Menteri Komunikasi Singapura Jabarkan Tiga Cara Mendukung Arus Data Lintas Batas Negara

0
843
Tangkapan layar Minister for Communication and Information Singapore and Minister-in-charge of the Cyber Security Agency and Smart Nation Initiative Josephine Teo saat menyampaikan Ministerial Keynote di Websummit DataGovAI 2022, Hari kedua, Kamis (24/11/22). Dok. Komite.id/Firli

“Kerja sama akan menjadi kunci saat kita bersama-sama terus memelihara Ekonomi Digital yang dinamis dan tangguh..”

Jakarta, Komite.id – Minister for Communication and Information Singapore and Minister-in-charge of the Cyber Security Agency and Smart Nation Initiative, Josephine TeoMinister for Communication and Information Singapore and Minister-in-charge of the Cyber Security Agency and Smart Nation Initiative, Josephine Teo mengatakan bahwa dengan hadirnya situasi pandemi COVID-19, digitalisasi telah menyebar ke mana-mana. Ini telah menghasilkan sejumlah besar data, dan memberikan potensi luar biasa untuk inovasi data.

Berdasarkan Laporan Bank Dunia memperkirakan bahwa lalu lintas internet global pada tahun 2022 menjadi hampir lima zettabytes, atau sekitar satu triliun jam menonton film Netflix. Ini adalah peningkatan seribu kali lipat dibandingkan dengan dua puluh tahun yang lalu.

Pasalnya, data menjadi semakin diakui sebagai hal yang penting untuk pengambilan keputusan yang baik dan kesuksesan dalam bisnis. Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa data yang andal adalah kunci keberhasilan pembangunan suatu negara.

“Oleh karena itu, kami harus bekerja sama dengan mitra untuk memungkinkan arus data lintas batas yang lebih besar melalui interoperabilitas dan kepercayaan, sehingga kami dapat memacu pemulihan di tengah kondisi ekonomi makro yang menantang,” tutur Josephine Teo dalam Websummit DataGovAI 2022, hari kedua, Kamis (24/11/22).

Sebelumnya, pada dua bulan lalu, Menteri Kominfo Singapura juga sudah menginjakkan kaki di Bali untuk Pertemuan Menteri Ekonomi Digital G20 dengan membahas tentang mendukung bidang prioritas Indonesia seperti arus data lintas batas negara sebagai bagian dari Ketua Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20.

Menurut Josephine Teo, arus data lintas batas negara yang lebih besar akan memungkinkan bisnis kami yang semakin saling terhubung memanfaatkan teknologi berbasis data yang muncul seperti Kecerdasan Buatan dan menuai manfaat maksimal dari Ekonomi Digital.

Dalam paparannya, Menteri Kominfo Singapura ini menjabarkan tiga cara untuk mendukung arus data lintas batas. Pertama, memperjuangkan interoperabilitas melalui kemitraan. Kedua, memastikan integrasi aturan dengan kerangka kerja internasional. Ketiga, memperkuat kepercayaan pada data dan teknologi berbasis data.

Pertama, memperjuangkan interoperabilitas melalui kemitraan untuk menciptakan peluang bagi bisnis kami. Keluarga ASEAN telah berkolaborasi untuk menciptakan mekanisme transfer yang dapat dioperasikan yang memfasilitasi aliran data pribadi yang tepercaya. Misalnya, berkonsultasi dengan bisnis untuk mengembangkan Kerangka Kerja Manajemen Data ASEAN.

Selain itu, juga bersama-sama mengembangkan Klausul Kontrak Model untuk Arus Data Lintas Batas. Ini menyediakan template untuk memastikan praktik dan manajemen perlindungan data dasar tersedia. Hal ini memungkinkan bisnis untuk mengurangi sumber daya yang dihabiskan untuk negosiasi dan kepatuhan.

Singapura berharap dapat bekerja sama dengan semua rekan ASEAN, termasuk Indonesia, untuk mendorong lebih banyak bisnis kami memanfaatkan inisiatif ini untuk menangani transfer data antar perusahaan di negara-negara ASEAN dengan lancar. baru-baru ini mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.

Singapura juga telah memelopori Perjanjian Ekonomi Digital untuk memfasilitasi perdagangan digital tepercaya di mana Kementerian Kominfo Singapura mendukung interoperabilitas dan arus data lintas batas tepercaya. Singapura telah membuat perjanjian semacam itu dengan lima negara hingga saat ini.

Cara kedua, Kementerian Kominfo Singapura mempromosikan arus data lintas batas, adalah dengan secara aktif memastikan integrasi aturan dengan kerangka kerja internasional seperti melalui inisiatif pengembangan bersama dengan ekonomi Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), termasuk Indonesia. Contohnya termasuk APEC Cross Border Privacy Rules (CBPR) dan Privacy Recognition for Processors Systems.

Diketahui, sistem APEC ini adalah mekanisme sertifikasi internasional yang memfasilitasi transfer data lintas APEC dengan menyelaraskan standar untuk mengurangi hambatan arus data. Kami bekerja sama dengan mitra untuk menjadikan sistem CBPR global, dan Singapura adalah salah satu anggota pendiri Forum CBPR Global. Bisnis dapat memanfaatkan sertifikasi ini untuk memberi sinyal kepada pemangku kepentingan bahwa data mereka terlindungi dengan baik, dan untuk mentransfer data dengan lebih mudah ke seluruh dunia.

Cara ketiga adalah memperkuat kepercayaan pada data dan teknologi berbasis data. Menjamin pemangku kepentingan bahwa teknologinya aman dan ada proses untuk memastikan penanganan data yang bertanggung jawab akan mendorong pembagian data dan inovasi lebih lanjut.

Singapura berinvestasi dalam teknologi kepercayaan seperti Privacy Enhancing Technologies (PETs), yang akan memungkinkan bisnis memperoleh wawasan berharga tanpa mengungkap data pribadi yang mendasarinya.

“Saya meluncurkan Pusat Kepercayaan Digital nasional awal tahun ini, yang akan memimpin upaya penelitian dan pengembangan Singapura untuk teknologi kepercayaan, memungkinkan bisnis untuk bereksperimen dengan alat ini, dan membina bakat Litbang dalam kepercayaan digital,” imbuh Josephine Teo.

Pada kesempatan terakhir, Josephine Teo menuturkan bahwa, “Kerja sama akan menjadi kunci saat kita bersama-sama terus memelihara Ekonomi Digital yang dinamis dan tangguh. Saya berharap dapat membangun lebih banyak jembatan di ASEAN dan seluruh dunia untuk memanfaatkan potensi penuh dari data dan Ekonomi Digital,” tutupnya.