Jakarta, Komite.id – Pemerintah terus berupaya mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bisa naik kelas. Bahkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah menyiapkan langkah transformasi digital yang kini kian cepat dengan adanya pandemi Covid-19.
“Sudah dimulai sejak tahun 2016 dan diharapkan selesai di tahun 2024. Tetapi dengan adanya pandemi Covid-19 ini, Presiden Jokowi sudah menginstruksikan untuk melakukan percepatan prosesnya,” jelas Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel A. Pangerapan dalam Webinar yang bertajuk “Strategi Promosi Pemasaran Produk Kerajinan di Era New Normal, Jakarta, Senin (15/6).
Percepatan transformasi digital, menurut Dirjen Semuel dilakukan dengan penggelaran ataupun penyediaan infrastruktur. “Karena pada saat ini baru 60% orang Indonesia dapat mengakses internet. Tidak bisa dimungkiri masih banyak pelaku UMKM yang tidak memiliki smartphone. Jadi, memang kita perlu kembangkan namanya sarana infrastruktur digital,” ucapnya.
Setelah adanya percepatan infrastruktur di mana semua masyarakat nantinya bisa mengakses koneksi internet ini, langkah selanjutnya kata Dirjen Aptika adalah menyiapkan masyarakat juga dapat memanfaatkan keuntungan ataupun kaidah daripada transformasi digital. “Sejak tahun 2016, Kominfo sudah memulai mengajak bagaimana meng-on boarding-kan yang namanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kita memperkenalkan apa itu teknologi digital? Bagaimana berjualan secara online,” paparnya.
Menurut Dirjen Aptika ada empat tahapan program yang dirancang oleh Kementerian Kominfo. “Pertama melalui On Boarding, kemudian Active Selling (Increase Transaction Traffic), lalu Scale Up Business, serta Go International Market-Export,” jelasnya.
Untuk melakukan hal tersebut, Dirjen Semuel menyebutkan, Kominfo dibantu dengan platform digital dan saat ini tercatat ada kurang lebih 12 juta UMKM dan IKM yang sudah on boarding. “Apa itu on boarding? Jadi, kita memperkenalkan dan mengajarkan mereka cara-cara berjualan online bahwa jualan online itu aman dan menguntungkan,” jelasnya.
On boarding menjadi tahapan pertama yang dilakukan Kementerian Kominfo untuk memperkenalkan teknologi kepada para pelaku UMKM. Mendorong pelaku UMKM dari offline menjadi online untuk memperluas pemasaran produk dan teregistrasi di marketplace atau platform digital.
Dirjen Aptika menuturkan, bagi UMKM yang akan naik kelas, on boarding saja tidak cukup karena mereka harus ditingkatkan penjualannya. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo mendorong active selling, yakni aktivitas dan fasilitasi dari marketplace kepada UMKM agar dapat lebih meningkatkan transaksi penjualan secara online. “Mereka harus memproduksi produk-produk yang bisa diserap oleh masyarakat. Ini kita juga bekerja sama dengan para pemain digital karena mereka punya program di platform-nya untuk meningkatkan terutama produk-produk yang memang diproduksi dari kerajinan di Indonesia,” imbuhnya.
Dirjen Semuel menambahkan, platform digital memiliki big data yang bisa menganalisa kecocokan atau kebutuhan pembeli suatu produk. “Platform bisa membantu mengetahui sebenarnya barang-barang yang ditunggu masyarakat itu bagaimana, karena mereka punya big data yang bisa diberikan kepada para UMKM/IKM,” tuturnya.
Menurut Dirjen Aptika, guna meningkatkan pelaku perdagangan industri kerajinan ini memang diperlukan bantuan Pemerintah terutama dalam meningkatkan kualitas produk agar dapat diterima pasar.
Dirjen Semuel menyampaikan bahwa hal yang paling penting selain aspek pemasaran online adalah proses produksi dan operasionalnya yang harus mengadopsi teknologi sehingga UMKM bisa naik kelas. Menurutya, jika sudah banyak yang memesan namun ternyata UMKM tidak bisa memproduksi dalam skala besar, maka perlu pendampingan teknis bagi pelaku UMKM. “Kalau dulu kita liat manufaktur itu sifatnya besar, sekarang teknologi itu semakin kecil dan murah. Bisa dibeli oleh kelas-kelas IKM yang rumahan. Ini perlu ada bantuan dari pemerintah supaya mereka meningkatkan kualitas daripada produknya sehingga bisa bersaing dengan produk-produk yang lain,” terang Dirjen Aptika.
Bahkan, pada tahun 2019, Dirjen Semuel menyatakan Kementerian Kominfo telah pendampingan dilakukan door-to-door. Namun, permasalahan infrastruktur TIK ini masih menjadi kendala utama di lapangan. “Selain itu, literasi digital yang basic-pun harus menjadi prioritas utama yang diajarkan oleh para pendamping, fasilitator, pandu digital sebelum diberikan pelatihan pemasaran online,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dirjen Semuel menyatakan, di era digital ini apresiasi terhadap kerajinan itu tinggi dan peluangnya sangat besar. “Nah, inilah keunggulan kita kalau berbicara tentang kerajinan. Nanti kita bantu mereka untuk meng-on boarding, bagaimana cara meningkatkan kualitas produknya, kita bantu juga cara me-marketing-kan, dan bagaimana mentarget market yang sudah targeting supaya biaya biaya promosinya juga lebih murah,” urainya.
Setelah proses Active Selling, lanjut Dirjen Semuel, perlu dilakukan Scale Up. Proses itu mencakup peningkatan usaha bagi pelaku UMKM melalui event yang diselenggarakan oleh marketplace, meningkatkan penjualan menjadi lebih berkembang dan berlipat ganda, pelaku UMKM dapat mempunyai storage sendiri maupun tidak dan mencarikan customer yang akan membeli produknya dalam skala besar serta repeat order. “Jadi, UMKM ataupun IKM ini gak boleh stay sampai puas dengan statusnya. Harus kita tingkatkan supaya mereka menjadi pemain-pemain tangguh di ekonomi digital kita. Malahan kita harus membawa dia sampai kepada go internasional. Kita pasarkan produk-produknya,” tuturnya.
Dirjen Aptika menjelaskan gunameningkatkan ekonomi digital Indonesia, kita harus membantu para pengrajin karena mereka punya market yang besar kalau kita tahu cara memasarkannya dan membantu mereka untuk mulai berani Go Intenational dengan menggunakan teknologi. “Tool-tools ini harus kita tambahkan supaya mereka lebih kreatif dari bentuk dan design yang akan mereka ciptakan,” tandasnya.
Berkaitan dengan Market-Eksport, Dirjen Semuel menyebutkan, Kementerian Kominfo juga berupaya mengorbitkan UMKM di daerah agar pelaku UMKM bisa melakukan ekspor produk yang difasilitasi dan dipermudah oleh marketplace sehingga dapat menjangkau pasar internasional. “Apakah nanti kita akan menunggu situasi normal, Saya rasa sekarang masyarakat pun sudah mulai terbiasa dengan hal-hal yang sifatnya digital. Jadi, bisa juga promosi-promosi ini kita lakukan dengan memamerkan produk-produk mereka. Mulai dari situ sambil menunggu kembali dengan “New Normal” yang akan kita hadapi dan bisa dilakukan dengan offline promotion. Namun, online promotion ini sudah harus dimulai,” ujarnya. (red)