Respons Pembakaran Tower Palapa Ring Timur, Kominfo Jamin Konektivitas Terjaga

0
1859

Jakarta, Komite.id- Kementerian Kominfo  menemukan peristiwa pembakaran infrastruktur telekomunikasi yang termasuk dalam jaringan Palapa Ring Timur di Kabupaten Puncak, Papua. Menghadapi hal itu, Kementerian Kominfo telah mengambil dua langkah penanganan dengan fokus menyediakan layanan konektivitas untuk masyarakat sekitar.

Dirut BAKTI Kominfo,  Anang Latif menyatakan pembakaran itu dilakukan pihak yang belum diketahui identitasnya terhadap infrastruktur microwave Palapa Ring, tower site B4 dan B5.

“Pada hari Sabtu, 9 Januari 2021, BAKTI menerima laporan bahwa infrastruktur microwave Palapa Ring, tower B4 dan B5 yang berlokasi di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, dibakar oleh pihak yang masih belum diketahui identitas serta motifnya,” jelasnya dalam Konferensi Pers Virtual Gangguan Pembakaran Jaringan Palapa Ring Timur di Papua dari Press Room Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (11/1).

Menurut Anang, Tim Palapa Ring Paket Timur telah melakukan pengecekan kedua lokasi kejadian melalui udara. “Akibat dari terbakarnya kedua tower microwave ini, jaringan Palapa Ring di Kota Ilaga, Ibukota Kabupaten Puncak terputus,” jelasnya.

Kementerian Kominfo telah mengambil langkah agar dapat mengidentifikasi motif pembakaran agar tidak berulang.  “Menghadapi musibah ini, Kominfo saat ini tengah mengupayakan beberapa hal: Pertama, melakukan investigasi menyeluruh untuk mencari tahu identitas pelaku  dan motif pembakaran,” tutur Direktur BAKTI Kominfo.

Selain itu,  Anang menyatakan komitmen menyediakan layanan konektivitas jaringan Palapa Ring Timur tetap dapat digunakan.  “Kedua, tetap berkomitmen mengupayakan backup konektivitas di wilayah  terdampak dengan menggunakan teknologi lain, yakni satelit (VSAT), untuk melayani Kota Ilaga,” jelasnya.

Dukungan Masyarakat

Pembangunan mega-infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring sudah dimulai sejak tahun 2015 dan selesai pada tahun 2019. Proyek ini berupaya menyediakan akses telekomunikasi yang merata dan setara ke seluruh Indonesia hingga ke daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Total sepanjang 12.148 kilometer kabel fiber-optic telah terpasang dan menghubungkan sebanyak 90 kota dan kabupaten di Indonesia.

“Dalam merealisasikan program ini, kami senantiasa memupuk keyakinan dan dedikasi demi tercapainya Indonesia yang terhubung. Namun pada hari ini, rasa kecewa yang mendalam atas  situasi terkini yang terjadi di Palapa Ring Paket Timur,” ungkap DIrut BAKTI Kominfo.

Menurut Anang, Palapa Ring merupakan salah satu wujud upaya pemerintah untuk memberikan pemerataan layanan konektivitas di Indonesia. “Adanya kejadian ini, tentu menjadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa apabila infrastruktur tidak dijaga akan membawa dampak yang merugikan bagi masyarakat,” tegasnya.

Guna mencegah kejadian serupa terulang kembali, Dirut BAKTI Kominfo akan mempererat sinergi dengan aparat keamanan di antaranya TNI dan POLRI, serta pemerintah daerah setempat. “Pembangunan infrastruktur untuk kepentingan masyarakat perlu dijamin keamanannya.  Apalagi percepatan transformasi digital saat ini sedang menjadi fokus pemerintah,  yang salah satunya mencakup pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Papua,” tuturnya.

Anang Latif menyatakan, program pembangunan infrastruktur telah menjadi prioritas Kementerian Kominfo hingga tahun 2024. “Kami berharap, demi kepentingan bersama, seluruh masyarakat Indonesia turut menjaga apa yang sudah kita bangun. Dengan terbangunnya infrastruktur digital yang mumpuni dan merata, kita semua dapat menutup digital gap sehingga muncul talenta-talenta digital baru di Indonesia dari tanah Papua,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Operasional PT Palapa Timur Telematika, Eddy Siahaan menyatakan dengan adanya kejadian itu, secara teknis, kawasan di sekitar Kota Ilaga hanya didukung satu sisi jaringan konektivitas. “Tadinya Palapa Ring di sisi kiri dan kanan, selanjutnya tidak punya proteksi ketika ada gangguan, jadi berpotensi down (akses telekomunikasi),” ujarnya.

Menurut Eddy Siahaan, aktivasi backup layanan membutuhkan waktu dan ketersediaan bandwith yang memadai. “Kita butuh waktu untuk ketersediaan oleh provider VSAT dengan bandwidth yang mumpuni atau mencukupi untuk kota di Ilaga,” tuturnya.

Mengenai pembangunan kembali infrastruktur microwave Palapa Ring, tower B4 dan B5, Direktur Operasional Palapa Timur Telematika menyatakan perlunya kerja sama dengan berbagai pihak. “Semoga kedepannya masyarakat Indonesia khususnya di Papua lebih mengerti akan pembangunan yang dibangun oleh Pemerintah untuk membantu masyarakat setempat,” harapnya. (red)