Jakarta, Komite.id – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum (JGF) ke-6 secara hybrid, mengusung tema ‘Goemaritime: Chasing The Future of Global Stability’, Rabu (24/08).
Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menyebutkan sejak didirikan Presiden pertama, Soekarno di tahun 1965, Lemhannas RI mendapatkan mandat menjadi sekolah geopolitik. “Mandat itu diberikan dengan satu arahan strategis dari Bung Karno, agar Lemhannas bisa mencetak calon pemimpin nasional yang memahami konsekuensi dari pertarungan negara-negara besar, pertarungan geopolitik antara negara-negara utama di kawasan ini dan apa pengaruhnya bagi Indonesia,” jelas Andi Widjajanto, mengutip Antara, Kamis (25/08).
Menurut Gubernur Lemhannas RI, tema mengenai Geomaritim yang diangkat pada forum ini nyatanya sangat relevan dengan kondisi saat ini, dikarenakan wilayah maritim diprediksi akan menjadi arena persaingan utama antar negara, bahkan semakin mendekat dengan Indonesia. Sehingga dinamika ini menarik untuk dicermati.
“Khusus untuk tahun ini, tema yang kami angkat adalah geomaritim dengan kesadaran bahwa pertarungan geopolitik di depan akan semakin dekat ke kita, karena akan terjadi di kawasan Asia Timur dan akna menggunakan maritim, laut, dan samudera sebagai sarana wadah pertarungannya,” lanjut Gubernur Andi.
Dengan terciptanya satu rantai pasok global dan pembangunan infrastruktur global yang menggabungkan antarnegara, kini menjadi pembicaraan dunia. Namun konektivitas ini nyatanya menjadi patahan-patahan global.
“Yang terjadi hari ini konektivitas memunculkan patahan-patahan global, dan sejak Februari 2022 patahannya semakin keras karena ada pertarungan Amerika Serikat-Rusia, karena terjadinya krisis di Ukraina,” tutur Gubernur Lemhannas RI.
Oleh karena itu, lewat Jakarta Geopolitical Forum 2022, Lemhannas RI ingin berkontribusi mencari solusi agar patahan-patahan itu tidak semakin besar. “Adanya patahan-patahan itu kami harapkan bisa kembali tersambung satu sama lain, sehingga era Geopolitik 5 dapat kembali diperkuat menjadi satu konektivitas global, satu infrastruktur global, satu rantai pasok global,” ucap Andi Widjajanto.
Lebih jauh, Gubernur Lemhannas RI menuturkan forum ini bertujuan untuk memahami konteks geomaritim kontemporer dan mendalami makna inti masa depan geopolitik yang berbasis pada maritim serta pengaruhnya pada stabilitas global.
“Tujuannya adalah untuk membantu lebih memahami apa yang disebut sebagai konektivitas global,” imbuhnya.