Terapkan Ekonomi Sirkular, Menperin Dukung Pabrik Daur Ulang Plastik di Jombang

0
1213
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita bersama jajaran Dewan Direksi terkait dalam acara Seremonial Peresmian PT Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ), Jombang, Jawa Timur, Rabu (08/02). Dok. Kemenperin

 

Jakarta, Komite.id – Kementerian Perindustrian terus mendukung sektor industri manufaktur melakukan transformasi ke arah pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Kemenperin berkomitmen untuk memacu pembangunan industri melalui konsep industri hijau dengan prinsip menggunakan sumber daya alam yang efisien, dapat diguna ulang, ramah lingkungan, berkelanjutan, serta memanfaatkan sampah sebagai energi alternatif.

“Saat ini, isu terkait ESG (environmental, social, and governance) dan industri hijau sudah menjadi perhatian yang penting. Bahkan bila mencermati Leaders Declaration KTT G20 yang lalu, ada penekanan memperkuat implementasi ESG dan industri hijau,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Peresmian Pabrik Daur Ulang PET (Polyethylene Terephthalate) Food Grade PT. Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ) di Jombang, Jawa Timur, Rabu (08/02).

PT BIPJ merupakan perusahaan joint venture yang juga didukung oleh perusahaan industri Mayora Group. PT Menperin memberikan apresiasi kepada Mayora Group atas keberhasilan pembangunan pabrik daur ulang PET dengan kualitas yang memenuhi standar keamanan pangan (food grade) ini, terlebih lagi total investasinya mencapai Rp183 miliar.

“Pabrik ini wujud nyata sebagai milestone yang akan membantu kita semua untuk mengurangi sampah yang ada di masyarakat, khususnya sampah plastik. Pabrik ini juga membuktikan bahwa PET yang selama ini distigmakan menjadi ‘monster’ atau barang yang berbahaya, saat ini justru menjadi sesuatu yang mempunyai nilai tambah karena PET ini menjadi bahan baku dari bagian ekosistem ekonomi sirkular yang sama-sama sedang kita kembangkan,” terangnya.

Selain itu, lanjut Menperin, upaya ini diyakini dapat mewujudkan visi Indonesia menjadi negara industri tangguh yang bercirikan strukur industri nasional yang kuat, sehat dan berkeadilan, industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global, serta industri yang berbasis inovasi dan teknologi. “Apalagi, saya mendapatkan komitmen dari perusahaan akan melakukan ekspansi ke depannya,” imbuh Agus.

Menperin optimistis, adanya pabrik daur ulang plastik PT BIPJ dengan kapasitas produksi Recycled PET Plastic (RPET) sebesar 22.000 ton per tahun ini dapat memperkuat ekosistem daur ulang dan ekonomi sirkular serta dapat meningkatkan tingkat pengumpulan sampah plastik di Indonesia.Fasilitas ini akan menyerap tenaga kerja lokal lebih dari 150 orang dan didukung dengan teknologi paling modern.

“Saya berpesan kepada Mayora Group dan PT BIPJ agar dapat menjaga lingkungan sekitar dengan baik, selaras dengan komitmen pemerintah dalam upaya menciptakan industri hijau,” tegas Agus. Selain itu diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat baik melalui produk pelet PET yang dihasilkan, maupun melalui program-program berkelanjutan dengan melibatkan sejumlah mitra kerja dan berbagai pemangku kepentingan, termasuk keterlibatan pemerintah daerah.

Presiden Direktur PT BIPJ Christine Halim menyampaikan, perusahaan ini didirikan sebagai upaya besar untuk mengumpulkan sampah plastik agar bisa memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu mewadahi usaha para pelaku UMKM dan pemulung serta dapat mendukung program penyerapan tenaga kerja.

Menurut Christine, pabrik daur ulang ini sudah menggunakan teknologi pengolahan PET paling modern dan berfokus pada higienitas. Ada dua proses utama yang dilakukan PT BIPJ dalam pengolahan botol plastik PET menjadi food grade recycled plastik resin.

Pertama, dimulai dengan proses pembersihan dan pembukaan tutup. Lalu botol PET bekas tersebut diseleksi secara otomatis untuk kebersihan warna. “Setelah itu proses pencacahan menjadi serpihan untuk kemudian pencucian dan pengeringan,” jelasnya.

Kedua, proses ekstrusi, yakni perubahan plastik dari bentuk padat menjadi cair. Kemudian, proses dekontaminasi kontaminan dengan proses solid state polycondensation (SSP), dan yang terakhir proses pencetakan pellet plastik. “Pellet plastik inilah yang dapat diolah kembali untuk menghasilkan produk plastik baru,” ujar Christine.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia GAPMMI Adhi S. Lukman turut mengapresiasi langkah Mayora Group yang telah mendirikan BIPJ sebagai bagian dari gerakan ekonomi sirkular nasional yang terintegrasi dan komprehensif. “Ini akan meningkatkan kredibilitas industri serta menunjukkan komitmen dunia usaha terhadap kebijakan pemerintah,” ucapnya.

Peran Industri Daur Ulang

Pada kesempatan yang sama, Menperin mengemukakan, permasalahan sampah di Indonesia sampai saat ini terus berkembang dan merupakan sebuah permasalahan yang membutuhkan solusi segera untuk diatasi secara bersama-sama. Sebab, dari pengumpulan sampah plastik yang ada saat ini, baru sekitar 20 persen yang bisa dipergunakan sebagai bahan baku plastik dengan kualitas food grade. Oleh karena itu, salah satu pendekatan pengelolaan sampah nasional adalah pendekatan circular economy (ekonomi sirkular).

“Wujud penerapan circular economy terhadap pengolahan sampah adalah dalam bentuk daur ulang. Apalagi, peluang bisnis semacam ini sudah di depan mata. Tren untuk menggunakan produk-produk recycle itu semakin tinggi, terutama di market luar negeri, yang akan menjadi target pasar ekspor kita,” ujarnya.

Untuk itu, penerapan konsep ekonomi sirkular perlu didasarkan pada prinsip pemanfaatan kembali untuk memaksimalkan nilai ekonomi dari barang-barang sisa konsumsi. “Sehingga sumber daya yang tersedia akan terus termanfaatkan melalui penggunaan material yang terus berputar dalam suatu lingkaran ekonomi sehingga dapat digunakan secara terus-menerus,” imbuhnya.

Menperin menjelaskan, rantai industri daur ulang plastik merupakan circular economy yang kini banyak menjadi sorotan. Sektor ini mengolah sampah plastik seperti sampah kemasan dan barang-barang plastik lainnya menjadi produk bernilai tambah, mulai dari resin daur ulang hingga produk-produk jadiseperti barang-barang dari plastik, tekstil, dan palet.

“Saat ini, populasi industri daur ulang plastik di Indonesia berjumlah sekitar 241 industri dengan nilai investasi mencapai Rp20 trilliun dan kemampuan produksi sebesar 2,54 juta ton per tahun dan akan terus mengalami peningkatkan seiring dengan adanya komitmen pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di lautan sampai 70% di tahun 2025 dengan tumbuhnya industri daur ulang nasional,” ungkapnya.

Agus menambahkan, pihaknya telah menjalankan berbagai kebijakan untuk mendorong tumbuhnya industri daur ulang plastik, antara lain melalui penerapan Pedoman Tata Cara Produksi PET daur ulang untuk kemasan pangan, Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk resin PET Daur Ulang, melakukan inisiatif untuk menerapkan regulasi Tingkat Komponen Daur Ulang pada barang jadi plastik agar dimanfaatkan dalam pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah, serta memberikan insentif pengurangan PPn bagi industri daur ulang plastik.

“Upaya tersebut diharapkan dapat membangun ekosistem ekonomi sirkular melalui pengolahan sampah plastik di Indonesia, merangsang industri daur ulang plastik nasional serta memperkuat infrastruktur gerakan ekonomi sirkular di Indonesia dengan berprinsip pada penggunaan sumber daya yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” paparnya.

Sementara itu,Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Daur Ulang Indonesia (ADUPI) Andi percaya bahwa bisnis daur ulang plastik memiliki potensi besar. “Dengan potensi yang terus berkembang, industri daur ulang sampah botol plastik akan berperan besar terhadap lingkungan dan sekaligus pertumbuhan ekonomi negara,” ungkapnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) Eko Susilo menyatakan bahwa beroperasinya PT BIPJ akan semakin meningkatkan keyakinan produsen air minum dalam kemasan terkait alternatif kemasan yang aman dan bernilai daur ulang tinggi, yaitu PET. “Kami berharap, BIPJ dapat menjadi wadah sirkuler bagi para produsen air minum dalam kemasan, sehingga kami dapat mewujudkan dan mendukung kebijakan pemerintah terkait peta pengurangan jalan sampah,” ujarnya.