Jakarta, Komite.id – Di tengah kekhawatiran dunia terhadap dampak kecerdasan buatan atau AI pada era ini, sepertinya telah mulai berdampak pada tenaga kerja. IBM (International Business Machines) adalah sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang namanya terkenal di seluruh dunia dengan produksi serta menjual perangkat keras dan perangkat lunak komputer ini akan mulai mempekerjakan AI sebagai tenaga pada masa yang akan datang.
AI (Artificial Intelligence) merupakan tiruan kecerdasan manusia yang di visualisasikan melalui robot atau mesin. Adanya kecerdasan buatan memang dianggap akan membantu pekerjaan manusia menjadi lebih mudah, tapi pada kenyataannya juga akan merebut posisi manusia dalam beberapa lapangan pekerjaan.
CEO IBM Arvind Krishna mengonfirmasi dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, bahwa perusahaan akan menghentikan perekrutan untuk bagian back office dan mempekerjakan AI pada 7.800 posisi pekerjaan seiring dengan berjalannya waktu.
“Saya dapat dengan mudah melihat 30% dari posisi tersebut akan digantikan oleh AI secara otomatisasi dalam lima tahun. Kata Krishna.
Pemberdayaan AI tersebut akan berdampak terutama pada peran yang tidak berhubungan langsung dengan manusia atau back office, seperti sumber daya manusia (SDM). Peran ini berjumlah sekitar 26.000 pekerja. Namun, beberapa fungsi SDM, seperti mengevaluasi komposisi dan produktivitas tenaga kerja, mungkin tidak akan tergantikan selama dekade berikutnya, tambahnya.
Berdasarkan ungkapan tersebut, tidak lama lagi AI akan mengambil alih pekerjaan manusia dan seiring berjalannya waktu manusia perlahan akan kehilangan lapangan pekerjaannya.
Dalam kasus IBM ini, akan ada sekitar 7.800 posisi yang nantinya akan dikerjakan oleh AI. Sementara para karyawan asli dengan posisi mereka saat ini tidak akan dipecat, kata juru bicara IBM.
Sebelumnya Bloomberg juga melaporkan bahwa perusahaan yang mempekerjakan sekitar 260.000 orang ini telah mengumumkan PHK awal tahun, sebesar 1,5% dari tenaga kerjanya.
Sementara itu, seperti yang kita ketahui bahwa, sepanjang tahun ini, PHK juga telah melanda banyak industri teknologi, dengan puluhan ribu karyawan dipecat dari perusahaan raksasa seperti Meta, Amazon, Twitter, dan Microsoft. Sementara itu Roku, Disney, dan Electronic Arts (EA) juga berencana akan melakukan hal yang sama dalam sisa tahun 2023 ini.
Beberapa dekade kebelakang, para ilmuan serta peneliti yang bekerja sama dengan system AI memang telah meramalkan tentang potensi teknologi yang akan menggantikan pekerjaan manusia. Salah satu contoh nyata adalah Peluncuran ChatGPT pada November 2022 yang cukup menambah kekhawatiran.
AI telah menangkap imajinasi publik karena kemampuannya mengotomatiskan layanan pelanggan, menulis teks, serta menghasilkan kode. Tak Banyak peneliti yang khawatir tentang potensi kecedasan buatan ini yang akan mempengaruhi dan mengganggu prospek tenaga kerja.
Dengan begitu, rencana CEO IBM ini menjadi salah satu strategi tenaga kerja terbesar yang menandai perkembangan teknologi yang pesat.