FTC Mengajukan Proposal Larangan Kepada Meta Untuk Monetisasi Data Dari Anak Dibawah Umur
Jakarta, Komite.id – FTC atau Komisi Perdagangan Federal akan mengusulkan proposal larangan menyeluruh untuk Meta memonetisasi data yang dikumpulkan dari pengguna di bawah usia 18 tahun.
Facebook yang berganti nama menjadi Meta pada akhir tahun 2021 ini diklaim gagal mematuhi peraturan perlindungan data 2020 yang ada dengan menyesatkan orang tua tentang kemampuan mereka untuk mengontrol dengan siapa anak-anak berkomunikasi melalui aplikasi Messenger Kids, dan salah mengartikan cara pengembang aplikasi eksternal dapat mengakses data.
FTC mengatakan ini tidak hanya melanggar perjanjiannya dengan Meta tetapi juga Undang-Undang Perlindungan Privasi Daring Anak-anak, yang lebih dikenal sebagai COPPA.
FTC juga menilai bahwa beberapa kesalahan dengan kontrol keamanan dalam aplikasi Messenger Kids, sehingga dalam beberapa kasus memungkinkan pengguna untuk terhubung ke kontak yang tidak disetujui dalam panggilan video grup, dan kelemahan ini pun tak kunjung terselesaikan selama berminggu-minggu.
“Facebook telah berulang kali melanggar janji privasinya. Kecerobohan perusahaan telah membahayakan pengguna yang lebih muda sehingga mengharuskan perusahaan membayar denda sebanyak $5 miliar, yang mencakup serangkaian persyaratan, termasuk tinjauan privasi untuk setiap pro produk atau layanan baru, aturan keamanan yang lebih ketat, dan pembatasan penggunaan pengenalan wajah ” ungkap Direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC, Samuel Levine.
Ia menambahkan bahwa perusahaan harus dilarang merilis fitur, layanan atau produk baru yang dimodifikasi sampai auditor pihak ketiga menentukan kebijakan privasi perusahaan cukup untuk melindungi pengguna.
Mengutip dari CNN Business, Rabu (3/5), juru bicara Meta, Andy Stone dalam sebuah pernyataan, menyebut bahwa proposal FTC tersebut sebagai “aksi politik” dan bersumpah untuk menentang upaya tersebut.
“Meskipun selama tiga tahun terlibat terus-menerus dengan FTC seputar kesepakatan kami, mereka tidak memberikan kesempatan untuk membahas teori baru yang sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya ini,” kata Stone.
“Mari kita perjelas tentang apa yang FTC coba lakukan. Mereka Merebut otoritas Kongres untuk menetapkan standar industri secara luas dan sebagai gantinya memilih satu perusahaan Amerika sambil mengizinkan perusahaan China seperti TikTok untuk beroperasi tanpa kendala di tanah Amerika,” ujarnya.
TikTok menghadapi potensi larangan di tengah kekhawatiran bahwa data pengguna AS akan dibagikan dengan pemerintah China atau bahwa pemerintah China berpotensi memengaruhi opini publik AS dengan mendikte konten apa yang dilihat pengguna TikTok AS.
Saat ini langkah FTC masih berupa proposal, Karena mereka masih harus memberikan kesempatan kepada Meta untuk merespons sebelum mengambil keputusan akhir. Proposal FTC tersebut tentu akan berlaku untuk semua layanan Meta, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, Oculus, dan Horizon Worlds.
Jika proposal tersebut disetujui, kemungkinan besar dapat mengancam masa depan bisnis Meta, termasuk ekspansi ke realitas virtual.
Meta akan diberi waktu selama 30 hari untuk menanggapi hasil investigasi dan perubahan yang diusulkan FTC. Pembaruan penyelesaian ini dapat secara sepihak disetujui oleh FTC dan Meta akan memiliki kesempatan untuk mengajukan banding di pengadilan federal, menurut lembar fakta agensi.
FTC memberikan suara 3-0 untuk mengeluarkan penilaian dan perubahan yang diusulkan, tetapi, Alvaro Bedoya, seorang komisaris FTC mempertanyakan apakah agensi tersebut memiliki wewenang untuk memberlakukan pembatasan besar-besaran pada Meta sehubungan dengan dugaan pelanggaran.
Bedoya mengatakan bahwa dia ragu dan mencurigai semuanya, apakah ada cukup hubungan antara dugaan kerugian Meta dan solusi yang diusulkan untuk secara hukum mempertahankan larangan total memonetisasi data pengguna muda. Ujarnya dalam sebuah pernyataan.
“Saya berharap dapat mendengar informasi dan argumen tambahan dan akan mempertimbangkan masalah ini dengan pikiran terbuka,” kata Bedoya.
Singkatnya, FTC mengusulkan perubahan berikut pada Peraturan Privasi 2020 yang akan berlaku untuk semua layanan meta :
- Larangan monetisasi data yang dikumpulkan tentang pengguna di bawah usia 18 tahun.
- Jeda peluncuran fitur, produk, dan layanan baru tanpa persetujuan tertulis dari evaluator bahwa tidak ada celah atau kelemahan dalam mematuhi Peraturan Perlindungan Data 2020.
- Persyaratan untuk memastikan bahwa setiap perusahaan yang diakuisisi atau digabungkan oleh Meta juga mematuhi Peraturan Perlindungan Data.
- Persyaratan untuk mengungkapkan penggunaan pengenalan wajah di masa mendatang dan untuk meminta izin pengguna di area ini.