Jakarta, KomIT – Kemenristekdikti dan Australia bekerjasama dalam program ARISA (Applied Research and Innovation Systems in Agriculture) menggelar workshop kemitraan dalam rangka memperkuat jaringan antara lembaga penelitian dan industri di Indonesia. Tim ARISA diwakili Prof. Andy Hall, Dr. Andrew Ash, Archie Slamet, Lauren Xie dan Jennifer Kelly.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari roadmap kemitraan Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti dan CSIRO dalam Program ARISA. Workshop bertujuan sebagai capacity building Monitoring dan Evaluation Learning (MEL) serta sharing knowledge untuk pengembangan tools MEL sebagai piloting program di unit intermediasi Universitas.
Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe menyampaikan bahwa dengan melihat pernyataan ARISA yang mengukur dampak, terdapat sekitar 30% peningkatan pendapatan petani kecil di Jawa Timur, NTT dan NTB pada akhir 2018. Pernyataan ini tidak hanya diungkapkan tetapi dengan beberapa perhitungan tentang bagaimana penentuan besaran dampak serta keberlanjutan terhadap program yang telah rampung.
Workshop selama dua hari tersebut dilanjutkan dengan pertemuan mengenai pemahaman tentang pengembangan MEL. Dalam perkembangan diskusi penguatan manajemen unit intermediasi dengan case study Universitas Jember, dijabarkan bahwa penguatan fungsi manajemen intermediasi dapat dilakukan melalui pengembangan roadmap yang menekankan pada prioritas kerjasama dengan sektor swasta untuk kepentingan nasional dan masyarakat, proaktif dalam melakukan dialog dengan universitas, perusahaan memanfaatkan teknologi dari universitas, serta peneliti mengembangkan kreativitasnya. (red)