Jakarta, Komite.id – Saat ini, jagad maya tengah ramai membicarakan ChatGPT yang dikembangan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) RI/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa mengatakan bahwa ChatGPT akan maju luar biasa tak terhindarkan.
“Chatbot ini memang majunya akan luar biasa dan saya kira tak terhindarkan. Ini kita khawatirkan nanti ke depan terhadap dalam hal pendidikan yang juga sudah dirasakan di beberapa negara maju,” kata Menteri Suharso, dalam sesi diskusi “Leaders’ Talk”, di Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Jakarta Convention Center, (08/05) yang disiarkan Live dalam kanal Youtube Bank Indonesia.
ChatGPT merupakan model aplikasi percakapan (chatbot) yang dapat berinteraksi dengan pengguna. Teknologi tersebut mencuat semenjak GPT-3 yang mampu mengenali teks meskipun masih terbatas tiga ribu kata dan terdapat kesulitan dalam memahami konteks
Tak mau ketinggalan, Menteri Suharso pun mencoba fitur AI tersebut yang semakin padat pengetahuannya. Bahkan kini, model GPT-4 sudah dapat mengenali berbagai hal, mulai dari teks, gambar, video dan audio.
“Kita tahu sekarang ada ChatGPT, mereka makin padat sekarang GPT-4 sudah ada 25 ribu kata, kemudian mereka bisa kenali teks, gambar, video dan audio,” kata Menteri PPN.
Menteri Suharso menyampaikan, suatu hari dirinya bertanya pada bot ChatGPT siapa Suharso Monoarfa. Menurutnya, meskipun bisa menjawab, ChatGPT nyatanya tidak sepenuhnya dapat menjawab secara akurat.
“Saya pernah bertaya siapa Suharso Monoarfa, dia bisa menjawab. Kalau saya pakai GPT tidak bayar pendek saja dia jawab. Tapi, pada umumnya juga banyak salahnya. Hanya hal-hal yang terbaru yang dia bisa tau,” lanjut Kepala Bappenas.
Dirinya mencontohkan, bahwa aplikasi tersebut juga salah dalam menyebutkan orang tua Suharso yang berasal dari Jawa Timur dan pernah menjadi Gubernur Jawa Timur. “Itu sudah dua hal yang salah. Itulah AI, ternyata juga bisa salah,” terang Kepala Bappenas.
Disampaikan Menteri PPN tersebut, bahwa proses digitalisasi saat ini akan memakan korban cukup besar. Menurut perhitungan Bappenas, ada sekitar 7 jenis pekerjaan yang akan hilang dan 36 juta pekerja bakal terdampak.
“Proses digitalisasi ini terdapat sekitar 7 jenis pekerjaan akan hilang, dan itu kira-kira akan memakan korban cukup besar sekitar 36 juta pekerja dalam hitungan kami dan kemudian ada sekitar 12 jenis pekerjaan baru yang menghasilkan sekitar 42 juta lapangan kerja,” tutur Menteri Suharso.
Lebih lanjut, Menteri Suharso mengatakan, agar mampu bersaing, Indonesia perlu meningkatkan tenaga kerja digital. “Jadi memang betul ada proses ini, tetapi tentu ada hal yang menjanjikan di baliknya dan tentunya dengan bayaran yang lebih baik dibandingkan di zaman sebelumnya,” Jelas Menteri Suharso.
Menteri Suharso juga menyatakan bahwa era disrupsi teknologi merupakan sesuatu yang tak terelakkan dan harus dihadapi. “Orang mengatakannya disrupsi, padahal sesungguhnya itu satu kemajuan yang harus kita absorb sedemikian rupa sampai ke dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Oleh sebab itu, perkembangan teknologi digital yang semakin maju tentunya juga harus diimbangi dengan peningkatan literasi masyarakat terhadap digital.
Akselerasi inovasi teknologi dan transformasi digital menjadi salah satu strategi utama transformasi perekonomian nasional dan daerah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu, dibutuhkan kerja sama yang erat antar lembaga dan otoritas, demi memastikan adopsi teknologi yang dilakukan berjalan secara efektif, aman, serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Sebagai informasi, gelaran acara FEKDI tahun ini mengangkat tema “Synergy and Innovation of Digital Economy: Fostering Growth”, yang mana Bank Indonesia bersama Kementerian Perekonomian kembali bekerja sama menyelenggarakan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 yang berlangsung pada tanggal 07-10 Mei 2023 secara hybrid, dengan ragam bahasan dan diskusi perkembangan ekonomi dan keuangan digital oleh otoritas, pelaku industri, akademisi dan lembaga internasional, serta berbagai showcasing yang menampilkan berbagai produk dan inovasi, implementasi kebijakan serta pencapaian dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
Turut hadir dalam acara Opening Ceremony of Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2023, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo; Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo; Menteri Koordinator Perekonomian RI, Airlangga Hartarto; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, M. Basuki Hadimuljono; Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa; Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar.
Selanjutnya, Governor of Bank Negara Malaysia, Nor Shamsiah Mohd Yunus; Governor of Bangko Sentral ng Pilipinas, Felipe M. Medalla; Deputy Managing Director of Monetary Authority of Singapore, Leong Sing Chiong; Deputy Governor of Bank of Thailand, Ronadol Numnonda.