Jakarta, KomIT – Indosat Ooredoo melepas para relawan peserta Digital Homestay 2017 ke lima daerah terpencil, sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility perusahaan khususnya pilar pendidikan, bekerja sama dengan program Pengajar Muda dari Indonesia Mengajar.
Permasalahan pendidikan yang masih belum merata masih menjadi sorotan banyak pihak. Hal ini dikarenakan setiap anak Indonesia memiliki hak pendidikan yang setara. Sebagai perusahaan yang peduli dengan pendidikan dan masa depan generasi muda Indonesia dan sebagai program internal engagement, Indosat Ooredoo ingin memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengetahui kondisi mendidikan di daerah dan berinteraksi langsung dengan masyarakat serta melaksanakan kegiatan dalam upaya memajukan pendidikan di daerah terpencil. Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua setelah sebelumnya dilaksanakan tahun lalu.
Para karyawan yang menjadi relawan program ini akan dikirim ke Aceh Utara, Natuna (Kepulauan Riau), Nunukan (Kalimantan Utara), Banggai (Sulawesi Tengah), dan Pegunungan Bintang (Papua). Selama satu minggu mereka akan tinggal di rumah masyarakat kemudian berinteraksi bersama warga dengan beragam aktivitas yang mendukung program Pengajar Muda.
”Setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama akan pendidikan, terlepas dari lokasi mana mereka berada, karena pendidikan merupakan salah satu kunci masa depan Indonesia. Indosat Ooredoo memiliki komitmen untuk secara aktif memajukan pendidikan di negara ini, dan program Digital Homestay ini merupakan bagian dari perwujudan komitmen tersebut, khususnya pendidikan untuk wilayah terpencil di tanah air,” ujar Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo.
Sembilan karyawan yang mengikuti program Digital Homestay tahun ini akan berangkat ke lokasi masing-masing pada 29 Juli 2017. Para relawan telah melalui proses pembekalan yang meliputi persiapan keberangkatan, pengenalan daerah, kegiatan selama di daerah, panduan keamanan dan keselamatan, persiapan pengajaran, teknis pengajaran, struktur pengajaran, metode penyampaian materi, tips manajemen kelas, dan percobaan praktek mengajar.
Setelah para relawan kembali ke Jakarta, akan dilakukan sesi refleksi sebagai penutup dari rangkaian kegiatan ini. Di sesi ini para relawan akan membagikan pengalaman dan inspirasi yang mereka dapatkan, sebagai bekal program ini selanjutnya dan pondasi kegiatan pendidikan Indosat Ooredoo pada umumnya. Kemudian di bulan November 2017 Indosat Ooredoo akan kembali memberangkatkan relawan dalam bagian kedua program Digital Homestay 2017, ke lokasi yang akan ditentukan kemudian. Para relawan di bagian kedua ini terdiri dari para Chief dan anggota Dewan Direksi, yang juga sudah melalui tahapan seleksi.
”Memberikan teladan merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia, dan kami di Indosat Ooredoo mendorong para pimpinan perusahaan ini untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini,” imbuh Deva. ”Harapan Indosat Ooredoo dari pelaksanaan kegiatan ini adalah semakin tumbuhnya kepedulian terhadap sesama untuk mengokohkan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang sudah ditanamkan para pendiri Republik Indonesia.”
Pada tahun ini, program Homestay Karyawan yang dihadirkan kedua kalinya memiliki tema yang berbeda. Kali ini, mereka membawa tema Digital Iteration. Bukan karena di daerah pelosok berarti mereka tidak boleh mengerti soal digital. Mereka juga memiliki hak yang sama. Selain itu, untuk menjaring para relawan, pihak Indosat Ooredoo memiliki cara yang unik untuk memilih siapa yang berhak menjadi relawan. Caranya adalah dengan membuat sebuah vlog. “Kami menantang para calon relawan dengan membuat sebuah vlog. Kesembilan orang inilah yang terpilih karena vlog mereka yang unik,” lanjutnya. Di sisi lain, Ketua Yayasan Indonesia Mengajar Hikmat Hardono mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Indosat Ooredoo. “Kami sudah lama bekerja sama dengan Indosat Ooredoo. Kami mengapresiasi apa yang dilakulan Indosat Ooredoo terhadap pendidikan Indonesia,” ujar Hikmat. (red)