“Dan ini merupakan hal yang baru di dunia rumah sakit. Karena secara data dan penelitian, teknologi sistem rumah sakit Indonesia itu ketinggalan jauh, tetapi dengan pandemi COVID-19 ini kita akan mengejarnya,”
Jakarta, Komite.id – Transformasi digital saat ini telah menghadirkan beragam solusi dan inovasi dari berbagai institusi dalam menjalankan aktivitas masyarakat sehari-hari. Terkait hal tersebut, layanan kesehatan Indonesia terus berupaya bertransformasi menuju sistem kesehatan yang lebih kuat, tangguh dan terintegrasi.
Association of Indonesian Private Hospital (ARSSI) Center dr. Antonny Halim Gunawan MARS berkesempatan menjadi narasumber dalam diskusi panelis yang digelar ABDI dalam Websummit DataGovAi 2022 dengan membahas tentang ‘Digital Healthcare Data Electronic Medical Record’.
Saat ini Indonesia tengah mempersiapkan transformasi kesehatan digital dengan menyiapkan Indonesia Digital Health Transformation Roadmap 2022 – 2024. Dimana tahun ini, berfokus pada mengembangkan Sistem Digital Kesehatan. Salah satunya dengan bertolak ukur pada Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No.24 tahun 2022 tentang Rekam Medis. Terkait peraturan tersebut, Warga Negara Indonesia diharapkan untuk ke depan, saat memasuki rumah sakit bisa mendapatkan e-Medical Report.
Antonny Halim Gunawan MARS menjelaskan bahwa dalam menuju Megatrend, rumah sakit Indonesia, perlu mempersiapkan beberapa tantangan dalam pelayanan kesehatan ke depan, di antaranya Kebutuhan dasar kesehatan, Kelas Rawat Inap Standar, Tarif Tunggal (Single Tarif) dan Rujukan berbasis kompetensi.
Menurut Antonny Halim hal ini berhubungan dengan sistem SATUSEHAT yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga semua Rekam Medis akan terintegrasi dengan Kementerian Kesehatan. “Dan ini merupakan hal yang baru di dunia rumah sakit. Karena secara data dan penelitian, teknologi sistem rumah sakit Indonesia itu ketinggalan jauh, tetapi dengan pandemi COVID-19 ini kita akan mengejarnya,” jelas Antonny Halim dalam Websummit DataGovAI 2022, Kamis (24/11/22).
Berdasarkan standar sistem SATUSEHAT, Antonny berharap ini dapat diikuti sesuai dengan standard yang telah ditetapkan WHO. Melansir laman resmi Kemenkes, dengan hadirnya integrasi data rekam medis pasien SATUSEHAT, diharapkan mendukung implementasi lima pilar transformasi sistem kesehatan lainnya seperti transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan dan transformasi SDM kesehatan yang saat ini juga sedang berjalan.
Dalam paparannya, Antonny juga menyebutkan bahwa di era industri 4.0 ini ada beberapa tantangan digitalisasi di rumah sakit, di antaranya Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), Level SIMRS, Penerapan Rekam Medis Elektronik (RME), Aplikasi tidak interoperabel, Sumber Daya Manusia dan Biaya digitalisasi.
Selanjutnya, terkait pengadaan RME Antonny memaparkan beberapa strategi dari Rumah Sakit Swasta yang meliputi, Cost, Easy to Use Experience With Specialities, Data Security, Interfacing, Reporting and Data Analysis, Training, dan Vendor support.
Lebih lanjut, Antonny juga menunjukkan salah satu contoh solusi yang sudah dilakukan oleh fasilitas kesehatan dari ZiCare. Dimana terdapat Electronic Medical Record (EMR) yang dilengkapi dengan fasilitas record apps.