Jakarta, Komite.Id – Teknologi layanan 5G di Indonesia seakan jalan di tempat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun tengah mencoba mengatasinya, salah satunya terkait ketersediaan pita frekuensi untuk layanan 5G.
Jaringan 5G di Indonesia memang belum terimplementasi. Namun pemerintah sudah mulai berancang-ancang menyiapkan kehadirannya, salah satunya dengan melakukan farming spektrum frekuensi sebesar 1.880 Mhz.
Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Kominfo, Mulyadi, mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengidentifikasikan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan mendorong perkembangan teknologi 5G di Indonesia.
Persoalan pertama berkaitan dengan spektrum frekuensi untuk penggelaran 5G. Dari tiga band yang dialokasikan, tinggal dua band lagi yang belum rampung proses peralihannya.
“Satu sudah lewati program ASO itu 700 MHz yang sudah dialihkan dari TV analog dan ada digital dividen 112 MHz bisa digunakan untuk diberikan kepada operator,” ujar Mulyadi di acara peresmian 5G Innovation Center di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Lalu, ada dua lagi yang merupakan spektrum kunci untuk penggelaran 5G, yaitu pita frekuensi 2,6 GHz dan 3,5 GHz. Disampaikannya, untuk frekuensi 2,6 GHz saat ini masih dipakai pengoperasian satelit.
“Secara aturan sebenarnya sudah ada penjelasan kapan penggunaannya berakhir, yaitu tahun 2024. Apakah ini akan dipercepat atau menunggu tahun 2024 itu memang dalam proses dalam kajian, tapi kepastian sudah ada,” tuturnya.
Dan, terakhir di band frekuensi 3,5 GHz juga sedang dicari jalan keluarnya oleh pemerintah dan juga para pihak terkait.
“Spektrum 3,5 GHz, nah ini yang antara tangan kiri dan tangan kanan. Satu sisi satelit memang kita butuhkan untuk komunikasi khususnya di daerah rural, tapi di satu sisi dibutuhkan untuk penggunaan seluler,” ungkapnya.
Sejak pertama kali 5G diperkenalkan ke publik pada Mei 2021, teknologi seluler generasi kelima itu seakan jalan di tempat pada saat ini. Persoalan spektrum khusus untuk penggelaran 5G hingga ekosistem yang belum terbentuk jadi batu sandungan.
Sementara itu di sisi lain, semua operator seluler yang beroperasi di Indonesia, mulai dari Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, hingga Smartfren sudah mengantongi izin dari Kementerian Kominfo untuk jualan layanan 5G ke masyarakat.
Adapun dari keempat operator seluler itu, baru dua yang menghadirkan paket internet 5G bagi pelanggannya, yakni Telkomsel dan Indosat Ooredoo Hutchison. Sementara lainnya memilih menunggu terbentuknya ekosistem, ketersediaan spektrum, hingga mempersiapkan pendukungnya.
Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), mengatakan jaringan 5G nantinya akan digunakan untuk empat prioritas utama.
Ismail mengatakan baru-baru ini, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk merealisasikan percepatan transformasi digital. Kedua, jaringan 5G diharapkan akan mendorong program Making Indonesia 4.0, sebuah peta jalan (roadmap) untuk mengimplementasikan strategi memasuki era industri 4.0.
“Mengingat kemampuan latensi sangat rendah tadi yang bisa mengubah wajah perindustrian, sehingga menjadi industri yang modern yang bisa menghasilkan produk-produk dengan biaya lebih efisien,” ujar Ismail.
Ketiga, Ismail berharap agar 5G nantinya bisa mendorong pertumbuhan lima destinasi wisata super prioritas yang disebutnya kini terdampak pandemi Covid-19.
Adapun lima destinasi wisata yang dimaksud adalah Danau Toba (Sumatra Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).
Terakhir, jaringan 5G diharapkan bisa membantu pembangunan di ibu kota negara baru yang rencananya akan dibangun di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Namun, proyek akbar itu kini harus tertunda karena pandemi yang belum mereda.
Ismail mengatakan apabila pembangunan Ibu Kota negara baru nantinya sudah rampung, teknologi komunikasi yang dipasang adalah yang paling modern. “Mempersiapakan Ibu Kota negara baru agar 5G langsung bisa hadir di sana ketika Ibu Kota negara baru ditetapkan sebagai ibu kota RI,” ujar Ismail.
Ivan Samuels, peneliti dari Institu Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, idealnya jaringan 5G sudah terimplementasi di Indonesia pada tahun 2023.
Pemerintah sendiri telah menyiapkan tiga layer psektrum, yakni Super Data Layer (high band) di spektrum 26/28 GHz, Capacity Layer (middle band) di frekuensi 2.3/2.6/3.3/3.5 GHz, dan coverage layer (low band) di 700 MHz.