Hakteknas 2018: Riset & Inovasi Menuju Ekonomi Era Industri 4.0

0
2633

Pekanbaru, KomIte- Presiden RI ketiga B.J Habibie yang menjadi keynote speaker pada kegiatan Ilmiah Nasional dengan tema “Riset dan Inovasi Menuju Ekonomi Era Industri 4.0” di Grand Hotel Labersa, Riau, Pekanbaru (9/8), menyampaikan perspektifnya berkenaan dengan strategi dan kebijakan pengembangan riset dan inovasi nasional ke depan.

Mantan Presiden Habibie mengatakan riset dan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga litbang harus sesuai dengan kebutuhan industri. Lebih jauh Habibie menerangkan bahwa kemampuan anak bangsa dalam penguasaan teknologi telah terkonfirmasi oleh keberhasilan penerbangan perdana pesawat N-250 Gatotkaca produksi di IPTN Bandung pada tanggal 10 Agustus 1995 dan dibuat anak bangsa.

B.J Habibie berpesan kepada pemuda untuk mengisi kemerdekaan Indonesia dengan kerja nyata yang inovatif. “N-250 adalah hadiah saya untuk ulang tahun Indonesia yang ke-50 waktu itu. Anak muda Indonesia sekarang harus lebih hebat dari Habibie, karena segala fasilitas untuk berinovasi saat ini sangat lengkap,” tuturnya.

Pemuda juga diharapkan bekerja sama membangun bangsa. “Kita konsolidasi, lebih kerja sama, bekerja sebagai satu tim, dari Sabang sampai Merauke, Kita arahkan kepada kebutuhan rakyat itu akan berkembang jikalau Kita mengembangkan dasar-dasar pemikiran dari ekonomi pasar Pancasila,” pungkasnya.

Sementara itu, Menristekdikti Mohamad Nasir mengajak peneliti dan perekayasa untuk mengembangkan kapasitas dalam menginisiasi, menerapkan dan mengembangkan fokus riset. Mereka juga dituntut lebih kreatif berinovasi sebagai kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0. dan memperkuat struktur industri nasional. Mereka juga diharapkan cermat memahami karakteristik arah transformasi struktur ekonomi Indonesia yang berpola agraris menuju industri berteknologi tinggi, hingga creative innovation. Menteri Nasir optimis bangsa Indonesia dapat mencapai kemandirian dan meningkatkan daya saing.

Nasir mengungkapkan tujuan utama penyelenggaraan Hakteknas adalah memperkenalkan inovasi anak bangsa kepada dunia. Inovator Indonesia telah menciptakan berbagai macam inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Menteri Nasir juga menghimbau para periset untuk menghasilkan lebih banyak inovasi. “Inovasi yang lahir dari riset adalah kunci menjadi negara pemenang. Oleh karena itu, sudah ada 10 roadmap penelitian yang menjadi fokus pemerintah, dalam rangka Making Indonesia 4.0,” ucapnya.

Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe selaku Ketua Umum Hakteknas ke-23 mengungkapkan ada tiga kegiatan ilmiah yang diselenggarakan hari ini, yaitu Sidang Paripurna DRN dan DRD dengan tema: “Membangun Ekosistem Pangan dan Energi Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0”, Forum Dekan Fakultas Teknik Indonesia dengan tema: “Kiprah Fakultas Teknik dalam Memasuki Revolusi Industri 4.0.” dan Rapat Kerja Nasional Bidang Riset Tahunan 2018. Kegiatan Ilmiah Nasional dan Internasional ini diisi dengan 84 kegiatan berupa workshop, simposium, seminar, sarasehan, temu tahunan, rapat paripurna tahunan, serta pertemuan asosiasi profesi/praktisi, dengan 45 kegiatan dilaksanakan di Riau dan 39 di luar Riau.

Serangkaian acara ini juga menjadi ajang penyampaian produk kebijakan, antara lain Perpres 106 Tahun 2017 tentang Kawasan Sains dan Teknologi dan Pedoman Maturitas Kawasan Sains dan Teknologi, oleh Menristekdikti kepada Pemda yang diwakili Sekda Riau; perguruan tinggi yang diwakili oleh Rektor Universitas Riau; dan dunia usaha yang diwakili oleh Direktur dan Kepala Kantor PT. Indosat Tbk; dan Perpres No. 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional Tahun 2017-2045, oleh Menristekdikti kepada Ketua DRN dan Kepala Balitbang Daerah.

Pada kesempatan ini dilaksanakan pula Penandatanganan Nota Kesepahaman berupa MoU Kemenristekdikti dengan BPS tentang Penyediaan, Pemanfaatan, Pengembangan Data dan Informasi Statistik dalam Bidang Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang ditandai dengan pembubuhan paraf oleh Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im dan Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah. Selain itu juga ada MoU Kemenristekdikti dengan BPOM tentang Percepatan Penelitian dan Pengembangan Sediaan Farmasi di Indonesia dan MoU Ristekdikti dengan Indosat Tbk tentang Kerjasama Penyediaan Fasilitas Telekomunikasi untuk Indonesia Research and Education Networks.

Ke depan, Indonesia menghadapi era industri 4.0, dimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin mengglobal, sehingga prioritas kebijakan pendidikan tinggi harus direformulasi secara cepat, tepat, dan relevan sesuai dengan tren perkembangan global. Kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang dituntut secara aktif beradaptasi, mampu menggagas dan inovatif dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan di era industri 4.0, khususnya dalam menopang penguatan struktur industri kita sebagaimana 10 strategi roadmap “Making Indonesia 4.0.” yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo

Program riset dan pengembangan sepatutnya diarahkan pada penciptaan teknologi-teknologi masa depan yang mendukung revolusi industri 4.0, yang bertujuan mempercepat hilirisasi dan komersialisasi hasil riset untuk memenuhi kebutuhan industri. Pemerintah juga mendorong kontribusi riset sektor privat dengan berbagai stimulus dan insentif, hingga anggaran riset pemerintah dan swasta secara proporsional.

Saat ini, Kemenristekdikti terus berupaya menata kebijakan yang menjadi bagian peta jalan (roadmap) pengembangan iptek dan inovasi nasional, antara lain meningkatkan tenaga terdidik, terampil dan berpendidikan tinggi; meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang; meningkatkan sumber daya litbang dan mutu pendidikan tinggi; meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan, serta meningkatkan inovasi bangsa.

Selanjutnya, Pemerintah secara bertahap akan meningkatkan jumlah anggaran penelitian dari 0,9 % hingga mencapai lebih dari 1% dari APBN. Pemerintah akan terus menata anggaran dan kinerja riset dan pengembangan yang terintegrasi dan bersinergi agar lembaga riset di kementerian dan lembaga tidak berjalan sendiri-sendiri. Pemerintah akan menata anggaran dan kinerja riset dan pengembangan yang terintegrasi dan bersinergi antar kementerian dan lembaga sehingga tidak berjalan sendiri-sendiri. Hal ini terangkum dalam Rencana Induk Riset Nasional Tahun 2017-2045 yang disusun untuk menyelaraskan kebutuhan riset jangka panjang dengan arah pembangunan nasional terkait ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kesempatan yang sama, Direktur Pusat Peragaan Iptek ( PP-IPTEK), M.Syachrial Annas Fasihu menyampaikan,bahwa demi menunjang Industri 4.0 Peran PP-Iptek sangat tepat untuk memperkenalkan sains kepada anak mulai usia dini ( PAUD, SD, SMP, SMA/SMK ), agar anak-anak lebih mudah memahami dan mencintai sains.

Lanjutnya “Di Indonesia saat ini kami, sudah memiliki 23 science center yang tersebar di 10 provinsi sejak tahun 2001 dan pada tahun 2018 ini akan diresmikan 2 science center lagi, yakni di provinsi Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat, dan apabila tidak ada hambatan science center di provinsi Riau akan resmi dibuka pada tahun 2019 mendatang”.tuturnya. (red)