Funding Internet, Dark Web, TOR, GPS Satelit & AI skala Global oleh DARPA & DoD

0
1472
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

 

D-ARPA (DefenseAdvanced Research Projects Agency) sebuah institusi riset Pemerintah AS (Amerika Serikat) lahir tahun 1957 oleh Department of Defence (DoD), melihat kemajuan teknologi Rusia yang sukses meluncurkan Sputnik, teknologi satelit yang ditenggarai dapat menyerang jaringan komunikasi AS pada era perang dingin Rusia dengan AS. AS merasa tertinggal dan terlena sehingga perlu mendirikan sebuah institusi riset seperti DARPA (1958), agar AS berada di garda terdepan dari perkembangan teknologi terutama menunjang militer AS.

DARPA / ARPA institusi riset Departemen of Defense (DoD)

D-ARPA mendapatkan misi untuk mengembangkan teknologi terobosan, canggih & kemampuan (capability) untuk mempertahankan National Security.

Beberapa tahun setelah DARPA berdiri, mulai membangun jaringan ARPANET (1962), yang nantinya menjadi cikal bakal Internet. DARPA juga mengembangkan banyak teknologi yang sekarang menjadi cikal bakal dari Teknologi 4.0 seperti  AI, ML, Speech Recognition, Touch screen display, Wireless technology core cikal bakal smartphone, Big Data Search Engine (Google) & Autonomous systems/Vehicle. Darpa juga mengutamakan industri yang relevan di military operational, termasuk command & control membangun jaringan satelit GPS, CINDER (Cyber Insider Threat), hingga komunikasi anonym sulit dilacak di beberapa sudut dunia yang bergejolak menggunakan DarkWeb & TOR melengkapi www Cyberspace.

Dari ARPANET, NSFNET, INTERNET hingga WWW (World Wide Web)

DARPA pada awalnya menciptakan ARPANET (1962) berkembang menjadi komunikasi network pada tahun 1967. Awalnya ARPANET lahir pada saat dunia masih menggunakan jaringan circuit switch telephone POTS copper wire yang sudah primitive saat ini, namun dirancang agar redundant dan reliable, agar siap & dapat melakukan mitigasi, jika ada serangan nuklir Rusia pada era perang dingin AS Rusia yang diperkirakan dapat merusak beberapa bagian dari jaringan ARPANET.

Kemudian pada tahun 1965, dengan lahirnya teknologi Paket switching, ARPANET mulai memanfaatkan packet switching TCP/IP, sehingga mulai dapat transmisi & routing data dengan reliable & redundant, memanfaatkan protocol ISO Networking Layer yang digunakan hingga Internet saat ini.

Pada tahun 1984 ARPANET menggunakan Transmission control Protocol (TCP/IP) dan merubah nama menjadi NSFNET (National Science Foundation Network) pada 1985, awalnya menghubungkan beberapa Universitas di AS untuk percobaan dan terus berkembang.

Tujuannya dibangun network Arpanet, cikal bakal Internet adalah agar AS mempunyai network yang redundant dan bisa mencari jalur perbaikan secara mandiri (algoritma mitigasi jaringan), jika ada jalur yang putus atau tergangu, misalnya oleh serangan nuklir atau peperangan.

Jaringan ini kemudian dibuat terbuka (open Systems) agar bisa mendunia, sehingga AS memiliki keuntungan memprakarsai sebuah jaringan raksasa terbesar didunia, mencapai lokasi di manapun di dunia dengan adanya Internet agar dapat berkomunikasi dengan sangat reliable, redundant diseantero dunia yang sulit untuk dapat dihancurkan oleh adversary atau musuh.

Jadi Internet, sebelumnya adalah ARPANET dilahirkan oleh US Naval Research Laboratory dengan bantuan funding dari DARPA (1989) dan kemudian lahirlah HTTP (HyperText Transfer Protocol) meningkatkan kemampuan Internet, menjadi WWW (World Wide Web) atau CyberSpace yang dapat diakses oleh Mosaic Web Browser (1993) dan digagas oleh Tim Berners-Lee dari European Organization for Nuclear Research (CERN) di Swiss.

Pada tahun 1995 NSFNET atau Internet ini resmi menjadi network yang commercial, open platform & neutral network, melalui Kerja sama dengan jaringan model ISP (Internet Service Provider) dan tumbuh menjadi Internet atau CyberVerse yang kita kenal sekarang dengan 3.2 miliar pengguna dalam waktu 60 tahun, sehingga boleh dikatakan tanpa adanya Internet dan PC, tidak mungkin lahir teknologi ABCDE atau teknologi Industri 4.0 antara lain Big Data, Medsos, Blockchain dan AI dapat dilahirkan dan berkembang.

Deep Web

Semua software diatas platform Cyberspace yang berada dibalik dan dilindungi dengan password dan didalam VPN, disebut sebagai aplikasi Deep Web, antara lain Facebook, Yahoo Mail, Amazon, Whatsapp, LinkedIn.  Deep Web lahir karena adanya VPN (Virtual Private Network) dimana sebuah Network/jaringan yang dilindungi oleh pipa enkripsi dan password disebut dengan VPN Tunneling. Email yang mentransmisi berita secara clear text dapat juga memanfaatkan SSH Tunneling agar transmisi secara encrypted text.

TOR & DarkWeb

Tidak sulit untuk mengakses DarkWeb, cukup download dan menggunakan TOR atau Onion Browser secara gratis, namun tidak bisa menggunakan browser umum seperti Google Chrome, Firefox, Internet Explorer dan harus hati hati, karena banyak warga di Darkweb adalah hacker dan Intelijen yang akan mengecek identitas dan mencoba masuk kedalam data di PC anda, jika tidak menggunakan Virtual PC atau terminal.

Selanjutnya, tulisan dibawah ini diambil dari buku “This Machine Kills Secret” oleh Andy Greenberg yang menceritakan tentang Wikileaks dan Julian Assange dan TOR digunakan oleh Wikileaks untuk menjaga anonymitas dari para whistleblower yang mengirim data ke Wikileaks.

Menurut Jacob Appelbaum DARPA/ US NRL menciptakan TOR dan Darkweb agar semua orang bisa mengakses Internet dengan aman dan anonymity atau anonimitas (tanpa identitas, sulit dilacak), bukan saja digunakan oleh penjahat (bad guys) atau hackers dan mendapat akses kepada proxies, botnets?

Mengapa DARPA ciptakan DarkWeb &TOR bagi Kelompok Underground/ Hackers?

Jadi pertanyaannya mengapa DARPA memberikan hibah bersama US Naval Research Laboratory untuk membuat browser TOR dan juga mengakses sekaligus menciptakan Darkweb?  Padahal Darkweb ini berkembang pesat dan banyak digunakan untuk jual beli transaksi dan produk illegal dan berbahaya, hingga narkoba, teroris dan senjata illegal. Sedangkan, TOR juga dipakai oleh teroris, hacker, bahkan jaringan criminal narkoba dan child pornografi untuk berkomunikasi dan mengirim berita yang sulit dilacak oleh polisi, karena teknologi anonimitas dan enkripsi.

Salah satu alasannya,bagi yang Pro dengan TOR dan Darkweb memberikan argumentasi banyaknya manfaat, yaitu agar Internet dapat selalu neutral, bisa menembus sensorship dan pemblokiran oleh sebuah negara tertutup dan otoriter, antara lain Great Firewall milik China, Internet sensorship di Lybia, Iran.  Juga membantu komunikasi dari masyarakat tanpa di lacak dan di monitor oleh pihak Intelijen dari negara yang tertutup dan otoriter.

Di sisi lain, Pertanyaan dari yang Con atau tidak setuju adalah bagaimana jika polisi dan penegak hukum di AS juga tidak dapat melacak & monitor Tindakan kejahatan yang terjadi di AS?  Dark Web sebagai secure, anonymous communication systems, diciptakan untuk membantu Pemerintah berkomunikasi, pada saat terjadi disaster yang menyebabkan collapse nya military networks, dan untuk mendapatkan informasi masuk dan keluar dari negara yang totaliter (totalitarian) yang menerapkan system sensor dan pembatasan akses Internet.   To be or not tobe?

TOR untuk Komunikasi Anonym & Rahasia dengan Dissiden Lybia hingga lengsernya Khadafi

Pemerintah AS memang sudah brainwash atau mempengaruhi jalan pikiran orang seperti Appelbaum, sehingga Jacob ini menganggap orang orang seperti Muamar Khadafi, Saddam Husein, Hosni Mubarak, Assad Suriah, MorrocoTunisia, sebagai pemimpin atau regim yang berbahaya, kejam dan harus disingkirkan, bahkan pada kasus Khadafi dibunuh.

Padahal orang seperti Khadafi, yang dianggapt musuh oleh AS, karena tidak mengikuti kebijakan AS, namun sebenarnya sangat memperhatikan rakyatnya sehingga rakyat Lybia sebetulnya sangat Makmur dan Bahagia pada zaman Khadafi berkuasa, meskipun tentu tidak semuanya ada dipihak Khadafi, yang juga memiliki banyak musuh.

Nah, disinilah peran brainwash ini untuk tantara AS dan juga menggalang kekuatan para dissident, kelompok radikal, bawah tanah di Lybia untuk melawan dan menjatuhkan Khadafi. Itulah sebabnya Khadafi pun mensensor dan memblokir Wikileaks, Sosial Media agar rakyatnya tidak terpengaruh oleh propaganda AS untuk menjatuhkan rejim Khadafi.

Disini strategi AS untuk melawan sensorship dan control ketat Internet oleh Khadafi dengan menggunakan TOR yang dapat menyembunyikan identitas (anonym) musuh Khadafi kelompok bawah tanah dan dapat berkomunikasi di Darkweb tanpa dapat dilacak oleh Khadafi memanfaatkan TOR. Dengan TOR, CIA dan Militer AS dapat berkunikasi bebas dilacak oleh Khadafi dan mengirim pesan kepada kelompok bawah tanah Lybia tanpa dapat di monitor, dilacak atau di awasi oleh pasukan intelijen Khadafi, sehingga AS bebas mengkoordinasi kelompok bawah tanah (dissident) ini untuk digerakkan melawan Khadafi.

AppelBaum juga mempunyai alat pelacak keberadaan Khadafi melalui telepon selulernya sehingga sangat mudah mengintersepsi convoy Khadafi dan membunuh Khadafi. Hal ini juga dilakukan AS dengan mengirim drone membunuh Jenderal tertinggi Iran, Qassem Soleimani ketika berkunjung ke Irak tentu dengan melacak alat komunikasi convoy tersebut

TOR sukses digunakan dibanyak negara dari Qatar hingga Brazil antara lain di Mesir, Irak, Lybia, Tunisia, Morroco menurut Appelbaum.  Jika TOR yang dapat menghilangkan jejak pengirim dan penerima berita , namun jika TOR ini digunakan dengan modem satellite yang memiliki IP address dan communication protocolnya, maka masih mudah untuk dapat dilacak lokasinya, karena terminal GPS memiliki koordinat GPS dan IP dari Satelit Mudem, sehingga Satelit modem ini harus ditempatkan pada jarak yang jauh dan aman agar sulit dilacak oleh drone atau intelijen. Cara lain adalah menambah GPS Spoofing untuk menghilangkan jejak lacakan dari lokasi satelit modem ini.

Appelbaum mendapat tugas sebagai Black Hat Hackers untuk melawan sebuah regim di sebuah negara harus memanfaatkan semua taktik illegal hacking untuk menghancurkan dan membobol musuhnya. Istilahnya “to own” memiliki artinya menguasai lawannya dengan melakukan penetrasi, peretasan dan pembobolan, penyusupan atau menguasai system musuhnya. Jadi peralatan TOR, yang juga digunakan oleh Wikileak dan para hacker ini memang didukung oleh State Departemen (Kementrian Luar NegerI) AS, US Naval Research Laboratory dan DARPA.

Dibuku tersebut disebut Secretary of State Hillary Clinton mempunyai misi dengan kode “Internet Freedom” dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintah di banyak negara dengan memanfaatkan TOR untuk berkomunikasi dengan dissident atau kelompok pemberontah dari Iran sampak Myanmar.

Sedangkan US Military memanfaatkan TOR sebagai Open Source Intelligent (OSINT) menyadap data foreign policy atau strategi militer dari website negara lain secara stealth artinya rahasia dan tidak diketahui.  Korporasi memanfaatkan TOR untuk memfasilitasi industry espionage.

Jadi dari sisi jelas menjawab mengapa pemerintah AS, Kementrian Pertahanannya memberi hibah bantuan proyek seperti Internet, TOR, Darkweb, GPS dan lainnya, tanpa melihat sisi lain dari teknologi ini. Namun sayangnya di AS TOR ini juga memiliki sisi negative, yang dimanfaatkan oleh kelompok criminal seperti pelaku Child Pornografi, Black Hat Hackers yang memanfaatkan pasar gelap seperti Silk Road & online bazaar di darkweb tempat jual beli data curian, senjata, narkoba dan kontrak pembunuh bayaran.

Menurut TOR Director Roger Dingledine Lokasi identik dengan identitas. Jadi jika musuh anda dapat mengetahui lokasi PC TOR anda, maka mereka dapat melacak siapa anda dan dapat mendatangi anda atau mengirim drone, artinya sangat berbahaya. Artinya TOR harus paranoid dan cepat mapping jalur dari pengirim dan penerima agar musuh tidak sempat melacak kedua ujung komunikasi antara pengirim dan penerima yang harus di tutup dan tetap anonym identitasnya.

Itulah sebabnya menurut Paul Sylverson, seorang Cryptographer dari Naval Research Laboratory (NRL) pencipta dari anonymous communication protocol known as Onion Routing, maka dalam perjalanannya akan melalui puluhan node dimana setiap node melakukan inkripsi, sehingga node berikutnya tidak dapat melacak atau mengetahui dua node dibelakangnya dan didepannya.

Jadi seperti penampang bawang Bombay (Onion) yang memiliki banyak s layer atau lapisan dan masing masing lapisan secara independent melakukan inkripsi berlapis lapis agar ketika berita itu berjalan dari lapisan paling dalam penerima dari lapisan paling luar pengirim maka inkripsi yang berlapis lapis ini menjaga kerahasian dari kedua ujung exit yaitu pengirim dan penerima. Itulah sebabnya disebut Jaringan Onion dan sistemnya disebut The Onion Router disingkat TOR.

Hingga saat buku ini ditulis belum pernah ada kasus dimana encrypts. TOR yang berlapis lapis berhasil dibobol. Tentu sehebat apapun tidak ada system security atau encryption yang sempurna, misalnya karena system TOR ini dirancang oleh Pemerintah AS, tentu karena banyak dari node jalur TOR ini berafiliasi dengan Pemerintah AS, tentu Pemerintah AS dapat men decrypt atau mendekrisi berita di TOR ini.

Solusinya jangan hanya tergantung 100% hanya pada system anonym dari TOR tapi gunakan juga tambahan tools security lainnya dari pihak lain (third party) bersama TOR sehingga lebih aman dan tidak mudah dibongkar oleh Pemerintah AS sekalipun.

Harapan ABDI tentu, semoga lebih banyak manfaat dari teknologi seperti TOR, Darkweb, Internet bagi umat manusia daripada mudaratnya, bukan untuk saling membobol rahasia dan membunuh lawan nya.

Global Positioning System (GPS)

DARPA juga ikut mendanai Proyek Satelit GPS AS, dimana pada tahun 1960 AS sudah mempunyai 5 Satelit GPS didunia, dimana untuk menentukan sebuah koordinat dipermukaan bumi dibutuhkan koordinat dari 3 buah Satelit GPS.

Satelit GPS milik AS dikenal dengan NAVSTAR GPS dibuat dan diluncurkan oleh Departemen Defense AS berjumlah 24 satelit dan mulai berfungsi penuh dan komersial tahun 1994 juga digunakan oleh perusahaan seperti Gojek untuk tracking dan menentukan harga serta biaya perjalanan dari point A ke point B tanpa perlu lagi menggunakan buku peta (tradisional) dan melihat spidometer.

Itulah sebabnya salah satu investor Gojek tentu adalah Google dll dan GPS juga digunakan oleh semua orang memanfaatkan Google Map atau Waze di Smartphonenya untuk navigasi dan travelling.

Satelit GPS juga digunakan navigasi oleh pesawat, kapal baik yang komersial, swasta maupun militer,hingga missile. Pernah terjadi insiden dimana China hendak meluncurkan tiga ballistic missile untuk memprofokasi Taiwan puluhan tahun yang lalu.

Oleh AS signal GPS nya di jam dan dimatikan, sehinga hanya 1 dari missile China tersebut dapat mencapai target Latihan, sedangkan dua selebihnya hilang entah kemana karena tidak terkedali tanpa adanya signal GPS dari AS. Salah satu alasan mengapa DARPA dan DoD yang memegang kendali Satelit GPS karena strategisnya kebutuhan untuk militer.

Sejak itu China pun berlomba bersama Rusia, Eropa, India untuk dapat memiliki Satelit GPSnya masing masing. Satelit GPS China Bernama Beidou, Rusia Bernama Glonass untuk perang di Ukraina misalnya, dan Eropa Bernama Galileo serta beberapa negara seperti India, Perancis, Ingris, Jepang kabarnya juga mengembangkan satelit GPSnya, bagaimana dengan Indonesia?

Google Search Algorithm cikal Bakal Hadoop

Menurut artikel “The Anatomy of a Large-Scale Hypertextual Web Search Engine” pendiri Google Sergey Brin dan Lawrence Page juga mendapatkan hibah bantuan dari DARPA bersama NASA & Stanford Digital Libraries Project, artinya Google pun awal berdirinya didukung oleh Darpa untuk membuat Search Engine algoritma Pagerank dan Backrub, crawaling dan indexing Jutaan halaman Web secara efisien untuk menghasilkan Search sesuai dengan keyword.

Ini semua juga ikut berkontribusi atas lahirnya Google File System (GFS) yang diadopsi oleh Hadoop File systems dan algorithma Big Data Hadoop. Jadi Big Data, Hadoop, ML dan AI juga tidak terlepas dari dana bantuan DARPA, US Naval Research Laboratory, NSF dan Kementrian Pertahanan AS.

Masa Lalu Presiden AS Joe Biden,  Cryptographer, WikiLeaks & CypherPunk

Ketika Zimmerman aktivis cryptographer menciptakan PGP (Pretty Good Privacy) dan merelis  aplikasi gratis, strong encriyption untuk komunitas IT & Crypto, bahkan dunia (1997). Upaya ini ditentang oleh Senator Delaware Joe Biden (Presiden AS 2020-2024) dengan UU Omnibus Crime Bill 1991 (S.266) yang mengharuskan perusahaan jasa komunikasi & telco menyerahkan versi ‘plaintext’ atau dekripsi jika mentransmisi berita/data yang di enkripsi untuk mempertahankan monopoli Pemerintah agar dapat cracking encryption (mendekripsi).

Biden S.266 dirancang sebagai serangan awal untuk melanggengkan control rahasia ( secrecy control) & nasional security masa depan, melawan Perang Crypto oleh para pendukung privacy & anonim melalui enkripsi, disebut Cypherpunk.

Visi & mimpi  dari Peraturan Biden S.266 akhirnya menjadi kenyataan, ketika Presiden Clinton meluncurkan Clipper Chip yang menjadi mimpi buruk para Cypherpunk di AS. Chip yang dirancang oleh NSA (Pentagon) memecahkan dilemma Cryptography Pemerintah AS dengan memberikan Strong Cryptography kepada masyarakat AS dan perusahaan Telekomunikasi, namun dapat di dekripsi dengan mudah oleh Pemerintah AS.

Pada tahun 2011 terjadi pembocoran data (data breach) terbesar sepanjang sejarah AS dan dunia oleh Julian Assange founder Wikileaks, meliputi 251,000 dokumen Kementrian Luar Negeri AS (State).

Departement Cable), komunike dari hamper seluruh Kedutaan AS didunia termasuk komunike dengan kepala negara banyak negara didunia di relis ke CyberSpace. Tentu membuat Presiden Obama dan Hillary Clinton berang dan ketika itu Wakil Presiden Joe Biden membuat statement di wawancara TV “… that Assange… was closer to being a hi-tech terrorist than the Pentagon Paper”.

Sebelumnya Wikileak juga membocorkan Pentagon Paper yang berisi video “Collateral Murder”, 392,00 buah dokumen perang Irak & 76,000 buah dokumen perang Afghanistan melalui orang dalam atau Insider, Army Private Bradley Manning yang ditugaskan di Irak ketika itu (2010).

Padahal jaringan high security Militer AS SIPRNET (Secret Internet Protocol Router Network ), yang digunakan Manning,  sudah di pisahkan dari Internet (airgapped). Dikemudian hari DARPA & NSA membentuk CyberArmy di pimpin oleh seorang Hacker kelas dunia Peiter Mudge Zatko, Grey Hat Hackers, mantan mitra Julian Assange di Wikileak dan menjalankan proyek CINDER (Cyber Insider Threat) dengan hibah dari DARPA untuk melawan serangan dan anomaly dari dalam (insider threat).

 

Oleh Rudi Rusdiah