Jakarta, Komite.id – Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) melakukan audiensi dengan Presiden Republik Indonesia (RI), Ir Joko Widodo, di Istana Negara, Senin (15/05).
Dalam pertemuan tersebut, Presiden RI menerima 80 pengurus dan Dewan PSMTI baik di Tingkat Pusat maupun Provinsi.
PSMTI mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden Jokowi atas pencapaian yang telah dilakukan sehingga ekonomi Indonesia bisa tumbuh dengan baik meskipun ada pandemi.
Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta mengatakan bahwa pada pertemuan ini, pihaknya datang ke Istana Negara untuk memperkenalkan diri serta berencana mengundang Presiden Jokowi untuk menghadiri Hari Ulang Tahun PSMTI yang ke-25 pada bulan September mendatang.
“Kami mengundang pak Jokowi untuk hadir di acara HUT ke-25 kami (PSMTI),” kata Wilianto Tanta.
PSMTI merupakan paguyuban yang menaungi setidaknya 100 Marga Tionghoa di Indonesia dengan perkiraan jumlah suku Tionghoa Indonesia mencapai 20 juta jiwa. Sejak berdiri 28 September 1998, PSMTI sebagai organisasi yang berkegiatan Sosial, Budaya, Kemasyarakatan serta Pendidikan.
Presiden Joko Widodo juga mengapresiasi kehadiran rombongan PSMTI. “Biasanya, audiensi itu 3-4 orang, ini 80 orang, rame-rame namanya,” ucap Presiden Jokowi.
Dalam pengarahannya, Presiden Jokowi menyampaikan rasa kagumnya terhadap PSMTI.
“Selama ini saya sudah mendengar, terutama saat pandemi, saya tahu dan mendengar, Bapak Ibu mengumpulkan dan membagikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Negara kita perlu kegiatan sosial semacam ini, penyetaraan dan pembauran,” tutur Presiden Joko Widodo.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi berpesan untuk PSMTI agar dapat mencari pemimpin yang kuat dan mampu untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan pemerintah selama ini.
“Kita punya kebiasaan mengulang. Saat ini sudah sampai SMA, saat ganti pemimpin kembali ke TK, jadi kapan sampainya,” ujar Presiden Jokowi.
Selama dua periode Presiden Jokowi menjabat, gambaran kondisi perekonomian Indonesia cukup baik dan bertahan menghadapi berbagai krisis multi-dimensi dari Covid-19, Polarisasi Global China AS, Perang Ukraina Rusia dengan Proxy Nato & AS menyebabkan krisis pangan, energi dan inflasi tinggi sebanyak dua digit di berbagai negara di Eropa dan Amerika. Namun, Pertumbuhan GDP Indonesia 5.31% (2022) meningkat, di atas rata rata Global yang hanya 3.2% (2022) dan semakin terpuruk.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Rudi Rusdiah, peserta audiensi dan WKU Hubungan Organisasi Masyarakat, PSMTI Pusat bahwa Inflasi Indonesia 5.51% (2022) cukup baik, dibandingkan inflasi global 9.2 % (2022) menurut laporan Bank Indonesia (BI) dan banyak negara di Eropa dan AS yang sudah dua digit.
Indonesia mengalami bonus demografi peak nya 2030. Para pakar menyebutkan, selama 13 tahun ke depan adalah masa pertumbuhan bagi Indonesia untuk dapat keluar dari Middle income trap dan diprediksi akan menjadi negara besar. Namun tentu butuh perjuangan, persatuan dan kerja keras untuk dapat mencapai kesejahteraan dan meningkat menjadi negara besar dari middle income trap.
Sehingga masyarakat Indonesia perlu berhati-hati dan teliti dalam memilih pemimpin yang akan datang pada Pemilu 2024. Karena Pemimpin yang dipilih hasil Pemilu 2024 akan meneruskan perjuangan dan pembangunan Indonesia yang luar biasa di era Presiden Jokowi menjadi sebuah negara yang besar, sejahtera dan berdaya saing.
Menuju masa Pemilu 2024, nantinya akan banyak upaya post truth, politik identitas dan polarisasi yang mengadu domba serta memberi informasi yang tidak benar. Presiden Jokowi berpesan untuk tidak asal pilih dan percaya pada berita yang beredar, serta harus behati hati.
Di akhir acara, PSMTI juga berkesempatan menyerahkan piagam apresiasi kepada Presiden Joko Widodo. Turut mendampingi Presiden dalam audiensi tersebut yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno.