Siapkan Masa Depan, Dell Technologies Paparkan Inovasi Edge Computing  

0
961
Tangkapan Layar Country Business Manager – OEM Business and IoT Lead Dell Technologies Ryan Renaldy, saat menyampaikan materi dalam Diskusi Panelis di Websummit DataGovAI 2022, Hari pertama, Selasa (22/11/22). Dok Komite.id/Firli

Saat ini kita harus memandang ke depan dimana kita harus berinvestasi untuk diri sendiri maupun perusahaan. Namun hal ini bukan hanya investasi dari sisi keuangan tetapi juga tentang teknologi ke depan yang perlu dipersiapkan,”

Jakarta, Komite.id – Di era modern saat ini, digitalisasi menjadi hal yang fundamental diadaptasi dalam berbagai aktivitas manusia terutama di dunia industri. Dalam hal ini, perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi teknologi agar bisa beradaptasi mengikuti tren perkembangan zaman yang saat ini dikenal dengan era industri 4.0. Terlebih, Pemerintah juga telah meluncurkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) sebagai roadmap untuk menjadikan Indonesia masuk dalam bagian 10 negara besar ekonomi dunia tahun 2030.

Dell Technologies hadir menyediakan semua infrastruktur penting yang dibutuhkan dalam melakukan transformasi digital atau transformasi TI di era digital sekarang, maupun melindungi data yang menjadi aset terpenting bagi organisasi maupun perusahaan. Apalagi dalam dua tahun terakhir ini, jumlah pengguna, aplikasi dan volume data yang meningkat tajam dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Menjadi salah satu narasumber dalam Websummit DataGovAI 2022 di sesi diskusi panelis Day 1 yang mengusung subtema ‘ABCDE Technology Transformation & Disruption’ bagian dari tema utama ‘Interoperability, Integrity & Trust Of Digital Technology Towards Future Economy Recovery & Metaverse’, Country Business Manager – OEM Business and IoT Lead Dell Technologies, Ryan Renaldy membahas teknologi Edge yang berkaitan dengan tema Day 1 yakni ABCDE Technology Transformation & Disruption.

Sebagai informasi, Edge Computing adalah model komputasi yang menempatkan tugas pemrosesan utama dalam kerangka kerja atau lingkungan tempat data dihasilkan. Ini adalah kerangka kerja yang mendukung pembuatan, penyimpanan, dan pemrosesan data di lokasi pembuatannya tanpa menggunakan pusat data atau lingkungan komputasi data pusat.

Di bawah kerangka komputasi ini, data yang dikumpulkan dari titik akhir tidak diperlukan untuk membuatnya kembali ke layanan data terpusat untuk diproses dan dianalisis. Sebaliknya, data diproses segera dalam lingkungan yang sama saat dibuat.

Berbicara mengenai Edge, Ryan Renaldy menjelaskan bahwa dapat diibaratkan dengan banyaknya data yang ada saat ini dimasukkan ke dalam data center. Sementara, ketika 5 tahun ke depan, edge itu suatu komputasi yang akan dilakukan di luar data center tetapi di dekat sumber data. Edge juga bertujuan memiliki daya hitung yang rendah sehingga memudahkan dalam menganalisa satu data tersebut.

Di samping itu, kolaborasi Edge dan Core terbentuk dimana Edge akan lebih banyak bertugas untuk menganalisa dan mengirimkan binary data ke Core sebagai data center saat ini.  “Itu akan sangat mengefisiensikan bandwicth dan Compute Power yang ada di Core ini banyak terjadi dan kita memprediksikan bahwa 5 tahun mendatang, data yang akan dihasilkan di edge itu sekitar 90% berasal dari data dunia. Jadi yang awalnya data dihasilkan hanya dari input seseorang, nantinya di 5 tahun mendatang data yang dihasilkan dari data yang diinput berasal dari CCTV, IoT Center dan lainnya,” ucap Ryan Renaldy.

Selanjutnya, membahas Edge Computing Ryan Renaldy menuturkan bahwa sebagai dasar, Edge Computing itu dapat dilakukan, namun sebelumnya kita harus mencari tahu terlebih dahulu apa yang sebenarnya dibutuhkan dari pelaksanaan Edge Computing tersebut.

Dalam hal ini, Ryan menjabarkan beberapa hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya antara lain Edge Computing, Operation Efficiency, Risk and Mitigation dan Customer Experiences. “Kita melihat Edge Computing ini sangat penting karena ini membuat New Revenue Models. Itulah yang memang bisa kita lakukan dengan Edge Computing, mulai dari Effeciency, Safety and Compliance, Customer Experiences dan Revenue Models,” jelasnya.

Lebih jauh, Ryan juga mengingatkan tentang Natural Resources yang mana Edge Computing dapat memaksimalkan sebuah mobil supaya tidak bertabrakan, selain itu juga komunikasi antar alat yang dapat memungkinkan memaksimalkan kinerja dan meminimalisir kecelakaan kerja. “Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, bahwa saat ini kita harus memandang ke depan dimana kita harus berinvestasi untuk diri sendiri maupun perusahaan. Namun hal ini bukan hanya investasi dari sisi keuangan tetapi juga tentang teknologi ke depan yang perlu dipersiapkan,” katanya.

Terkait hal tersebut, Dell Technologies sudah berinvestasi dengan mengadopsi beberapa teknologi, semisalnya Edge dan 5G. Dimana kegunaan Edge dan 5G nantinya dapat mengubah seluruh industri, selanjutnya Analytics Data Management, AI, Machine Learning, Cyber Resilience dan sebagainya.

Seperti yang diketahui, keamanan data dan perlindungan privasi menjadi masalah utama di dunia IT. Dalam hal ini, Edge computing memberikan lebih banyak keamanan data dan perlindungan privasi karena data diproses di dalam edge daripada dari server pusat.

Namun, ini tidak berarti bahwa perangkat edge tidak rentan sama sekali. Tentu sama sekali tidak. Itu hanya menunjukkan bahwa ada lebih sedikit data yang harus diproses dari edge, sehingga hampir tidak ada kumpulan data lengkap yang dapat disambar peretas.

Dalam Websummit DataGovAI 2022, ABDI juga memberikan Anugerah Apresiasi Award DataGovAI 2022 kepada Dell Technologies sebagai “Best Data & AI Technology 2022 dalam Kategori The Global Distributor of Digital Technology & IT Solution for Indonesia. Dalam hal ini, Dell Technologies juga sukses memfasilitasi transformasi digital dengan mensupply Best IT Products from Dell to the Enterprise & Government Institution.