Tingkatkan Literasi Digital Masyarakat, Kominfo dan GNLD SiBerkreasi Gelar Webinar Lawan Ujaran Kebencian

0
994
Dok. Kominfo dan GNLD SiBerkreasi

Kita harus bijak dengan lebih memperhatikan apa yang kita sebar di media sosial, jangan sampai malah yang kita sebar mengundang orang lain untuk melakukan hate speech kepada kita,”

Jakarta, Komite.id – Guna mendukung terwujudnya Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) SiBerkreasi meluncurkan program Literasi Digital, dengan menggelar webinar yang mengusung tema “Melawan Ujaran Kebencian di Media Sosial”, Rabu (28/09/2022) pukul 14.00 – 16.00 WIB dan diikuti oleh kelompok masyarakat dari berbagai komunitas Digital di DKI Jakarta dan Banten.

Webinar ini yang bertujuan untuk mendukung peningkatan skill masyarakat di media digital. Apalagi, peran masyarakat yang cakap akan dunia digital sangat penting, sehingga mampu tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi di tahun 2024.

Dosen London School of Public Relations (LSPR) Okky Alparessi mengatakan kita harus bijak menggunakan media sosial agar terhindar dari ujaran kebencian. “Kita harus bijak dengan lebih memperhatikan apa yang kita sebar di media sosial, jangan sampai malah yang kita sebar mengundang orang lain untuk melakukan hate speech kepada kita,” terang Okky dalam keterangan tertulis yang diterima Komite.id.   

Okky menghimbau pengguna media sosial untuk tidak sembarangan dalam menyebarkan suatu informasi. “Tidak semua informasi yang tersebar di media sosial yang sampai ke kita itu benar adanya, jadi terapkan prinsip saring sebelum sharing suatu informasi yang kita dapatkan,” katanya.

Berdasarkan Penelitian We Are Social Hootsuite per Februari 2022 di indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.

Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan salah satunya dengan webinar untuk meningkatkan kecakapan Digital Masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Rini Darmastuti Kepala Prodi Public Relations Universitas Kristen Satya Wacana menjelaskan  tingkat literasi digital yang masih rendah menjadi pendorong terjadinya ujaran kebencian di media digital. “tingkat literasi digital masyarakat Indonesia dalam menggunakan media sosial masih rendah, hal inilah yang menyebabkan banyak ujaran kebencian di media sosial,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rini menjelaskan ujaran kebencian di media sosial ini dapat menimbulkan dampak yang serius bagi korbannya. “Jadi kita harus sadar bahwa hal ini sangat merugikan korbannya, jangan sampai kita melakukan hal tersebut. Beberapa dampaknya antara lain Tekanan sosial, stress, trauma, takut berada di lingkungan sosial bahkan bisa menyebabkan bunuh diri”, ungkap Rini.

Diketahui, tantangan utama pesatnya perkembangan teknologi adalah penggunaan internet dan media digital yang tak hanya memberikan manfaat bagi penggunanya, namun juga membuka peluang terhadap beragam persoalan. Kurangnya kecakapan digital dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak menimbulkan penggunaan media digital yang tidak optimal.

Pada acara tersebut, Anggota Relawan Edukasi Anti Hoaks Indonesia (REDAXI) Afiyati juga mengimbau pengguna media sosial untuk mewaspadai berita bohong agar tidak menjadi sumber berita bohong.

“Ada beberapa ciri berita bohong yang bisa menjerumuskan kita untuk melakukan hate speech kepada orang lain. Cirinya antara lain Judulnya yang provokatif dan cenderung mengiring opini, sumber informasinya tidak jelas serta informasinya tidak bias sehingga menyudutkan salah satu pihak,” paparnya.

Pemateri yang juga merupakan Dosen Teknik Informatika Universitas Mercu Buana ini menyarankan untuk melakukan cek fakta informasi yang diterima di media sosial. “Cek fakta informasi tersebut di mesin pencari google, jika berupa video cek keasliannya  di platform Youtube. Jika informasi berupa foto bisa di cek di Google Image,” imbuhnya.

“Tidak perlu bangga menjadi orang yang sering membagikan sebuah postingan di media sosial ataupun chat grup. Lebih baik unfollow dan meninggalkan grup yang isinya kebanyakan informasi bohong”, tutup Afiyati.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini bertujuan untuk mendukung dan mendorong masyarakat memanfaatkan dunia digital sebagai sarana komunikasi dan interaksi yang aman, nyaman dan berbudaya. Untuk mengikuti kegiatan yang ini, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau https://literasidigital.id/