi arus utama bagi kehidupan masyarakat sehari-hari. Dalam pemanfaatannya, big data penting bagi pemerintah dan pelaku industri semisal perusahaan pengembang aplikasi dan lainnya dalam mengolah data menjadi lebih efektif dan efisien. Terutama di ranah pemerintahan big data menjadi sangat penting digunakan untuk menentukan tindakan dan langkah kebijakan publik ke depan.
Terkait hal tersebut, Ketua Program Studi Magister Ekonomi Terapan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bayu Kharisma mengungkapkan big data sangat berpotensi digunakan dalam kebijakan publik. “Penggunaan data dan informasi dapat meningkatkan kualitas kebijakan publik yang cermat dan diharapkan (berbasis pada data real-time) sehingga mampu menjawab situasi terkini bagi publik,” ucap Bayu pada webinar Pemanfaatan Big Data dalam Kebijakan Publik di Indonesia, mengutip laman Unpad, Selasa (16/08).
Besarnya potensi big data bukan sekadar sebuah topik ilmiah, melainkan teknologi ini telah berperan penting dan betul-betul dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Dari suatu data yang dimiliki, pemerintah dapat meninjau anggapan kebijakan, memahami masyarakat dan perilaku, mengembangkan interaksi antar politisi pembuat kebijakan publik serta menyediakan informasi opini publik tentang langkah kebijakan.
Sebagai bentuk dukungan pemanfaatan big data di Indonesia, Asosiasi Big Data dan AI (ABDI) kembali menggelar acara akbar DataGovAI 2022 kali ke lima di bulan November mendatang. Event DataGovAI kali ini ABDI akan memberikan apresiasi Anugerah Awards kepada pemerintah dan sejumlah pemangku kepentingan di bidang big data, AI, Cloud Computing serta meluncurkan buku ke-5 ABDI dengan judul “The Future, Benefit Singularity & Governance of Technology“.
Dengan mengusung tema HUT RI ke-77 “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”, harapannya Indonesia bisa bangkit dan pulih lebih cepat sebagaimana telah terjadinya peristiwa pandemi COVID-19 yang menimpa hampir seluruh negara di dunia selama lebih dari dua tahun.
Sebagai informasi, tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno. Tanggal bersejarah ini menjadi salah satu peristiwa penting bagi Indonesia karena pada saat itu Indonesia dinyatakan merdeka dari negara penjajah.