“Semoga ini bisa memberikan kontribusi awal pengembangan arsitektur digital Indonesia yang lebih mandiri,”
Jakarta, Komite.id – Kemajuan teknologi saat ini telah membawa berbagai dampak perubahan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dengan hadirnya beragam inovasi teknologi, secara tidak langsung memaksa semua pihak untuk mengadopsinya. Salah satunya, industri pertahanan. Melihat perkembangan sektor pertahanan global, sejumlah teknologi-teknologi militer baru pun mulai dikembangkan.
Sehubung dengan itu, pemerintah Belanda bersama sejumlah menteri dari berbagai dunia termasuk Indonesia menggelar konferensi tentang penggunaan kecerdasan buatan di ranah militer. Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Widjajanto, MSc., PhD., diundang dalam konferensi internasional “Responsible Artificial Intelligence in the Military Domain” (REAIM) 2023, di World Forum, Den Haag, Belanda, (15-16 Maret 2023).
Dalam pertemuan tersebut, Belanda menggandeng Korea Selatan (Korea Selatan) untuk menawarkan kolaborasi global membentuk norma internasional yang bisa mengatur proliferasi Artificial Intelligence di ranah militer.
“Dari konferensi tersebut, tampak beberapa tantangan yang harus segera dihadapi, agar Indonesia bisa tetap relevan dalam membangun arsitektur digital, sehingga siap untuk mengantisipasi disrupsi-disrupsi dan lompatan-lompatan teknologi yang ada terutama dibidang artificial intelligence,” papar Gubernur Lemhannas RI.
Sebagai informasi, konferensi tersebut merupakan konferensi global pertama yang menghadirkan hampir 51 menteri dari berbagai negara yang membahas tentang AI terutama pada penggunaannya di ranah militer.
Pada pembahasan konferensi tingkat internasional tersebut, topik yang diangkat merupakan topik baru yang dibahas di tingkat Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri di dunia. Gubernur Lemhannas RI ditunjuk sebagai Ketua Delegasi Indonesia untuk memberikan pernyataan politik untuk mendukung inisiatif yang dilakukan oleh Belanda dan Korsel dibidang AI.
Lebih lanjut, Penasihat Senior Kepala Staf Kepresidenan 2016 ini, menjelaskan bahwa saat ini Lemhannas RI sedang berupaya melakukan kajian untuk Presiden RI mengenai arsitektur digital, mulai dari doktrin digital, regulasi dan kebijakan digital, organisasi dan sumber daya manusia serta berkaitan dengan alokasi anggaran juga akan menawarkan satu mega project digital untuk 10 tahun ke depan.
“Adopsi dan inovasi teknologi harus dilakukan, sehingga Indonesia siap untuk menghadapi disrupsi dan lompatan teknologi digital ke depan,” imbuh Andi Widjajanto.
Gubernur Lemhannas Andi menyampaikan bahwa pada kajian awal yang saat ini sedang dilakukan, Lemhannas mencari tahu terkait Indeks keamanan siber Indonesia yang bisa dijadikan tolak ukur untuk mengetahui posisi Indonesia dalam indeks keamanan siber di dunia yang relatif masih berada di bawah rerata global.
Menurutnya, untuk menaikkan indeks ini, sehingga Indonesia memiliki ketahanan dan keamanan digital yang optimum, maka kita harus bergerak untuk melengkapi seluruh elemen dari arsitektur digital tersebut, antara lain doktrin, regulasi, kebijakan, organisasi, SDM, anggaran serta inovasi teknologi.
Menjawab tantangan tersebut, Gubernur Lemhannas menekankan kolaborasi antara Pemerintah, Kementerian/Lembaga dengan Akademisi, sektor NGO serta Korporasi untuk bersama-sama berusaha menaikkan indeks keamanan siber Indonesia yang masih berada di bawah rerata global.
“Hanya melengkapi secara utuh arsitektur digital Indonesia, maka arah transformasi digital Indonesia menuju Indonesia digital 4.0 atau bahkan 5.0 bisa kita tuntaskan,” imbuh Andi Widjajanto.
Di akhir kata, Gubernur Lemhannas Ri berharap agar Websummit DataSecurAi 2023 yang diselenggarakan ABDI ini bisa membuat kontribusi utama sehingga arah perkembangan teknologi Indonesia ke depan bisa dirumuskan bersama.
“Semoga ini bisa memberikan kontribusi awal pengembangan arsitektur digital Indonesia yang lebih mandiri,” tutupnya.