International Women Days 2023, Bahas Kesetaraan Gender Pada Teknologi Digital

0
1401
Dok. Pribadi

 

Jakarta, Komite.id – Berbicara tentang kesetaraan gender merupakan isu global yang terus menjadi perhatian utama di dunia saat ini. Kesetaraan gender menghadapi berbagai masalah yang kompleks dan saling terkait membuatnya sulit untuk dicapai. Banyak masyarakat memiliki keyakinan yang tertanam kuat tentang peran dan harapan gender, yang dapat menyebabkan diskriminasi dan bias terhadap perempuan dan anak perempuan.

Di sisi lain, perempuan seringkali menghadapi hambatan yang signifikan terhadap peluang ekonomi. Bahkan, juga sering mengalami kekerasan dan pelecehan yang mencakup kekerasan fisik, seksual, dan emosional, serta pelecehan dan intimidasi. Hal ini sudah menjadi masalah luas yang mempengaruhi wanita dan anak perempuan dari segala usia dan latar belakang.

Globalisasi memperlihatkan dua dimensi, yakni economic-corporation globalization dan political-state globalization. Implikasi tersebut membawa keterbukaan pasar, termasuk di dalamnya keikutsertaan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam mengambil peran.

Tanap disadari, teknologi sebagai produk sosial, termasuk internet tidak bebas nilai atau budaya. Tingkat kompatibilitas antara nilai dan norma teknologi dengan nilai atau norma (yang dianut) penggunanya sangat menentukan pola penggunaan teknologi tersebut.

Dalam hal ini, nilai dari sebagian besar barang dan jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) cenderung yang lebih maskulin merupakan salah satu penyebab kesenjangan peluang bagi wanita yang berkecimpung dibidang teknologi.

Dini Fronitasari, seorang Artificial Intelligence Researcher sekaligus Technopreneur menjadi salah satu pembicara di acara International Womens Day (IWD) 2023 yang bertajuk “DigitAll : Innovation and Technology for Gender Equality” membawakan materi terkait “How IT for woman and girl can Support Sustainable Sector” yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Afrika selatan pada 07 Maret 2023.

Dini menyampaikan bahwa Perempuan bisa berperan aktif dalam Inovasi dan Teknologi Digital. Dia telah membuktikan sendiri selalu kurang lebih 12 tahun día bekerja sebagai researcher dan technopreneur.

“Apalagi Era Pandemi sebagai Expertise dibidang IT inisiatif membuat Aplikasi CallMe yang didasari banyaknya pabrik textile terkena dampak, sehingga banyak pula penggangguran perempuan. Hadirnya aplikasi ini diharapkan bisa membantu perempuan-perempuan yang memiliki keahlian menjahit supaya mendapatkan pelanggan melalui aplikasi yang tersedia tidak hanya jasa jahit tetapi juga permak,” tutur Dini dalam acara “DigiAll Innovation and Technology for gender equality”, yang diselenggarakan Kedutaan Besar Afrika Selatan, (07/03/23).

Sejalan dengan SDGs dibidang Sosial, Dini juga menginisisiasi UMKM untuk mngelola bisnisnya melalu fitur yang bisa dipilih yaitu LolaPos.

Diketahui, aplikasi ini memiliki fitur-fitur mudah untuk UMKM, seperti Kasir online, manajemen stock opname, manajemen meja, jurnal akutansi dan fitur menarik lainnya yang memudahkan pelaku UMKM, diharapkan dapat membawa UMKM naik kelas. Aplikasi ini juga sejalan dengan program SDGs dibidang ekonomi yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, platform ini juga telah dipakai lebih dari 100.000 pelaku UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dini juga bersama beberapa partner perempuan menginisiasi CarbonShare sejalan dengan program Program SDGs dibidang lingkungan dan program pemerintah untuk net zero emission di 2060. Serta Trade for Hope, dimana trade for hope ini diperkasai oleh perempuan hebat yang memiliki background yang berbeda dengan mengusung campaign fashion sustainability.

Lebih lanjut, Dini menjelaskan dalam rangka merayakan Internasional Women’s Day 2023 perempuan bisa menjadi Pendukung dalam Sustainable Development program.

“Karena nantinya ke depan bukan hanya revolusi industri digital yang akan dihadapi tetapi juga revolusi energi dan revolusi life sains, perempuan jangan pernah takut berkarya pada bidang yang dilakukan laki-laki,” tambah Dini dipenghujung acara.

Tentunya, era kemajuan teknologi digital saat ini memberikan peluang besar dalam mengatasi tantangan pembangunan dan kemanuasiaan. Ini juga untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan pada 2030.