Dukung Transformasi Bisnis, MTM Paparkan Pentingnya Kesadaran Keamanan Siber

0
1126
Tangkapan layar Chief Information Security Officer at PT Media Telekomunikasi Mandiri Bruce Hanadi, MSc., saat menyampaikan paparan materi dalam Diskusi Panelis di Websummit DataGovAI 2022, Hari kedua, Kamis (24/11/22). Dok. Komite.id/Firli   

“Kalau kita mau memerangi cybercrime, maka kita harus bersama-sama meningkatkan semua lini, tidak peduli apakah anda itu perusahaan besar maupun kecil, kita memiliki cyber awareness bersama di level yang sama…”

Jakarta, Komite.id – Pada dasarnya pemanfaatan internet di era transformasi digital yang semakin meningkat nyatanya juga berdampak pada peningkatan ancaman keamanan informasi di dunia siber.  Berdasarkan data security level di Indonesia di tahun 2021 jumlah serangan mencapai 11.000.000 yang terdeteksi, ditahun 2022 jumlahnya mengalami kenaikan mencapai 18.000.000, sementara di tahun 2023 masih belum terprediksi jumlahnya.

Melihat kondisi kenaikan jumlah serangan tersebut, Chief Information Security Officer at PT Media Telekomunikasi Mandiri Bruce Hanadi, MSc., mengatakan bahwa kita harus tetap siap siaga dalam menghadapi serangan yang akan terjadi.

“Semuanya sudah harus memiliki awareness pada level tertentu terhadap kepentingan atau pentingnya keamanan siber. Karena data-data tersebut akan terinterkoneksi dimana data dari satu perusahaan akan dipakai oleh perusahaan yang lain dari sisi data dan informasi,” kata Bruce Hanadi, dalam Websummit DataGovAI 2022, Hari kedua, Kamis (24/11/22).

Diketahui, ABDI (Asosiasi Big Data & AI) kembali menggelar Websummit DataGovAI 2022 dengan mengusung tema besar “Interopability, Integrity & Trust Of Digital Technology Towards Future Economy Recovery & Metaverse”. Menjadi panelis dalam diskusi acara Websummit DataGovAI 2022 hari kedua, Chief Information Security Officer at PT Media Telekomunikasi Mandiri Bruce Hanadi, membahas tema mengenai Security Business Level atau Enterprise Level di Indonesia yang relat dengan sub tema dari hari kedua yakni “Data Governance & Regulation” yang fokus pada Enterprise Data Security & Data Privacy Protection, Risk Management, Govtech & Regtech“.

Saat ini, kemanan siber menjadi sangat penting di era transformasi digital. Pasalnya, segala bentuk aktivitas kita telah bergantung pada penggunaan data. Sehingga, data pun menjadi berharga dan perlu diamankan kerahasiaannya. Namun dalam hal ini, tidak semua orang sadar akan pentingnya data. Rendahnya tingkat literasi digital di wilayah internet membuat ancaman keamanan siber menjadi sangat rentan.

Banyak masyarakat yang masih belum paham akan kegunaan internet. Jika dilihat dari satu sisi maka hadirnya internet tentu memiliki banyak manfaat bagi orang yang dapat memanfaatkannya dengan baik. Namun sebaliknya, penggunaan internet yang salah juga akan menimbulkan banyak hal negatif. Sehingga Kesadaran Keamanan Siber menjadi sangat penting bagi individu, pemerintah serta pelaku usaha yang terkait.

Pada dasarnya, penyerangan cyberattack dimulai dari titik terlemah, seperti small business atau medium enterprise yang mana para pelaku masih kurang memahami atau tidak memiliki cybersecurity awareness yang belum cukup. Sehingga, ini menjadi target attack terutama untuk credential.

“Menurut saya Awareness ini perlu ditingkatkan juga oleh semua orang, terutama mereka yang berkecimpung di dunia siber atau menggunakan internet untuk melakukan bisnisnya,” lanjut Bruce Hanadi.

Disampaikan Chief Information Security Officer at PT Media Telekomunikasi Mandiri, bahwa untuk mencegah terjadinya ancaman serangan tersebut, kita harus bersama-sama dari semua lini, baik individu, pelaku Small Business, Multinational Enterprise dan Public Infrastructure harus memiliki kesadaran yang sama untuk memeranginya.

Lebih lanjut, Bruce Hanadi menjelaskan bahwa dalam sebuah response mengenai pandangan para pelaku bisnis di Indonesia yang mayoritas menginvestasikan resource pada teknologi dan hardware, sementara seperti yang sebelumnya sudah disampaikan bahwa titik terlemah yang paling utama itu selalu manusia (Human) baik itu awareness maupun skill.

Padahal, pilar utama transformasi bisnis dalam suatu perusahaan yakni People, Process dan Technology. Dimana ketiga pola ini menjadi penting dan saling berkaitan dalam pemanfaatan teknologi yang akan memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas.

“Kalau kita mau memerangi cybercrime, maka kita harus bersama-sama meningkatkan semua lini, tidak peduli apakah anda itu perusahaan besar maupun kecil, kita memiliki cyber awareness bersama di level yang sama sehingga mata rantai tidak terputus dan tidak ada mata rantai yang melemah,” tutupnya.

Mengutip laman resmi MTM, PT Media Telekomunikasi Mandiri (MTM) berdiri sejak tahun 2008. Yang berawal dari System Integrator menjadi perusahaan jasa. Sudah 14 tahun beroperasi, MTM menjadi kontraktor nasional terkemuka sebagia penyedia Solusi Infrastruktur Jaringan IT untuk banyak perusahaan penyedia layanan telekomunikasi serta perusahaan besar lainnya.

DataGovAI 2022 menjadi ajang peluncuran buku ABDI ke-5 dan memberikan apresiasi Anugerah Penghargaan dengan dua kategori penghargaan Best Data & AI Technology & Best Data Governance kepada instansi/perusahaan, data scientist, AI Expert in the Data, AI Technology Supply Chain Industry, Markets and Government Officials serta para penulis buku ABDI yang berjudul ‘The Future, Benefit Singularity & Governance of Technology’. ABDI mengucapkan selamat atas kontribusi Chief Information Security Officer at PT Media Telekomunikasi Mandiri Bruce Hanadi sebagai author penulis Book ABDI ke-5 Chapter 2 dengan menulis satu artikel berjudul “Implementing Cybersecurity for Microbusiness and SME in Indonesia”.

Tak hanya itu, atas kiprahnya dalam menyediakan solusi jaringan IT, PT Media Telekomunikasi Mandiri juga meraih Anugerah Apresiasi Awards DataGovAI 2022 kategori Best Data & AI Technology untuk sektor Enterprise Security Manage Services yang sukses mendukung data dan Cybersecurity melalui enterprise manage services untuk institusi dan enterprise di Indonesia.