Kominfo Gelar Webinar “Kesehatan Masyarakat di Era Digital”

0
912
Dok. Kominfo dan GNLD SiBerkreasi

“Hanya bermodalkan gadget kita bisa memanfaatkan segala kemudahan itu melalui aplikasi-aplikasi kesehatan yang kita download,”

Jakarta, Komite.id – Era digitalisasi, nyatanya membuat media sosial menjadi salah satu sumber informasi yang sering dikonsumsi masyarakat. Dalam hal ini, peran masyarakat yang cakap akan dunia digital menjadi sangat penting. Sehingga, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan kegiatan Webinar tentang “Kesehatan Masyarakat di Era Digital” Webinar ini dilaksanakan Minggu (02/102022) pukul 08.00-10.00 WIB.

Saat ini, masyarakat harus lebih  bijak dalam penggunaan media sosial demi keamanan dan kesehatan mereka. Media sosial bisa juga dimanfaatkan sebagai sumber untuk mencari berbagai informasi kesehatan. Banyak platform digital yang mengembangkan teknologi kesehatan dan masyarakat bisa dengan mudah memanfaatkannya.

Dalam kesempatan tersebut, Dosen Manajemen Informasi Kesehatan Politeknik Negeri Jember Muhammad Yunus mengatakan, saat ini mengakses informasi kesehatan sangat mudah.

“Kita bisa mendapatkan informasi tentang kesehatan ataupun konsultasi dengan tenaga kesehatan meskipun dari rumah. Hanya bermodalkan gadget kita bisa memanfaatkan segala kemudahan itu melalui aplikasi-aplikasi kesehatan yang kita download,” ucap Yunus, dalam keterangan tertulis yang diterima Komite.id, Selasa (04/10/22).

Lebih lanjut, Yunus mengajak pengguna pengguna media sosial untuk lebih bijak dalam mencari informasi kesehatan agar tidak termakan informasi bohong.

“Saat pandemi kemarin misalnya, banyak sekali informasi yang menyesatkan sampai menyebabkan ketakutan pada masyarakat. Pastikan kita mendapat informasi dari situs resmi ataupun aplikasi kesehatan yang kredibel,” terangnya

Diketahui, kegiatan ini bertujuan untuk mendukung peningkatan skill masyarakat di media digital, peran masyarakat yang cakap akan dunia digital sangat penting, sehingga mampu tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi di tahun 2024.

Berdasarkan Penelitian We Are Social Hootsuite per Februari 2022 di indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital. Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan seperti webinar untuk meningkatkan kecakapan Digital Masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Head of Operations PT. Meraki Kreatif Bangsa Muhammad Mikail Karimov menjelaskan bahwa, kecakapan digital masyarakat dalam mengoptimalkan ruang digital juga bermanfaat bagi kesehatan digital.

“Kemajuan teknologi digital juga bisa kita manfaatkan untuk mengakses berbagai aplikasi kesehatan, seperti aplikasi penghitung langkah dan detak jantung. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan ruang digital untuk berolahraga di rumah sambil menonton konten influencer kesehatan,” katanya.

Mikail mengungkapkan, teknologi kesehatan saat ini sudah banyak diimplementasikan untuk kebutuhan dunia medis. “Saat ini kita bisa konsultasi secara virtual dari rumah tanpa harus pergi ke rumah sakit atau klinik. Selain itu teknologi kesehatan juga dikembangkan untuk blockchain, artificial Intelligence dan 3D Visual. Hal ini tentunya akan memudahkan tenaga kesehatan dalam mendiagnosis penyakit pasien,” ungkap Mikail.

Selanjutnya, Psikiater Dokter Ida Rochmawati memandang kesehatan masyarakat akan terganggu jika menggunakan ruang digital khususnya media sosial secara berlebihan. “Dampak kesehatan yang pertama adalah akan mengalami FOMO atau Fear Of Missing Out, yaitu dimana pengguna akan merasa tertinggal tentang berita dan tren yang sedang terjadi,” tutur Ida Rochmawati.

“Dampak selanjutnya adalah Nomophobia yaitu suatu kondisi dimana seseorang mengalami kecemasan berlebih ketika tidak bersama ponsel. Dampak lainnya yaitu bisa menyebabkan Autistik dan Egosentris”, jelas Dokter Ida.

Di akhir sesi penutupan materi, Dokter Ida memberikan tips agar kesehatan pengguna ruang digital tetap terjaga.

“Tips pertama yaitu Akui dan sadari kenapa kita bisa menjadi sangat tergantung terhadap media sosial. Setelah itu manajemen diri lebih baik lagi agar bisa membagi dalam bermain di ruang digital dan terakhir konsultasi ke profesional jika kita sudah berada dalam posisi ketergantungan,” tutupnya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini bertujuan untuk mendukung dan mendorong masyarakat memanfaatkan dunia digital sebagai sarana komunikasi dan interaksi yang aman, nyaman dan berbudaya. Untuk mengikuti kegiatan yang ini, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau https://literasidigital.id/