Penyediaan Kapasitas Satelit Melalui Satria-1 Untuk Mendukung Transformasi Digital

0
1147
Speaker Dr. Fadhilah Mathar, Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI KOMINFO, menyampaikan materi dalam Websummit Satu Data Indonesia 2023 dan eGov 2023 dengan tema ‘Interoperability, Collaborative, Connected & Trusted eGovernment & Public Services (SPBE)’ Kamis (06/07/2023)

Apa yang kita lakukan saat ini, tiar kita untuk menyelesaikan konektivitas itu merupakan salah satu langkah transformasi digital yang disampaikan oleh Presiden pada tanggal 3 Agustus 2020, yang pada saat itu diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena Covid-19 yang melanda Indonesia dan seluruh Dunia, sehingga Jokowi meminta untuk menjadikan pandemi covid ini sebagai momentum bagi kita untuk memperbaiki berbagai sendi-sendi yang bukan hanya perekonomiam tapi juga sendi-sendi Pendidikan digitalisasi di Indonesia.

Ada lima langkah transformasi digital atau lima pilar nasional yang sesuai dengan arahan Presiden pada  3 Agustus 2020 yaitu:

  1. Melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet di 12.500 desa atau kelurahan yang pada saat itu belum dijangkau sinyal 4G.
  2. Mempersiapkan roadmad transformasi digital di sektor-sektor strategis (sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri maupun penyiaran).
  3. Mempercepat integrasi pusat data nasional.
  4. Menyiapkan regulasi skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital secepat-cepatnya.
  5. Menyiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

Kominfo sendiri memfokuskan 4 Pilar Transformasi Digital kepada empat sektor, yaitu: Infrastruktur Digital, yang dimana nantinya BAKTI akan berperan cukup dominan; Pemerintah Digital; Ekonomi Digital; dan Masyarakat Digital. Adapun tiga fokus utama, yaitu:

  • Membangun dan mengembangkan infrastruktur TIK untuk pemerataan akses dan konektivitas broadband di seluruh wilayah Indonesia.
  • Mendorong transformasi digital pada sektor ekonomi dan pemerintahan serta mempersiapkan ekosistem digital dan SDM Talenta Digital.
  • Memperkuat pertahanan nasional dan stabilitas Polhukhankam melalui akses informasi dan komunikasi publik.

“Dalam rangka membangun dan mengembangkan infrastruktur TIK dan konektivitas broadband di seluruh Indonesia, pada tanggal 19 Juni 2023 lalu, kita sudah berhasil meluncurkan Satelit Republik Indonesia yang kita kenal dengan nama SATRIA.” Tutur Fadhilah Mathar selaku Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI Kominfo dalam event Satu Data Indonesia 2023 dan eGOV 2023, hari kedua, Kamis 6 Juli 2023.

Salah satu bentuk dukungan yang akan mengakselerasi SPBE adalah dengan kehadiran SATRIA. SATRIA-1 ini merupakan proyek kerja sama pemerintah dengan Badan Usaha atau Skema KPBU dengan metode pembayaran ketersediaan layanan pada masa konsesi selama 15 tahun. Kementerian Komunikasi dan Informatika (KEMKOMINFO) bertindak sebagai penanggung jawab proyek kerja sama dan mitra Kominfo yaitu Badan Usaha Penyelenggara (BUP) adalah PT. Satelit Nusantara 3 yang membanggakan bahwa PT. SNT ini adalah konsorsium yang beranggotakan perusahaan-perusahaan dalam negeri, salah satunya PSN yang merupakan perusahaan Satelit pertama di Indonesia dan telah memiliki pengalaman sebagai operator satelit untuk wilayah Indonesia dan Asia selama 32 tahun.

“saya perlu memberikan sedikit background, ketika pemerintah memutuskan untuk menyediakan kapasitas internet melalui satelit pada tahun 2017 lalu, kondisi pada saat itu adalah Indonesia berada pada peringkat 111 dalam indeks ICT Development yang di keluarkan oleh ITU (Internasional Telecommunications Union), kita berada di bawah Singapura yang pada saat itu berada pada peringkat 18, Brunei 53, Malaysia 63, Thailand 78, dan kita sedikit lebih baik daripada Timor Leste yang berada pada peringkat 122.” Jelas Fadhilah.

 

Pegelaran teknologi teresterial seperti fiber optik untuk memenuhi bandwidth untuk wilayah terdepan, terluar, tertinggal (3T) dan lokasi-lokasi layanan publik lainnya. Dan ada kalanya untuk negara kepulauan dengan lebih dari tujuh belas ribu pulau seperti di Indonesia itu tidak visibel terutama dari sisi teknis, waktu dan biaya.

Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI Kominfo tersebut menambahkan bahwa “Pada tahun 2015 sampai pada tahun 2018, kami melakukan berbagai kajian terhadap kebutuhan kapasitas Satelit dan hasilnya antara lain memetakan serta mengidentifikasikan jumlah premis dan pengguna serta kapasitas bandwidth yang diperlukan untuk dipenuhi melalui Satelit sebagai komplementer dari fiber optik.

Seperti yang diketahui, Kelebihan dari Satelit dibandingkan dengan kemampuannya yang tentu tidak sebaik dengan fiber optik tetapi dalam aspek kecepatan dan biaya Satelit lebih affordable ketika menjangkau daerah yang sangat terpencil dan terisolasi sehingga tidak visibel diselesaikan dengan pendektan teresterial.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa saat ini SATRIA-1 merupakan Satelit internet dengan kapasitas terbesar di Asia yang mulai dibangun pada 3 September 2020 yang memiliki kapasitas sebesar 150 GBPS dengan teknologi High Throughput Satellite. Juga SATRIA memiliki 11 stasiun bumi atau gateway yang mengcover seluruh Indonesia yang saat ini berlokasi di Cikarang, Batam, Bandarmasin, Pontianak, Tarakan, Kupang, Manado, Ambon dan Manokwari serta diwilayah Timika dan Jayapura. Nantinya akan mencangkup seluruh Indonesia karena berbeda dengan Palapa Ring atau proyek BTS yang pendekatannya adalah regional.

“Untuk penyediaan kapasitas SATRIA ini adalah kita fokuskan di lokasi-lokasi layanan publik yang pada saat kami analisa pada saat itu belum memiliki layanan internet atau sudah memiliki tapi dengan kemampuan yang sangat-sangat buruk atau rendah.” Pungkas Fadhillah.

Gateway Cikarang akan menjadi lokasi dan stasiun pusat pengendali Satelit primer dan sekaligus sebagai NOC-nya. Saat ini SATRIA telah berhasil diluncurkan dan dalam proses menuju orbitnya di 146 bujur timur yang ada di atas Papua.

“dan kami harapkan sekitar di bulan November itu sudah bisa kita mulai dengan end to end test dan juga pengecekan untuk memastikan bahwa SATRIA-1 dapat memberikan layanan ke seluruh Indonesia.”

Di samping itu, tanpa menunggu SATRIA meluncur, BAKTI juga telah menyediakan akses internet di 2.913 layanan publik di desa-desa termasuk di wilayah perbatasan yang lokasinya dianalisa dari  Peraturan Presiden No. 118 Tahun 2022 dan juga dari Peraturan BNPP No. 2 Tahun 2023.

“Saat ini, kami juga sudah melakukan validasi untuk usulan-usulan data lokasi pembangunan ground segmen untuk SATRIA-1, termasuk kami sudah menerima usulan dari Kemenkes, dalam waktu singkat setelah kami melakukan validasi terhadap usulan tersebut, kami akan memberikan respon apakah lokasi-lokasi yang diusulkan akan dibangun di tahun 2023 atau di tahun 2024.” Tutupnya.