Jakarta, Komite.id – Mantan CEO Google, Eric Schmidt memperingatkan akan Kecerdasan buatan yang dapat menimbulkan risiko eksistensial yang dapat membuat banyak orang ‘terluka atau terbunuh’, sehingga diharapkan pemerintah perlu tahu bagaimana memastikan bahwa teknologi tersebut tidak “disalahgunakan oleh orang jahat,” Rabu, (24/05).
Masa depan AI telah menjadi pusat pembicaraan di antara para teknologi dan pembuat kebijakan yang bergulat dengan seperti apa teknologi itu ke depan dan bagaimana seharusnya diatur.
ChatGPT, chatbot yang menjadi viral tahun lalu, bisa dibilang memicu lebih banyak kesadaran akan kecerdasan buatan karena perusahaan besar di seluruh dunia ingin meluncurkan produk saingan dan membicarakan kemampuan AI mereka.
Melalui CEO Council Summit The Wall Street Journal di London, Schmidt menyampaikan keprihatinannya terkait AI adalah “risiko eksistensial”.
“Ada skenario bukan hari ini, tetapi dalam waktu dekat, di mana sistem ini akan dapat menemukan eksploitasi zero-day dalam masalah dunia maya, atau menemukan jenis biologi baru. Sekarang, ini adalah fiksi hari ini, tetapi alasannya mungkin benar. Dan ketika itu terjadi, kami ingin siap untuk mengetahui bagaimana memastikan hal-hal ini tidak disalahgunakan oleh orang jahat.” Ungkapnya pada CNBC, Rabu (24/05).
Eksploitasi zero-day adalah kerentanan keamanan yang ditemukan oleh peretas dalam perangkat lunak dan sistem.
Schmidt bukanlah tokoh teknologi besar pertama yang memperingatkan tentang risiko AI. Namun, dengan ini Eric Schmidt menambah daftar tokoh teknologi dunia yang peduli tentang bahaya AI.
Schmidt, CEO Google sejak 2001 hingga 2011, tidak memiliki pandangan yang jelas tentang bagaimana AI harus diatur. Dia mengatakan bahwa Dia mengatakan tidak mungkin ada badan pengatur baru yang didirikan di AS yang didedikasikan untuk mengatur AI.
Pada bulan Maret tahun ini, Sam Altman, CEO OpenAI yang mengembangkan ChatGPT, juga mengakui bahwa dia “sedikit takut” terhadap kecerdasan buatan. Dia mengatakan bahwa dia khawatir tentang pemerintah otoriter yang mengembangkan teknologi.
CEO Twitter, Elon Musk pun sebelumnya pernah mengatakan bahwa menurutnya AI mewakili salah satu “risiko terbesar” bagi peradaban.
Bahkan Sundar Pichai, CEO Google dan Alphabet Inc. saat ini, yang belum lama ini mengawasi peluncuran chatbot perusahaannya sendiri yang disebut Bard AI , mengatakan bahwa teknologi tersebut akan “memengaruhi setiap produk di setiap perusahaan”, menambahkan bahwa masyarakat perlu bersiap untuk perubahan tersebut.
Schmidt sebelumnya mengambil bagian dalam Komisi Keamanan Nasional AI yang melakukan peninjauan terhadap teknologi tersebut dan menerbitkan laporan pada tahun 2021 yang memperingati bahwa Amerika Serikat belum siap untuk menghadapi dampak kecerdasan buatan atau AI di era teknologi.