Jakarta, Komite.id – Pada Websummit DataSecurAi 2023, hari kedua (Kamis, 09/03/23), Rektor Universitas Pertahanan (UNHAN) RI Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian memberikan Keynote Speech dengan membahas tentang “Protecting Privacy Data & Regional Information Infrastructure”.
Pada dasarnya, era digital revolusi industri 4.0 dan society 5.0 memungkinkan semua device bahkan sampai kendaraan terhubung dalam satu sistem yang dinamakan Internet of Thing. Namun, dalam dunia militer, disebut sebagai Internet of Military Thing yang mana seluruh persenjataan atau alat utama sistem senjata terhubung ke dalam sesuatu jaringan militer yang dapat di pantau dari sistem kendali.
Seiring dengan perkembangan teknologi, ancaman kejahatan siber juga semakin meningkat. Salah satu dampaknya dari kejahatan siber adalah bocornya data pribadi masyarakat umum. Selain itu, hal yang lebih buruk dapat terjadi ketika sistem juga memungkinkan dikendalikan oleh hacker-hacker yang tidak bertanggung jawab.
Terlebih, adopsi teknologi dan penggunaan internet serta telepon seluler telah berkembang sangat pesat. Hingga kini, pengguna mobile phone mencapai sekitar 5,4 miliar sementara pengguna internet telah mencapai 5,1 miliar.
Saat ini, penggunaan internet dan mobile phone didominasi oleh berbagai aplikasi media sosial yang penggunanya telah mencapai lebih dari 4,7 miliar atau sekitar 59% dari populasi dunia.
Disampaikan Rektor Unhan RI, bahwa di indonesia sendiri dari jumlah populasi masyarakat kita yang saat ini lebih dari 276 juta, tercatat bahwa pengguna ponsel mencapai lebih dari 353 juta dan pengguna internet lebih dari 212 juta penduduk. Diantara jumlah penduduk indonesia terdapat sekitar 167 juta pengguna media sosialatau lebih dari 60%.
Saat ini, maraknya penggunaan internet dan media sosial menyebabkan munculnya aspek ancaman kejahatan siber yang dapat sangat membahayakan, tidak hanya bagi masyarakat secara individual tetapi juga bagi pertahanan dan keamanan suatu negara.
“Oleh sebab itu, ancaman tersebut harus diantisipasi dengan cermat demi menjaga keselamatan bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI),” kata Laksdya TNI Amarulla Octavian.
Menurutnya, kejahatan siber harus dapat dicegah untuk mewujudkan keamanan siber (cyber safety) di tanah air, khususnya dalam menjamin adanya perlindungan yang mumpuni untuk informasi-informasi penting yang kita miliki dari berbagai macam kejahatan siber yang mungkin terjadi.
“Untuk itu, peranan keamanan siber menjadi sangat penting dan sentral,” lanjutnya.
Pada dasarnya, Cybersecurity tidak terlepas dari aspek-aspek keamanan siber lainnya seperti information security, application security, network security dan internet security.
“Semua aspek keamanan siber tersebut harus dioptimalkan untuk menjamin proteksi yang maksimal terhadap segala bentuk kejahatan atau serangan siber yang mungkin terjadi,” Ungkap Rektor Unhan Laksdya TNI Amarulla.
Berbicara information security, ada beberapa variabel penting yang harus diperhatikan, yaitu confidentiality, availability dan integrity. Pada confidentiality merupakan proses untuk mengamankan dan memastikan bahwa hanya individu saja yang berhak dapat mengakses informasi tertentu. Availability adalah suatu kondisi dimana data dapat diakses setiap saat dan tersedia secara utuh. Sedangkan Integrity merupakan jaminan terhadap semua data tersedia dalam keadaan utuh dan lengkap serta tidak dapat dirubah oleh yang tidak berhak.
Laksdya TNI Amarulla Octavian mengatakan, dari ketiga variabel tersebut, harus dapat dijamin ketersediaannya agar cybersecurity yang sesungguhnya dapat direalisasikan.
Terkait hal tersebut, Universitas Pertahanan Republik Indonesia mendalami aspek Information Security. Dikatakan Laksdya TNI Amarulla, UNHAN mendalaminya secara intensif terutama yang terkait dengan Keamanan Informasi yang merupakan bagian dari informasi sensitif ataupun rahasia negara.
Sehingga, di era IoT dan Society 5.0 saat ini, kedaulatan data dan keamanan di ruang siber merupakan bagian integral dari kedaulatan bangsa Indonesia yang tidak bisa dikompromokan.
Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, Charge d’Affaires Republik Tiongkok untuk Indonesia Zhou Kan, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Angela Herliani Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian RI Taufik Bawazier, Director of Courier & Logistic Business PT. POS Indonesia Siti Choiriana, Rektor Universitas Pertahanan (UNHAN) RI Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Komunikasi BSSN Brigjen TNI Ferdinand Mahulette, Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 Dave Akbarshah Fikarno, dan Duta Besar Indonesia untuk Serbia (2010-2014) Semuel Samson sebagai moderator beserta MC Angela Shirley.