Jakarta, Komite.id – Akhir bulan Mei, ABDI (Asosiasi Big Data & AI) mendapatkan undangan  mengikuti event Asia Technology atau ATxSG 2024,  sebuah Event Teknologi terbesar di Asia, yang diselenggarakan bersama oleh Infocomm Media Development Authority (IMDA) & Informa Tech dari UK, serta didukung Singapore Tourism Board (STB). Sebelum Covid19 ABDI hampir setiap tahun mengikuti event ATxSG, yang dahulu terkenal dengan nama CommunicAsia / EnterpriseAsia sebagai salah satu event terbesar didunia waktu itu, setelah Mobile World Congres di Barcelona dan Cebit di Jerman.

ABDI mendapatkan undangan khusus  oleh IMDA, host dari ATxSG Summit 2024, yang pada 31 May 2024 dibuka dengan keynote Ministry of Communication Information, juga Smartcity & CyberSecurity, Singapore.  ABDI juga pernah mengundang Menteri KomInfo Singapore ini untuk memberikan keynote pada acara Side Track dari G20 pada tahun 2022, DataGovAI 2022 yang diselenggarakan ABDI secara virtual dari Jakarta (Lihat artikel 2 ATX,  Josephine Teo, Menteri Kominfo Singapura).

Tahun ini IMDA & Informa menyelenggarakan ATxSG 2024 di :

ATxSG Summit diselenggarakan tanggal 30 & 31 Mei di Capella Hotel, Sentosa, Singapura, oleh IMDA,  diawali dengan keynote oleh Presiden Singapura, HE Tharman Shanmugaratnam, pada acara Gala Dinner di Gardens by the Bay, Flower Field Hall, 29 Mei 2024 sore (Lihat artikel  3 ATX, Presiden Singapura ) .

Pameran marketplace B2B, ATxEnterprise Expo  diselenggarakan tanggal 29,30, 31 Mei di Singapore Expo oleh Informa Tech terdiri dari:

  • BroadcastAsia – Broadcasting, Media & Entertainment Expo
  • CommunicAsia – Telecoms & ICT Expo
  • SatelliteAsia – Satellite Communications Expo
  • TechXLR8Asia – Enterprise Technology & Innovation Expo
  • The AI Summit Singapore – ArtificiaI Intelligence
  • InnovFest x Elevating Founders – Startups

Di Indonesia ABDI (Asosiasi Big Data & AI) juga menyelenggarakan event Summit setiap tahun DataSecurAI Maret, SatuData Indonesia , July dan DataGovAI November, Tahun ini ABDI menyelenggarakan DataSecurAI/ GovTechAI/Smart City 2024 tanggal 18-20 September 2024 di JIExpo dan DataGovAI 2024 / Book Launching/Anugrah Awards awal November 2024.

Banyak Pavilion Negara yang hadir di Singapore Expo antara lain Paviliun Indonesia, US, Malaysia, China, Israel, Taiwan.  Ambassador Indonesia untuk Singapura HE Suryo Pratomo dan Chairman APJII Muhammad Arif sebagai pembicara The Role of ICT Industry in Indonesia Digital Transformation, juga mengunjungi Paviliun Indonesia dengan Host Ministry of Industry dan Kedutaan Indonesia di Singapura. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr Sandiaga Uno juga memberikan speech di ATxSG Forum.

Tema & Ajang Pameran di Hall 6 sampai Hall 3 SingExpo antara lain BroadCast Asia, Enterprise Asia, CommunicAsia.  Pengunjung dari Indonesia cukup banyak 500+, masih jauh dibawah pengunjung sebelum Covid 19, dari komunitas BroadCast antara lain stasiun TV yang mengirim banyak staf, engineer dan perwakilannya, juga SatelliteAsia menarik banyak peserta dari Indonesia mengingat Starlink menjadi salah satu peserta besama banyak satelit di Asia antara lain ABS, Asia, Intel Satelit dari AS, Eropa, Jepang & Tiongkok.

AI sebagai main & Key topik ATxSG Summit : 

AI menjadi main & key topik baik di ATxSG Summit, akhir Mei 2024  maupun di Computex Taipei Juni 2024. Keingintahuan masyarakat kemana arah Generative AI (AGI) atau Robotic AI. Secara ekonomi, AI model menjadi semakin besar dan signifikan, sehingga apakah SME & Negara berkembang apakah memiliki peran dalam perkembangan industry AI ini. Belum lagi isu Trust Technology, GovTech yang semakin berkembang, dimana terjadi deficit pada Trust Technology dengan kehadiran Deep fakes, belum lagi AI seringkali sebagai blackbox, apakah algoritma dan training datanya bisa dipercaya dan tidak bias misalnya? Bagaimana membuat AI agar bisa berkembang positif (katalis) bagi pekerja, ekonomi & masyarakat umum.

Perkembangan ilmu pengetahuan, misalnya diawali dengan teori fisika, kemudian dilakukan eksperimen untuk membuktikan teori yang ada, di AI dimana mesin harus belajar menggunakan data dan algortima yang harus diuji, sehingga membutuhkan komputasi untuk simulasi ekperimen atau menguji training data. Komputasi kemudian juga menjadi penting dalam evolusi teknologi AI ini.

Singapura National Quantum Strategy (NQS)

“Diskusi mengenai Computing Power di  ATxSG Summit Singapura lebih focus pada perkembangan Quantum Computing karena Singapura su dah 2 dekade melakukan investasi di bidang Quantum Computing dengan National Quantum Strategy (NQS). Singapura telah melakukan investasi pada research Quantum selama 2 dekade dengan investasi lebih dari S$ 400 juta terbesar di Asean dan memfasilitasi lebih dari 200 Quantum Research dan memiliki 150 PhD dibidang Quantum Research. Menjadikan Singapura sebagai bagian dari persaingan Tglobal untuk membangun industry Quantum Computers dengan tambahan investasi $ 300 juta selama 5 tahun kedepan dibidang simulasi komplek molekul untuk drug discovery hingga teknologi kriptografi,” ujar Deputi PM Singapura Heng Swee Keat di Opening Keynote di Asia TechX Singapura (30 May 2024).

Menurut pembicara panellist Making the Quantum Leap – Are we there yet ? Dr Pete Shadbolt Co Founder & Chief Scientist Officer (CSO), Psi Quantum, Brisbane Australia di ATxSG Summit (30 Mei 2024),  bahwa Singapura Temasek backed quantum computing startup mendapatkan investasi US$ 620 juta dari pemerintah Australia dan negara bagian Queensland dengan target membangun komersial Quantum Computer pada 2027.Jadi pemerintah Singapura memang sangat serius mengikuti perlombaan kelas dunia di Quantum Quantum Leap. Sedang focus Summit di Computex lebih pada diskusi terkait traditional computing, dimana Taiwan menjadi tempat lahirnya Nvidia, maka computex lebih focus pada perang teknologi antara pemain processor seperti Nvidia, Intel, AMD yang sangat seru di ajang Computex. Pertanyaannya apakah Quantum Computing sudah siap, karena tantangannya adalah pada teknologi masa depan satuan Qubit Logic yang masih sulit untuk memecahkan error correction agar stabil untuk di manfaatkan. Tentu jika berhasil maka akan terjadi Quantum Leap alias lonjakan yang luar biasa pada teknologi computing ini kedepan ?  Namun banyak yang merasa Quantum Teknologi baru bisa dimanfaatkan secara commercial minimal 5-10 tahun mendatang, jadi sementara ini masih di area  R&D, belum commercial.

Sedangkan Computex masih terus focus pada Teknologi terkini  dari pengembangan Satuan Binary Logic Bit & Bytes, dengan memaksimalkan teknologi computing dari chipset GPU, NPU dan CPU, yang untuk saat ini sepertinya lebih realistis dan down to earth alias bisa diproduksi dan di komersialkan serta dipakai oleh seluruh industry didunia saat ini, sedangkan Quantum lebih untuk lompatan (leap) teknologi 5- 10 tahun kedepan, jika sukses memecahkan masalah error correction dari teknologi Qubit nya Quantum dengan rose Law, karena Moore’s law yang mengatur perkembangan dari CPU sudah mencapai titik puncaknya dan sangat sulit untuk dapat ditingkatkan seperti sebelunnya.

Sebagai informasi perbedaan Moore’s Law dan Rose’s Law sebagai berikut:

Moore’s Law : Memprediksi jumlah transistor pada chip yang berlipat ganda setiap dua tahun.

Rose’s Law : Memprediksi jumlah qubit pada chip komputasi kuantum yang berlipat ganda setiap 18 bulan.

Pertanyaannya apakah Moore’s Law sudah mencapai titik puncaknya dan harus digantikan oleh Rose’s Law?

Kemungkinan : Komputasi Quantum dengan qubit memiliki potensi untuk jauh lebih cepat daripada komputasi klasik CPU menggunakan binary bit. Namun tantangan: Komputasi kuantum masih dalam tahap awal pengembangan dan banyak tantangan teknis yang harus diatasi seperti error corrections. Penerapan Komputasi kuantum belum secara luas diterapkan dalam aplikasi komersial.

Selain CPU seperti 5th Generation Xeon processor,  Intel juga meluncurkan Intel Gaudi AI Accelerator bersaing dengan Nvidia GPU & NPU. Jadi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Rose’s Law akan menggantikan Moore’s Law.

Perkembangan teknologi CPU akan terus bergantung pada berbagai faktor, termasuk kemajuan dalam memanfaatkan gabungan CPU seperti Quad Processor, teknologi semikonduktor, dan arsitektur chip komponen komputer. Salah satu upaya untuk meningkatkan performance CPU yang sudah gandakan dari dual, quad dst adalah dengan menambah GPU khusus untuk membantu computing antara lain Game, Grafik & AI. Awalnya GPU digunakan untuk membantu proses grafik agar tidak lagging (tertinggal menyebabkan gambar terpatah patah). Namun kini GPU digunakan untuk komputasi bukan saja Grafis, tapi aplikasi seperti gaming dan saat ini menjadi primadona untuk meningkatkan computing power processing dari aplikasi AI. Maka lahirlah perusahaan Nvidia yang awalnya focus pada komputasi grafis. Kini Nividia menjadi primadona teknologi untuk menunjang komputasi dari AI yang sangat dibutuhkan, sehingga kemajuan di teknologi ini sangat luar biasa (lihat artikel khusus Nvidia – Jensen Huang pada liputan Computex 2024).

Banyak pakar pembicara dari berbagai organisasi antara lain dari UN AI Body, Worldbank, NIST standard pada Asia Tech Singapore ini.