PeduliLindungi Bertransformasi Jadi Satu Sehat, Hadirkan Lebih Banyak Manfaat Kesehatan  

0
1404
Dok. Kementerian Kominfo

 

Jakarta, Komite.id – Aplikasi PeduliLindungi sebentar lagi akan segera menggati nama menjadi Satu Sehat Mobile. Rencananya, pergantian nama ini dilakukan pada 28 Februari 2023.

Hal tersebut disampaikan Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Setiaji bahwa, “Kami sedang transisi PeduliLindungi menjadi Satu Sehat. Kami akan meluncurkan … mudah-mudahan akhir 28 Februari kami akan meluncurkan menjadi Satu Sehat Mobile,” kata Setiaji., mengutip Antara, Kamis (23/02).

Transformasi aplikasi tersebut, nantinya dapat menyimpan hampir seluruh data rekam medis setiap pengguna, tidak hanya terkait dengan COVID-19, namun juga rekam medis penyakit lainnya. Rekam medis dalam aplikasi Satu Sehat nanti termasuk berbagai rekam vaksinasi, hasil pemeriksaan laboratorium, hingga basis data stunting.

“Ibu-ibu bisa akses vaksinnya, vaksin anak-anak. Itu kan satu manfaat, ya, pada waktu nanti anaknya mau ke luar negeri, sekolah, nanti, misalnya (ditanya) sudah (vaksin) polio belum. Itu akan ada di dalam Satu Sehat application,” lanjut Setiaji.

Melihat situasi pandemi COVID-19 mulai mereda, masyarakat di media sosial banyak yang menanyakan keberlanjutan aplikasi ini. Mengingat luasnya manfaat yang ditawarkan, Setiaji mengimbau masyarakat tidak perlu menghapus (uninstall) aplikasi PeduliLindungi. Dia mengatakan kementerian juga tengah menyiapkan aplikasi Satu Sehat agar dapat terhubung dengan perangkat wearable yang memungkinkan adanya fitur pengumpulan poin yang bisa ditukarkan untuk mendapatkan vitamin dan sebagainya.

Selanjutnya, berbicara mengenai keamanan data, Setiaji memastikan kementerian sudah menyiapkan aplikasi yang akan bertransformasi menjadi Satu Sehat itu telah melewati asesmen dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Selain itu, kementerian juga tengah mengupayakan agar aplikasi Satu Sehat memenuhi standar pengelolaan keamanan informasi ISO 27001.

“Kami sudah melakukan persiapan seperti misalkan asesmen BSSN, itu sudah lewat untuk fase asesmennya mulai dari tata kelola dan lain sebagainya,” tutur Setiaji.

Sebelumnya, insiden kebocoran data yang dilakukan hacker Bjorka bulan September 2022 lalu menyeret nama aplikasi PeduliLindungi. Bjorka mengklaim bahwa dirinya memiliki data pribadi pengguna PeduliLindungi sehingga pada saat itu pemerintah membantah terkait insiden kebocoran data tersebut.

Diketahui, Kemenkes telah meresmikan platform Satu Sehat pada Juli tahun lalu. Platform itu mengintegrasikan data layanan dari berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk klinik, puskesmas, hingga apotek.

Melansir dari Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kemenkes, Platform Satu Sehat ini merupakan perwujudan dari pilar ke enam transformasi sistem kesehatan yaitu pilar transformasi teknologi kesehatan yang diinisiasi oleh Menkes Budi. Platform ini juga diharapkan mendukung implementasi lima pilar transformasi sistem kesehatan lainnya seperti transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan dan transformasi SDM kesehatan yang saat ini juga sedang berjalan.

Dalam mengembangkan platform ini, Kementerian Kesehatan mengadopsi model infrastruktur Platform-as-a-service (PAAS) yang menghubungkan seluruh ekosistem pelaku industri kesehatan untuk menciptakan satu data kesehatan nasional yang dapat diandalkan.

Nantinya platform ini akan menjadi penghubung antar platform aplikasi yang beragam pada berbagai pelaku industri kesehatan. Untuk itu, semua aplikasi maupun fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek harus mengikuti standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan di platform SATUSEHAT.

Secara terpisah, Founder dan Chief Executive Officer CISDI (Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives) Diah Satyani Saminarsih menilai adanya disparitas atau kesenjangan dalam menguasai teknologi digital, menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah yang ingin mengintegrasikan semua data dalam sistem SATU SEHAT.

“Kita boleh meningkatkan kebijakan di tingkat nasional, mau mentransformasikan data semua menjadi digital. Tapi di sisi lain, kita harus bisa mempertimbangkan kemampuan tenaga kesehatan,” kata Diah, melansir Antara, Kamis (23/02).

Menanggapi rencana pemerintah yang ingin mengintegrasikan data PeduliLindungi dalam SATU SEHAT, Diah menyoroti sangat diperlukannya perlindungan bagi setiap data pribadi yang ada dalam sistem yang dibangun oleh pemerintah.

Sayangnya, semua tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh penjuru negeri belum mempunyai kemampuan yang sama, dalam menggunakan fitur-fitur digital yang mempermudah mereka melakukan pekerjaannya.

Dalam hal tersebut, katanya, pemerintah harus kembali mempertimbangkan kemampuan para tenaga kesehatan, termasuk para kader kesehatan di daerah, agar kebijakan yang sudah dibuat bisa benar-benar menjamin data terintegrasi dan terlindungi dengan baik, bukan memperlebar ketimpangan digital antarprovinsi.

Di daerah perkotaan Pulau Jawa misalnya, tenaga kesehatan sudah bisa secara perlahan mengikuti pola kerja digital. Namun, hal serupa belum bisa dirasakan oleh tenaga kesehatan yang berada di dalam gunung, di pesisir pantai atau di bawah lembah yang belum terjangkau akses internet.

“Di sisi lain yang tidak boleh dilupakan yaitu ketersediaan infrastruktur, dan kemampuan atau kapasitas dari para sumber daya manusia kesehatan sebagai penopang program yang ada di fasilitas kesehatan tingkat pertama, yang nanti semua pekerjaan untuk digitalisasi bertumpu pada mereka,” ucapnya.