Bagaimana Pemerintah Singapura melalui Menteri Kominfo nya mendorong Teknologi AI ?
Jakarta, Komite.id – Menteri Komunikasi & Informatika, Singapura, Josephine Teo, yang juga Menteri Smart Nation & Cybersecurity Singapura pada keynote nya di ATx2024 Summit mendorong pemanfaatan AI untuk kebutuhan antara lain Publik Good (Kepentingan Publik), Keamanan SiberSeperti Indonesia, Singapura juga meluncurkan National Strategi dibarengi komitmen investasi lebih besardari $ 1 Miliar untuk mendorong kapasitas IT & Tenaga Kerjanya.
Mulai banyak organisasi yang berpartisipasi pada AI Center of Excellence dengan jajaran aplikasi baru AI mulai dari crime fighting hingga aplikasi perawatan peralatan transportasi public, keamanan konstruksi dll. Entusias & Kepercayaan yang tinggi untuk memanfaatkan AI dengan meningkatnya implementasi dan adopsi aplikasi AI.
Masyarakat lebih konservatif, sangat peduli terhadap bahaya dan resiko tinggi dari AI, sebaliknya industry & business lebih berani mendorong inovasi AI daripada meningkatkan proteksi terhadap pemanfaatan AI.
Menurut Josephine, Pemerintah Singapore tidak menginginkan inovasi dari kalangan industry dihambat, namun juga tidak ingin AI menimbulkan bahaya bagi masyarakat, jadi menghindari Zero Sums Game dan berpikir positif mendorong AI Governance (Tata Kelola) yang baik.
AI Governance menjadi penting mendorong keberlanjutan (sustain) Inovasi AI tanpa menjadi musuh inovasi.
Tahun 2019, sebelum Singapura meluncurkan 1st national AI strategy, sudah di dorong Kerangka Kerja AI Governance (Framework). Sebelum dikembangkan Large Language Model, antara lain (uth East Asia Langguages In One Network. (SEALION), mengembangkan Tools kit AI Verify, Penguji framework menuju Responsible AI. Pengembang AI berpengalaman pertama didunia membangun Pengujian AI dari potensi negative seperti Akses Data yang dilarang atau Bias yang Sistemic.
Itulah sebabnya AI Verify menjadi semakin popular untuk dikembangkan sejak dijadikan Open Source Seperti yang di katakana oleh Presiden Singapura bahwa meregulasi AI merupakan seni yang memungkinkan untuk dapat mencapai sesuatu yang terbaik. Sebuah spirit untuk selalu mencari yang terbaik, the next best. AI Verify pun terus dikembangkan melahirkan produk MVP (Minimum Viable Product) Mooshot yang lebih canggih.
Ada 3 alat untuk AI Governance mendukung Visi AI untuk kepentingan public yaitu: 1. Peraturan Perundangan & Regulasi; 2. Pengertian akan resiko, riset & mitigasinya 3. Petunjuk Praktis & & Tools.
Untuk yang pertama adalah Peraturan UU & Regulasi agar masyarakat dapat memenuhi objektif dari Pemerintah. Peratuaran untuk mengatur domain Digital dengan UU Perlindungan Data Pribadi untuk melawan misinformation & disinformation yang menyebar secara online untuk mengelolah lebih baik cyber risk, pencurian konten & mengurangi aktivitas criminal termasuk Deepfake serta menjaga ketahanan (resilience) dari digital infrastruktur.
Singapura tidak serta merta membangun UU khusus AI. Mengapa ?
Salah satunya, karena masih ada UU & Peraturan tradisional yang ada dinilai masih mampu menangani misalnya AI Generative fake news masih dapat ditangkal dengan UU seperti IT atau ITE jika di Indonesia.
Pada Konferensi bulan Desember 2023, Singapore Conference on AI, kepedulian utama pada Reliability (Dpt diandalkan), Trustworthiness(Kepercayaan), Fairness (Fair) & Safety (Aman) saat menerapkan AI. Masalah yang dikhawatirkan pada AI Safety Summit di Seoul, Korea adalah jika terjadi masalah AI Malfunction atau Kegagalan AI yang bisa menjurus kekondisi yang tidak diinginkan.
Singapura juga membangun Center for Advanced Technology in Online Safety focus pada AI Generated content seperti Misinformasi, Kebencian online & diskriminasi. Prototype nya dapat mendeteksi Bahasa yang kasar & menyakitkan (toxic language), berita deepfake & berita scam (penipuan) di Whatsapp.
Singapura terus berupaya memperkuat DTC (Digital trust center), menjalankan R&D terkait AI testing & evaluasi, keamanan data (safety) melalui teknologi meningkatkan privasi. DTC didirikan Juni 2022 dikenal sebagai Singapore’s AI Safety Institute (AISI) untuk meneliti ilmu terkait perkembangan AI.
IMDA, Singapura & Microsoft mengumumkan kolaborasi mengelola data & konten terkait Responsible AI. Saat ini sudah diluncurkan versi Open Beta dari Yayasan AI Verify sebagai komunitas terkait Keamanan AI & Testing membangun pengujian tolak ukur (benchmark) untuk large language model.
Tolak ukur (Benchmark) ini dapat digunakan untuk menguji keamaman dasar, kepercayaan & key indicators seperti kebencian (hate), kata kata jahat (toxic) & konten kasar menuju, apakah global harmonisasi dan standar tolak ukur yang diharapkan menjadi norma daripada pengecualian.