“Tetap utamakan budaya kita yang sopan santun dengan tidak kebablasan di ruang digital,”
Jakarta, Komite.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan kegiatan Webinar tentang “Pemanfaatan Internet dalam Penguatan Nilai Pancasila” Webinar ini dilaksanakan pada Senin, (10/10/2022) pukul 14.00-16.00 WIB dan diikuti oleh kelompok masyarakat dari berbagai komunitas Digital.
Pasalnya, implementasi dari budaya digital yaitu erat keterkaitannya dengan mengintegrasikan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam aktivitas bermedia sosial.
Hal tersebut juga berarti bahwa dengan menjadikan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pedoman kehidupan, setiap individu diharapkan mampu memiliki kemampuan dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan di ruang digital.
Andi Muslim Ketua Sub-Komisi Media Baru Lembaga Sensor Film Republik Indonesia, mengungkapkan perkembangan dunia digital telah memberikan banyak tantangan bagi budaya bangsa Indonesia.
“Jika ruang internet tidak digunakan dengan bijak, maka bisa menjadi panggung budaya asing. Jangan sampai wawasan kebangsaan kita mengabur di sana. Tetap utamakan budaya kita yang sopan santun dengan tidak kebablasan di ruang digital,” ucap Andi, dalam keterangan tertulis yang diterima Komite.id, Selasa (11/10).
Berdasarkan Penelitian We Are Social Hootsuite per Februari 2022 di indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital. Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan seperti webinar untuk meningkatkan kecakapan Digital Masyarakat.
Untuk itu, Andi juga mengajak pengguna untuk menjadikan ruang digital sebagai sarana promosi budaya dan produk dalam negeri. “Keberagaman budaya bangsa kita membuat iri bangsa lain, karena itu kita harus bangga dengan mengutamakan menggunakan produk dalam negeri, ikut serta dalam promosi serta tidak mengkonsumsi berlebihan produk dan budaya asing,” jelasnya.
CEO Guru Youtuber Dirgantara Wicaksono mengajak pengguna ruang digital untuk mewaspadai konten pemecah belah bangsa. “Saat ini di media sosial banyak bertebaran informasi Hoaks, ujaran kebencian, mengandung unsur provokasi dan sara. Jika kita tidak teliti dalam menanggapi informasi tersebut bisa memecah belah kita antar sesama bangsa Indonesia,” ujar Dirgantara.
Lebih lanjut, Dirgantara membagikan tips bagi pengguna ruang digital dalam menanggapi konten dan informasi yang bisa memecah belah bangsa. “Hal pertama yang harus kita lakukan adalah dengan menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kehidupan kita di ruang media internet. Selanjutnya adalah saling toleransi antar sesama warga negara meskipun kita berbeda suku dan ras dan terakhir tidak mudah percaya dan mengecek kebenaran informasi ataupun berita yang diperoleh di media ruang internet,” papar Dirgantara.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Siberkreasi Indonesia Yosi Mokalu mengatakan saat ini diperlukan akses internet yang layak demi mewujudkan masyarakat yang cakap digital. “ Saat ini ada wilayah baru yang harus diperhatikan pemerintah yaitu wilayah Internet. Akses internet yang memadai serta harga yang bisa dijangkau oleh masyarakat harus disediakan demi mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang cakap digital,” ungkapnya.
Sehingga, Yossi pun menghimbau agar pengguna internet lebih memperhatikan etika demi mewujudkan ruang digital yang aman dan nyaman. “Etika menghindarkan kita dari informasi bohong yang bisa menjadi pemecah belah kita di ruang internet. Kedepankan etika seperti integritas, kejujuran, tanggung jawab serta kesadaran akan dampak dari sesuatu yang kita peroleh atau kita sebar di ruang internet,” tutur Yosi.