Jakarta, Komite.Id – Pemerintah Indonesia sudah siap mendorong pemanfaatan jaringan 5G lebih signifikan. Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan Kementerian Kominfo melakukan optimalisasi pemanfaatan sumber daya spektrum frekuensi radio serta perluasan jaringan 5G di beberapa lokasi di Indonesia.
Apalagi, Kominfo telah menyelesaikan migrasi TV Analog ke digital alias Analog Switch Off (ASO). Dengan begitu, tersedia spektrum frekuensi 700 MHz atau frekuensi pita rendah yang dahulu dipakai untuk siaran TV analog.
“Saat ini kami telah menyelesaikan program Analog Switch Off (ASO) sehingga spektrum frekuensi 700 MHz untuk 5G sudah bersih dan bisa dilelang,” kata Budi Arie Setiadi, dalam keterangan Kominfo, dikutip Jumat (22/9/2023).
Selain spektrum frekuensi 700 MHz, Kominfo juga menyiapkan spektrum frekuensi 26 GHz sebagai mid band yang tergolong sebagai millimeter wave spectrum.
Menurut Menominfo, Pemerintah akan terus mempercepat implementasi 5G, melalui penyediaan dan pemerataan infrastruktur digital dari hulu hingga hilir.
“Kominfo berupaya agar spektrum frekuensi ini dapat dilelang atau dialokasikan kepada para operator seluler dalam waktu yang tidak terlalu lama, dengan mempertimbangkan kelayakan bisnis,” jelasnya.
Saat ini sudah ada 49 kota di Indonesia yang dilengkapi layanan komersial 5G. Bahkan, pengembangan jaringan 5G juga terus dilakukan di lima destinasi wisata super prioritas, dan beberapa event internasional, seperti KTT ke-43 ASEAN yang baru saja usai.
Semua upaya itu, menurut Menteri Budi Arie ditujukan agar masyarakat Indonesia dapat menikmati layanan internet yang lebih cepat.
“Data OpenSignal tahun 2023 menunjukkan kecepatan download internet rata-rata hanya berkisar 15 hingga 22 Mbps. Dengan adanya teknologi 5G, pengguna dapat merasakan kecepatan yang meningkat 3 sampai 4 kali dibandingkan kecepatan 4G saat ini dengan latensi rendah,” tuturnya.
Lebih dari itu, keberadaan jaringan 5G juga dapat dipakai untuk mobile broadband, Ultra Reliable & Low Latency dan Massive Machine-Type Communication. Mengutip hasil riset ITB, Qualcomm, dan XL (2020), Menkominfo menyatakan teknologi 5G diproyeksikan menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2030 senilai Rp 2.802 Triliun.
Namun demikian, Menteri Budi Arie mengakui ada tantangan tersendiri bagi kami dalam mempersiapkan regulasi termasuk izin spektrum, biaya, dan standar teknis yang mendukung ketersediaan 5G di Indonesia.
“Terkait 5G spectrum assignment, saya juga menyadari bahwa penggelaran jaringan 5G membutuhkan investasi yang cukup besar, sehingga kami terbuka untuk menerima masukan tentang insentif yang dapat diberikan kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk mendukung model bisnis yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Menkominfo Budi Arie Setiadi juga mengingatkan keberadaan website 5gnow.id yang menampilkan beragam use case teknologi 5G di Indonesia seperti, smart manufacture dan smart cities. “Diharapkan mendorong pengembangan teknologi digital 5G di Indonesia,” ujarnya.
Dalam acara itu hadir pula Deputi VII Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur Kemenko Polhukam Arif Mustofa, Ketua Umum MASTEL Sarwoto Atmosutarno.
5G Bakal Tingkatkan Rata-Rata Kecepatan Internet di Indonesia
Mengutip data OpenSignal tahun 2023, kecepatan download internet di Indonesia rata-rata hanya berkisar 15 hingga 22 Mbps.
Oleh karena itu Budi menyebut, adanya teknologi 5G bisa membuat pengguna dapat merasakan kecepatan yang meningkat 3 sampai 4 kali dibandingkan kecepatan 4G saat ini dengan latensi rendah.
Lebih dari itu, keberadaan jaringan 5G juga dapat dipakai untuk mobile broadband, Ultra Reliable & Low Latency dan Massive Machine-Type Communication.
Mengutip hasil riset ITB, Qualcomm dan XL (2020), Menkominfo menyatakan teknologi 5G diproyeksikan menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2030 senilai Rp 2.802 Triliun.
Namun demikian, Budi Arie mengakui ada tantangan tersendiri bagi Kominfo dalam mempersiapkan regulasi. Antara lain adalah izin spektrum, biaya dan standar teknis yang mendukung ketersediaan 5G di Indonesia.
Budi Arie menyadari, penggelaran jaringan 5G oleh operator seluler membutuhkan investasi besar.
Pihaknya pun terbuka untuk menerima masukan mengenai insentif yang bisa diberikan ke operator telko untuk mendukung model bisnis yang berkelanjutan.
“Kami terbuka untuk menerima masukan tentang insentif yang dapat diberikan kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk mendukung model bisnis yang berkelanjutan,” ia mengungkapkan.
Saat ini, kata Budi Arie, ada website 5gnow.id yang menampilkan beragam use case teknologi 5G di Indonesia seperti, smart manufacture, dan smart cities.
“Diharapkan mendorong pengembangan teknologi digital 5G di Indonesia,” ujarnya.