Di ajang Indonesian Smart City Summit 2017 yang digelar 22-23 Mei 2017 di Makassar bertemakan Gerakan Menuju 100 Smart City, Lintasarta sebagai pemain utama untuk solusi layanan ICT (Information & Communication Technology) menawarkan beragam solusi Smart City dalam mendukung kemajuan dan percepatan instansi pemerintahan di tingkat nasional.
Lintasarta Smartcity Solution adalah solusi platform yang bisa mengintegrasikan berbagai aplikasi. Lintasrta bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi seperti ITB, UGM dan lainnya untuk mengembangkan berbagai aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing. Dengan platform terintegrasi ini, pemda tidak perlu membangun aplikasi sendiri-sendiri, seperti penyediaan server, perangkat, maupun SDM karena investasi di bidang teknologi berbiaya besar.
“Kita mengajak seluruh Pemda di Indonesia untuk kolaborasi. Lintasarta berkomitmen penuh untuk membangun infrastruktur telekomunikasi agar bisa dimanfaatkan oleh pemakai teknologi. Sehingga mereka tidak perlu investasi yang mahal. Dengan kata lain, konsep sharing dan mereka membayar sesuai dengan yang mereka pakai sehingga lebih efesien 50-60%,” kata Arya N. Somali, Direktur Jasa Teknologi Informasi Lintasarta di Makassar, Senin (22/5).
Dikatakan, banyak aplikasi smart city yang memberi kemudahan bagi warganya. Seperti misalnya aplikasi pelayanan dan laporan masyarakat, Command Center, Social media monitoring dan aplikasi lain yang dbangun atau dibutuhkan sesuai dengan keunikan atau budaya dari kota itu sendiri sehingga tidak terjadinya duplikasi. “Saat ini Pemda/Pemkot/Pemkab sedang menyusun roadmap Smart City termasuk memperbaiki tata kelola internal sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyrakat. Selain itu, tengah persiapan anggaran TI tahun 2018,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan Arya Somali, bahwa untuk menyukseskan smart city menjadi smart nation dibutuhan leadership yang cukup kuat dari kepala daerah setempat untuk membangun roadmap/blue print konsep Smart City. Selain itu membangun ekosistem dengan merangkul semua talenta di setiap daerah sehingga menghasilkan kreativitas berupa aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk Pemda setempat dan tidak tertutup kemungkinan juga digunakan oleh wilayah lain.
Seperti diketahui, Gerakan menuju 100 Smart City ini merupakan gagasan bersama dari Kementerian Kominfo , Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kantor Staf Kepresidenan, para akademisi dan lain-lain. Kementerian Kominfo mencanangkan gerakan menuju 100 kota pintar (smart city) dengan membentuk 25 kota pintar di 25 kabupaten/kota. Selanjutnya, 75 kota pintar lagi ditargetkan akan segera terbentuk sehingga menjadi 100 kota pintar pada 2019. (red)