Tingkatkan Keamanan Digital, Blibli Jelaskan Tiga Tantangan Utamanya

0
1545
Tangkapan layar VP of Information Security Blibli – PT Global Digital Niaga Tbk. Rendra Perdana Satria, saat menyampaikan paparan materi dalam Diskusi Panelis di Websummit DataGovAI 2022, Hari kedua, Kamis (24/11/22)      

 “Ini yang harus kita atur bersama-sama di bawah payung hukum Undang-undang PDP, agar proses pemanfaatan data ini bisa berjalan dengan aman dan baik,”   

Jakarta, Komite.id – Sebagai e-Commerce pertama di Indonesia yang sudah disertifikasi berstandar ISO 27001:2013, Blibli terus berkembang dari bisnis B2C, berlanjut B2B, B2B2C, B2G sampai dengan omni channel. Yang tentunya membutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem. Belum lama ini, Saham pemilik PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli ini menguat 0,42 persen atau 2 poin menjadi Rp478.

Dalam hal ini, VP of Information Security Blibli Rendra Perdana Satria menjadi salah satu narasumber dalam Websummit DataGovAI 2022 sesi Panel Diskusi memaparkan materi yang membahas tentang “Securing Society”.

Terlepas dari banyaknya insiden ancaman kebocoran data, informasi keamanan menjadi penting dan perlu diperhatikan baik dari institusi pemerintah maupun perusahaan yang memanfaatkan data pribadi masyarakat.

Selain karena internet yang sudah menjadi jembatan infrastruktur ekonomi, kata Rendra, nyatanya internet juga telah menjadi suatu cara dalam bagaimana masyarakat beraktivitas.

Konsep Work from Home (WfH) juga tidak akan mungkin dilakukan tanpa adanya adopsi teknologi dan pemanfaatan terhadap internet. Dan hal ini, memaksa banyak sekali perusahaan untuk menaikkan tingkat kematangan dalam IT sistem.

“Dengan adanya IT yang semakin berkontribusi terhadap sebuah jalannya perusahaan, maka IT yang tadinya sebagai support system dan pelengkap kini mulai menjadi suatu hal yang strategis,” jelas Rendra Perdana Satria, dalam paparannya di Websummit DataGovAI 2022, Hari kedua, Kamis (24/11/22).

Rendra menjelaskan bahwa tantangan utama saat ini di dalam menggunakan internet yang pertama adalah Affordable Access to Internet. Saat ini internet dapat diakses dengan mudah dan murah dibarengi juga dengan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap keamanan informasi yang tidak seragam.

Kedua, Privacy Issues. Dalam hal ini tentu kita perlu pahami bahwa era transformasi digital data diibaratkan sebagai emas. Sehingga, tidak ada satupun perusahaan yang tidak menggunakan data secara strategis. Untuk itu, kerja sama dalam memanfaatkan data menjadi hal penting yang harus dilakukan antar entitas.

“Ini yang harus kita atur bersama-sama di bawah payung hukum Undang-undang PDP, agar proses pemanfaatan data ini bisa berjalan dengan aman dan baik,” jelasnya.

Ketiga, Globalization Increases Competition. Dengan hadirnya internet, platform teknologi yang sebelumnya hanya ada di suatu negara kini dapat dibawa dengan mudah ke negara lain.

Lebih jauh, Rendra menjelaskan bahwa Blibli telah banyak berkontribusi dalam menjaga keamanan data pelanggan, di antaranya berkontribusi dalam forum uji publik, diundang melakukan tinjauan atas regulasi pemerintah serta berkonsultasi secara aktif dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).