Peduli Masa Depan Generasi Muda, Saatnya Deteksi Dini Adiktif Gadget pada Anak

0
991
Dok. Kominfo dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi

 

Jakarta, Komite.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan kegiatan Webinar tentang “Deteksi Dini Adiktif Gadget pada Anak” yang dilaksanakan Rabu, (09/11) pukul 15.00-17.00 WIB.

Perlu diketahui, kemajuan teknologi yang begitu cepat dan tak terbendung memberikan begitu banyak dampak bagi penggunanya, selain dampak positif ada pula dampak negatifnya. Saat ini, gadget menjadi perangkat yang tidak bisa dipisahkan dari segala kegiatan dan aktivitas. Bahkan saat ini, banyak dari orang tua yang menjadikan gadget sebagai alat menenangkan anaknya yang sedang rewel.

Penggunaan gadget pada anak tidaklah dibenarkan, apalagi digunakan dalam waktu yang cukup lama. Jika anak dibiarkan menghabiskan waktu yang lama dengan gadget bisa menyebabkan kecanduan. Kecanduan penggunaan gadget pada anak dapat menyebabkan banyak dampak buruk terhadap perkembangan psikologis dan kesehatan mereka.

Psikolog klinis & Director of Alpas.id Olphi Disya Arinda menghimbau orang tua untuk memperhatikan perilaku anak yang menggunakan gadget. “Jika anak mengalami perubahan suasana hati dan menunjukkan tantrum, serta hanya fokus pada internet atau medsos maka bisa dikatakan anak mengalami gejala kecanduan gadget. Ciri lainnya adalah menunjukkan sikap menarik diri dan mengabaikan kepentingan sekolah,” jelas Olphi dalam keterangan yang diterima Komite.id, Kamis (10/11).

Berdasarkan Penelitian We Are Social Hootsuite per Februari 2022 di indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital. Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan seperti webinar untuk meningkatkan kecakapan Digital Masyarakat.

Diketahui, gelaran webinar ini bertujuan untuk mendukung peningkatan skill masyarakat di media digital,  peran masyarakat yang cakap akan dunia digital sangat penting, sehingga mampu tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi di tahun 2024.

Jika terus dibiarkan anak dapat mengalami berbagai gangguan dalam perkembangan dan pertumbuhannya kata Olphi. “Anak yang kecanduan gadget dapat mengalami masalah dalam perkembangan otaknya. Selain itu juga mempengaruhi aspek fisik, sosial, relasi dan emosi mereka. Oleh karena itu lebih baik mencegah anak dari kecanduan dan pengaruh negatif gadget,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Praktisi Pendidikan & Pembicara Publik Ita Sembiring menghimbau orang tua untuk terlebih dahulu menjadi pengguna gadget yang beretika.

“Jadilah orang tua yang paham akan dampak dan ancaman serta bahaya dari penggunaan gadget yang berlebihan. Jika kita telah paham akan semua itu, baru kita bisa mengajak dan menjadi contoh yang baik bagi anak dalam menggunakan gadget,” imbuh Ita.

Ita juga mengajak orang tua untuk menjadi Navigasi bagi anak dalam penggunaan gadget dan ruang digital. “Kenali perilaku anak kita yang menggunakan gadget dan ajak mereka diskusi agar tidak selalu berlarut dalam menggunakan gadget. Selanjutnya edukasi anak tentang penggunaan dan resiko yang dapat terjadi di ruang digital,” tuturnya.

Selanjutnya, Sociopreneur Praktisi Pendidikan dan Kristiyuana Menekankan kepada orang tua agar membangun ruang digital yang aman buat anak. “Mari menjadi orang tua yang belajar mengikuti perkembangan zaman dan mengajak anak-anak untuk menggunakan internet sebagai tempat belajar yang aman dan nyaman,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Kristiyuana menghimbau orang tau agar berhati-hati agar anak tidak menjadi korban kejahatan di ruang digital. “Modus kejahatan dengan memanfaatkan layanan internet untuk menipu dan mengambil keuntungan dari orang lain saat ini makin banyak terjadi. Bentuk penipuan berupa phising dan scam sangat mudah terjadi kepada anak jika kita sebagai orang tua tidak mengawasi anak dalam menggunakan gadget,” katanya.

Terakhir, konten kreator Teuku Daffa mengajak orang tua untuk siap dalam menghadapi perubahan dan perkembangan teknologi. “Tugas orang tua mempersiapkan anak menghadapi zamannya. Sebagai orang tua, mari kita lebih dahulu paham dan kenal akan kemajuan era digital saat ini dan era kedepannya agar anak kita nantinya tidak tertinggal jauh,” tutupnya.