ATSI : Demo OTT lokal Disela Demo Jalan Sektor Transportasi

0
3072

Jakarta, KomIT – Ditengah maraknya demo dijalan oleh supir taksi dan metromini menyerukan agar aplikasi dari beberapa pemain Over The Top (OTT) disektor transportasi umum diblokir beberapa waktu yang lalu dan Selasa depan, maka para operator seluler dibawah naungan ATSI ( Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia) beserta tiga pemain OTT nasional juga melakukan demo dan deklarasi 3 aplikasi nasional yang sifatnya sangat bertolak belakang, tentunya jika dilakukan konsisten akan mendisrupsi tatanan OTT skala Nasional, Social Media Regional bahkan Global.

Demo pertama dikoordinasikan oleh dominant player dan ribuan supir disektor transportasi publik dijalanan dan istana minta agar pemerintah memblokir aplikasi Internet disektor transportasi publik, namun demo yang diliput Komite.id kali ini sangat kreatif dan damai oleh operator ponsel seluler dibawah ATSI dan malah pembuat aplikasi justru sifatnya positif dan mendorong pemain lokal agar dapat berkiprah diajang global. Dua langkah yang sangat kontras, bertolak belakang dan berdampak luas didunia digital Indonesia bahkan dunia.

Komite.id meliput acara demo yang cukup heboh dan marak digedung Telkomsel yang masih gress dibangun di Jalan Gatot Subroto ini dihadiri dari Chief RA atau dikenal dengan Menteri Kominfo Rudiantara tentu mewakili Pemerintah, lengkap dengan Chief ATSI, Alex Rusli dan anggota lengkap ATSI seperti Indosat Ooredoo, Telkomsel, XL Axiata, SmartFren, Tri Indonesia fsn Yrlkom dll, bersama tiga OTT Nasional. Ketiga OTT Nasional yaitu Qlue (qlue.co.id), Catfiz (catfish.com) dan Sebangsa (sebangsa.com) yang akan di goreng oleh ATSI dari hanya startup inkubasi lokal melalui proses seleksi ketat yang dilakukan oleh ATSI, menjadi OTT kelas dunia, karena tentu ketiga OTT Nasional ini akan menjadi katalisator pengembangan industri kreatif berbasis pada teknologi digital, software as a Service dan Internet Apps, ujar Alex Rusli kepada Rudi Rusdiah editor Komite.id seusai ceremonial membuka acara ini.

Komite.id melihat demo akbar ini cukup kreatif dan disruptif karena jika benar benar di tindak lanjuti maka dengan sangat cepat OTT Nasional ini dapat memiliki customer base atau pelanggan sebanyak 160 juta ujar Chief RA dengan konfiden saat memberikan keynote speech. Sepertinya baru pertama kali ini ada kolaborasi antara OTT dan Operator Telco didunia yang biasanya selalu bertolak belakang dan merebutkan monetizing dari Internet usernya.

Sementara itu ujar Chief RA, “Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang paling aktif menggunakan berbagai produk digital baru. Sudah lama Indonesia dikenal sebagai ibukota sejumlah sosial media. Tidak heran jika semua OTT raksasa dunia berlomba lomba menguasai pasar RI, karena potensi pasar Indonesia sangat masif 250 juta penduduk dengan penetrasi ponsel sudah mencapai 300 juta. Nah fakta itu semestinya memang menjadi pengingat agar kita jangan hanya menjadi pengguna OTT asing , namun juga mampu menciptakan sendiri OTT yang akan akan digunakan oleh masyarakat sedunia. Saya yakin pasti bisa, ujar Rudiantara, karena teknologi digital pada dasarnya membuka kesempatan luas kepada setiap orang untuk bisa berkreasi.

Qlue berplatform sejenis sosial media menawarkan manfaat berupa saluran komunikasi yang efektif antara masyarakat dan pemerintah. Qlue telah dimanfaatkan oleh Pemda DKI Jakarta, dengan jumlah pengguna sekitar 250 ribu user.

Sebangsa, juga sosial media yang berbasis komunitas yang dimanfaatkan oleh 30 ribu pengguna dan Catfiz, yang sempat di wawancarai oleh Rudi seusai acara launching menyediakan platform komunikasi yang bisa dimanfaatkan oleh komunitas dan memiliki 30 ribu pengguna.

Catfiz lebih sebagai sarana pengirim pesan atau instant messaging yang diarahkan sebagai sosial media dan digital hub. Saat ini Catfiz telah berhasil mengantarkan 750 juta pesan per hari dan pesan Rudi kepada Mochammad Arfan Co founder dari PT DuniaCatfish Kreatif Media agar disrupsi nya lebih masif adalah memanfaatkan jumlah pemakai Blackberry Messanger (BBM) yang jumlahnya masih bilangan puluhan juta menurut survey Gfk dan Baidu Indonesia mengingat banyak aplikasi internet melupakan pangsa pasar dan loyal user dari BBM ini.

Menurut Rudi, yang juga wakil Ketua Mastel bidang Industri, bahwa strategi ini juga digunakan oleh Whatts apps ketika masih startup membuat aplikasi universal untuk semua platoform dari BBM, Androids, Windows dan IOS sehingga dengan cepat diadopsi oleh masyarakat internet Global sebanyak 3 miliar ketika BBM sendir terlambat membuat aplikasi universal agar bisa dipakai oleh semua platform OS Ponsel diatas. Saat ini jumlah pemakai sosial media Facebook sudah mencapai lebih dari 1.5 Miliar dan membeli banyak aplikasi seperti Instagram dan Whattsapps dan kenyataan ini yang harus diantisipasi oleh developer OTT nasional RI (rrusdiah@yahoo.com)