Jakarta, Komite.id – Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Wilianto Tanta beserta jajaran pengurus PSMTI diundang Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk bersilaturahmi di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (15/05/2023).
Sebelumnya, pertemuan tersebut digelar setelah Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta didampingi Dewan Kehormatan Senior PSMTI sekaligus Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo beserta delegasi PSMTI bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan itu, Menhan Prabowo mengatakan bahwa PSMTI sebagai salah satu organisasi perkumpulan suku Tionghoa yang merupakan bagian dari bangsa Indonesia.
“Kalian adalah bagian dari bangsa Indonesia dari kelompok etnis keturunan Tionghoa. Bangsa Indonesia memang sudah di takdirkan menjadi bangsa yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan beragam etnis. Ini adalah ciri Bangsa Indonesia,” ujar Menhan Prabowo.
Selanjutnya, Menhan Prabowo mengatakan bahwa PSMTI merupakan aset bangsa Indonesia yang berperan cukup dinamis serta menjadi bagian dari khasanah Bhinneka Tunggal Ika yang menghasilkan gagasan berbeda namun tetap dalam semangat persatuan.
Menhan Prabowo menambahkan, menurut sebuah peribahasa Kurdish proverb yang berbunyi, “A thousand friends are too few; one enemy is one too many” artinya “Seribu teman terlalu sedikit, namun satu musuh saja terlalu banyak dan lebih satu”. Sangat disayangkan peribahasa ini belum diterapkan jauh sebelumnya oleh Prabowo muda.
Dalam sambutannya, Menhan Prabowo mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi yang telah membawa Indonesia maju dibandingkan banyak negara yang terpuruk saat terjadinya Covid 19 dan krisis lainnya. Hal itu, menjadi salah satu alasan Menhan Prabowo mendukung program Presiden Jokowi dan menjabat menjadi Menteri Pertahanan RI pada kabinet Jokowi.
Lebih lanjut, Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta mengucapkan terima kasih kepada Menhan Prabowo atas undangan bersilahturahmi beserta jamuan makan malamnya kepada PSMTI.
“Terima kasih kepada Menhan Prabowo atas undangan bersilaturahmi dan jamuan makan malam kepada PSMTI bersama teman-teman pengurus dari daerah-daerah,” kata Ketua Umum PSMTI.
Berdiri sejak 28 September 1998, PSMTI merupakan organisasi suku Tionghoa yang berkegiatan Sosial, Budaya, Kemasyarakatan serta Pendidikan. PSMTI menaungi setidaknya 100 Marga Tionghoa di Indonesia dengan perkiraan jumlah suku Tionghoa Indonesia mencapai 20 juta jiwa.
Pada kesempatan tersebut, Hary Tanoe menyampaikan apresiasi atas penerimaan oleh Presiden RI dan Menteri Pertahanan. “Kami sangat bangga dan senang bisa diterima oleh Presiden RI dan Menteri Pertahanan,” ujar Hary Tanoesoedibjo.
Di akhir acara, Menhan Prabowo menampilkan video “Perisai Trisula Nusantara” yang merupakan gambaran rencana Pertahanan Indonesia ke depan berdasarkan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta.
Rudi Rusdiah, WKU Hubungan Ormas, PSMTI Pusat peserta Delegasi audiensi PSMTI, sekaligus Ketua ABDI (Asosiasi Big Data & AI) mengapresiasi video “Perisai Trisula Nusantara” yang ditayangkan oleh Menhan Prabowo. Rudi menambahkan, perang di masa depan ada di Gatra Siber bahkan Gatra Metaverse, sehingga Kementerian Pertahanan selain memperhatikan Dimensi Ruang Darat, Laut dan Udara juga harus memperhatikan Dimensi Ruang Angkasa, Ruang Siber & Ruang Metaverse.
Ke depan, perang masa depan bukan hanya perang antar negara, namun juga perang di dalam negeri misalnya melawan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) Teroris Papua yang mendapat dukungan dari Ingris, Australia, AS, Selandia Baru untuk membuat kegaduhan, teror dan mengganggu kehidupan masyarakat di tanah Papua wilayah NKRI dan Pelayanan Masyarakat oleh Pemerintah Daerah serta Pembangunan Papua. Perang diplomasi dan soft power antara Kementerian Luar Negeri dengan KKB juga berlangsung di tataran Majelis Umum PBB hingga Dewan Keamanan PBB.
Indonesia sebagai Chairmanship ASEAN menganut Politik Luar Negeri yang Bebas dan Aktif di tengah persaingan negara adidaya dunia meningkatkan polarisasi dari Unipolar, Dwi Polar hingga Multi Polar. Politik Luar Negeri Indonesia tetap bebas & aktif berhubungan dengan semua negara didunia yang cinta perdamaian dan kemerdekaan, tanpa memihak pada salah satu kubu (polar) di ruang lingkup teritori ASEAN yang sangat strategis.
Masyarakat Indonesia harus bersatu padu melawan musuh (adversary) baik dari luar maupun dari dalam negeri pada ke 6 Gatra/ Dimensi diatas. Diharapkan audiensi seperti ini dapat meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Indonesia mendukung Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.