“Saya sangat tekankan bahwa edukasi menjadi kunci utama untuk menyiapkan generasi muda kita supaya bagaimana memanfaatkan teknologi ini menjadi efektif,”
Jakarta, Komite.id – Era digitalisasi memungkin semua proses bisnis berjalan lebih fleksibel dan efisien. Dalam hal ini, teknologi blockchain mulai dimanfaatkan di beberapa perusahaan untuk memudahkan ber-transaksi dan diyakini lebih aman. Terutama dalam transaksi trade finance yang seringkali dianggap masyarakat tidak efisien, lebih rumit dan memakan waktu yang cukup lama.
Head of Blockchain Solutions – Nusameta by WIR Group Aldi Raharja, M.Eng., menjadi salah satu narasumber dalam Websummit DataGovAI 2022 hari ketiga dengan tema besar ‘Interopability, Integrity & Trust Of Digital Technology Towards Future Economy Recovery & Metaverse’ yang membahas tentang ‘Metaverse and Blockchain: Value Propositions and Challenges’.
Berbicara mengenai Metaverse, tentu hal ini bukan sesuatu yang baru, melainkan sudah ada sejak tahun 1935. Pada tahun tersebut, penulis fiksi ilmiah Amerika Stanley Weinbaum menerbitkan buku Pygmalion’s Spectacles, di mana karakter utama menjelajahi dunia fiksi menggunakan sepasang kacamata yang memberikan penglihatan, suara, rasa dan lain sebagainya.
Melihat situasi saat ini, yang berawal dari pandemi COVID-19 menghadirkan banyak platform media sosial serta kreator ekonomi yang mana kita dapat dengan mudah menghasilkan pendapatan dengan membuat konten. Hal ini tentu membuat sebuah indikasi bahwa era di dunia saat ini telah bergeser dari non-digital kini menjadi digitalisasi.
“Perubahan transformasi ini dapat merubah era baru, yang tadinya kita pikir hal ini tidak bisa menjadi market baru kini bisa menjadi suatu market baru yang menarik,” kata Aldi Raharja, dalam Websummit DataGovAI 2022, Kamis (29/11/22).
Perlu diketahui, konsep metaverse ini kita tentu paham bahwa teknologi saat ini dengan teknologi-teknologi pendukung lainnya, belum bisa tercapai secara maksimal. Metaverse ini menjadi fundamental bahwa internet ke depan akan menuju seperti itu, dengan pendekatan dari beberapa platform agar semua bisa masuk melalui semua usecase yang akan dibangun.
Pasalnya, dua pertiga dari generasi Z di Indonesia itu tertarik dengan konsep metaverse. Dalam hal ini tentu kita melihat, munculnya media sosial, ekonomi kreator yang mana semua hal berhubungan dengan konten dapat menghasilkan ekonomi baru, sehingga ke depan akan menuju immersive dan interactive.
“Kami sangat membuka peluang untuk bisa berhubungan. Bahwa teknologi akan terus berkembang, maka kita harus mempersiapkan. Saya sangat tekankan bahwa edukasi menjadi kunci utama untuk menyiapkan generasi muda kita supaya bagaimana memanfaatkan teknologi ini menjadi efektif. Ketika kita memanfaatkan dengan baik maka akan menjadi ladang yang bermanfaat, sementara ketika tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan mengakibatkan hal-hal negatif yang terjadi,” jelas Aldi.
Selain itu, melihat keamanan-keamanan metaverse akan menjadi kesempatan bagi Indonesia khususnya para pemangku kepentingan untuk terus berinovasi. Aldi berharap kepada seluruh enterprise maupun institusi pemerintah agar bisa kompak bersama-sama untuk menghadapi era baru ini, karena kolaborasi menjadi kunci.
Tak hanya itu, Aldi juga menjelaskan bahwa WIR juga berkesempatan membuat prototipe KADIN di pertemuan G20, yang mana hal ini menandakan bahwa Indonesia juga bisa membuat metaverse.
Perubahan itu tidak dapat dihindarkan, tetapi adaptasi menjadi sebuah pilihan, tentunya dengan adanya WIR semangat kita untuk membuat indonesia b erjaya di era ini, kami open untuk berkolaborasi dengan semua pihak untuk selalu memperhatikan solusi yg terbaik untuk kemajuan teknologi ke depan.
Sebagai acara akbar tahunan ABDI, DataGovAI 2022 sukses meluncurkan buku ABDI ke 5 dengan judul “The Future, Benefit Singularity & Governance of Technology” yang melibatkan banyak penulis dari berbagai kalangan dari 7 Negara, tuan rumah Indonesia, Amerika Serikat, Singapura, Estonia, British Teritory, India & Nepal. ABDI juga mempersiapkan deklarasi buku ABDI pada acara DataSecurAI 2023 bulan Maret 2023 tahun depan.
Turut hadir SVP Digital Innovation Solutions BCA, Adi Prasetyo; Senior Solution Architect AMD ASEAN, Eric Sugiono; PT Adakom International Technology, Reynaldo Suwandi; Direktur Tata Kelola Keamanan Siber BSSN, Nunil Pantjawati ME; yang dimoderatori oleh Dubes Serbia (2010-2014) Kementerian Luar Negeri RI, Ir Semuel Samson.